Happy Reading!
•••••
Sehun terpaku mendengar penuturan Lisa barusan.
Jantungnya berdetak lebih kencang.
Entah ia harus merespon seperti apa. Ia cukup syok mendengar itu.
Bagaimana caranya ia pergi tanpa melihat wanita itu menangis jika hatinya menjadi gelisah seperti ini?
"Lis..." panggilnya dan mulai mendekati Lisa.
Tetapi wanita itu kembali mundur dengan keadaan yang masih menangis.
Sehun menghela nafas pelan dan mengusap wajahnya.
Ia kembali mendekati Lisa dan meraih tangan wanita itu dengan lembut membuat Lisa tidak berontak.
Sehun memerhatikan wajah wanita itu baik-baik.
Benar-benar kacau.
Ia masih menangis membuat hati Sehun terasa sakit.
Sehun pikir dengan berkata seperti tadi Lisa akan membencinya.
"Kau jahat..." lirihnya pelan.
Sehun bungkam dan memeluk wanita itu.
"Maaf..."
Hanya itu yang bisa Sehun ucapkan. Ia mengelus punggung Lisa dengan lembut sedangkan Lisa terus memukul punggungnya dan melontarkan sumpah serapah padanya.
Sehun bisa mendengar suara langkah kaki ditangga. Dan tidak membutuhkan waktu cukup lama ia melihat Larisa berdiri didepan pintu dengan air wajah yang tidak bisa ditebak.
"Kau tidak perlu pergi. Daddy-mu hanya ingin menjodohkanmu." Ucap Larisa dengan nada lembut.
Ia melirik putrinya yang terus menangis di pelukan Sehun.
"Please..." gumam Lisa dengan suara parau.
Sehun menggeleng sebagai balasan untuk ucapan Larisa barusan.
Ia tidak ingin menikah dengan wanita lain. Kalaupun ia tidak bisa bersama Lisa, ia juga tidak tertarik dengan perjodohan itu meski Yoona bisa dibilang wanita yang benar-benar cantik.
Larisa menghela nafas pasrah.
"Lisa ... waktunya sudah habis. Biarkan dia pergi." Pinta Larisa tetapi Lisa hanya bergeming dan semakin mengeratkan pelukannya.
"Biarkan aku ikut dengannya, mom." Jawabnya dengan suara parau.
Sehun kembali melirik Larisa. Wanita itu menggeleng tidak percaya dan memilih pergi dari sana.
Ia menarik nafas dalam lalu melepaskan pelukannya.
"Lisa..."
Lisa menggeleng.
Apapun yang akan Sehun ucapkan, dia tidak setuju.