Sider?
HR chingu.
••••••
Lisa membuang napas berat, ia menoleh pada Sehun yang masih menunduk di depan pintu mobil.
Ya, ia tidak mau keluar dari mobil.
Damn.
Ia tidak menyangka jika pria itu akan membawa nya pulang.
"Kenapa kau membawaku pulang?" tanya Lisa dengan nada kecewa.
Mata wanita itu berkaca-kaca.
Ia tidak memperdulikan Larisa yang menyuruh nya agar masuk kedalam rumah.
Lisa semakin menurunkan kaca-nya dan menarik baju pria itu agar menoleh pada nya.
"Hun..." panggil nya dengan suara yang mulai terdengar berat.
Ia menjadi kecewa.
Apakah Sehun membawanya pulang karena ia sudah membuat anak mereka terbunuh?
Ya Tuhan...
Bahkan Lisa saja tidak berniat ingin menghilangkan anak mereka.
"Hun..." panggil Lisa lagi.
Air matanya mulai berjatuhan.
Sehun membalikkan badannya lalu membuka pintu mobil.
Lisa menggeleng sebagai tanda penolakan membuat Sehun kembali merapatkan pintunya. Bahkan Sehun saja tidak benar-benar melihat wajah wanita itu.
Ia menahan tangan Sehun dan menyeka air matanya lalu mengeluarkan kepala nya sedikit dari jendela.
"Kenapa?" tanya nya dengan suara parau.
Sehun menghembuskan napas pelan lalu melirik Larisa dan Sean yang masih ada di teras.
Ia mulai menundukkan badannya lalu memasukkan kepala nya di jendela membuat Lisa memundurkan tubuhnya.
"Ini untuk kebaikanmu." Balas nya dengan suara bergetar.
Air mata Lisa mulai terjatuh kembali membuat Sehun memasukkan tangan nya lalu menyeka air mata wanita itu.
"Jangan menangis." Lanjut nya lagi.
Lisa menggeleng tak percaya.
"Kenapa?" tanyanya lagi. Ia merasa jawaban Sehun barusan benar-benar tak masuk akal.
Untuk kebaikan nya?
Omong kosong seperti apa itu?
Sehun menarik napas dalam lalu menarik kepala nya lalu membuat pintu mobil belakang.
Ia memberi isyarat pada Lisa untuk pindah ke belakang.
"Beri tahu aku, kenapa?!" tanya Lisa langsung.
Sehun memandang wajah wanita itu dalam gelap nya mobil. Ia kembali menyeka bulir bening yang berjatuhan dari wajah Lisa.
"Aku tak bisa menjagamu." Balas nya dan mengelus puncak kepala Lisa.
Ingin rasa nya Sehun menangis saat ini. Tetapi ia terlalu gengsi untuk melakukan itu.
Jadi ia hanya bisa menahan rasa pedih yang menyelimuti hati-nya saat ini.
Ia benar-benar berat melepaskan wanita yang di hadapannya ini.
"Jangan bohong padaku! Alasan konyol seperti apa itu?! Bilang saja kau ingin membuangku karena membuat anakmu terbu---"
"Hey!" sela Sehun dengan nada membentak.
Ia tak suka dengan apa yang Lisa pikirkan itu.
"K-kau jahat..." desis Lisa dan tertawa miris.
"Ini semua bukan seperti apa yang kau pikirkan." Ujar Sehun lagi mencoba mengontrol emosi-nya.
Tidak.
Ia tak marah pada Lisa.
Tetapi ia marah pada dirinya sendiri. Seharusnya ia tidak perlu meneruskan hubungan terlarang mereka.
"Lalu ap---"
"Kau adik kandungku."
Lisa mengerjapkan matanya berkali-kali.
"Ka----"
"Aku berani bersumpah! Kau adik kandungku! Seharusnya kita tak perlu menjalani hubungan seperti ini!" ucap Sehun dengan nada yang meninggi.
Ia kesal dan merasa lega bersamaan karena bisa memberitahu Lisa langsung.
"Kau bisa tanya pada Ibumu." Lanjutnya lagi.
Sehun bisa merasakan tangan Lisa yang bergetar mulai meraih tangan nya.
Wanita itu menuntun tangan Sehun menuju wajah nya.
"Aku tidak peduli." Balasnya pelan membuat mata Sehun melebar.
Mereka bisa mendengar Larisa dan Sean menyuruh mereka agar cepat keluar.
"Lice..."
"Please..."
Sehun menarik napas dalam lalu menggeleng.
"Aku juga sudah menerima perjodohan dengan Yoona."
PLAKK!
Sehun terdiam saat merasakan tamparan keras mendarat di pipi nya.
Lisa langsung keluar dari mobil dan mengumpat kesal.
"Damn!" umpatnya kesal lalu menendang ban mobil.
Sehun benar-benar brengsek pikirnya.
Apakah pria itu tidak melihat perjuangan nya yang ingin meninggalkan pendidikan nya karena ingin ikut bersama nya?
Larisa mendekat pada Lisa dan mencoba menenangkan putri-nya itu.
"I hate him, mom! I hate him!" kesal nya dan terus menendang ban mobil milik Sehun.
Sehun yang mendengar itu hanya bisa mematung.
Sial.
Hatinya terasa sakit saat ini.
••••••••••••
06.55 AM
Sepanjang malam Sehun terjaga.
Ya, ia berdiri di depan kamar Lisa dengan niat untuk mengetuk nya tetapi ia ragu.
Wanita itu membenci nya.
Kret...
Pintu kamar terbuka membuat Sehun memundurkan langkah nya.
Ya, Lisa baru saja bangun dan langsung menatap nya dengan tatapan yang benar-benar tak bisa Sehun tebak.
Entah benci, kesal, kecewa.
Sehun tak bisa menebaknya.
"Lice..."
Lisa menaikkan alis-nya sebelah seraya memegang perut nya yang terasa sakit. Mungkin karena ia banyak bergerak pikir nya.
"Perutmu sakit?" tanya Sehun yang melihat pergerakan tangan wanita itu.
"Apa pedulimu? Kau hanya saudara tiriku. Jadi jangan bertingkah seakan kau kekasihku." Ketus Lisa lalu membanting pintu nya kembali.
Sehun meninju udara kosong disana yang menunjukkan bahwa ia benar-benar kesal saat ini.
"Keparat!" umpatnya dan menendang pintu kamar Lisa dengan kesal.
Ia tak peduli jika Sean marah atau memukulnya.
Sehun hanya tak ingin wanita itu membenci nya.
Saudara tiri?
Hell.
Apakah semalam Sehun kurang jelas memberi tahu bahwa mereka saudara kandung?
Setidaknya jika memang mereka tak bia bersama bukan berarti mereka menjauh layaknya musuh.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
STEPBROTHER
Fiksi Penggemar"I hate him, mom!" - LM "Maaf ... ini semua salahku." - OSH