BAGIAN 2

651 13 1
                                    

-Tak semua orang sukses berawal dari kecintaanya terhadap sesuatu, kadang orang-orang yang merasa terdesak dengan keadaan menjadikan berfikir lebih selektif untuk mencapai kesuksesan dengan memanfaatkan keadaan-

_ _ _ _ _ _ _ _ _ _

-Triangle-

Bel istirahat sudah berbunyi sejak sepuluh menit yang lalu menyebabkan halaman SMA ANGKASA yang tadi sepi tiba-tiba riyuh ramai dan kelas yang tadinya ramai seketika sepi di tinggal penghuninya ke kantin.

Sama halnya di kelas dua belas IPA 4 yang hanya tersisa beberapa siswa siswi yang memilih untuk mengerjakan tugas Fisika dari Ibu Sabriani yang baru saja mengajar di kelas itu.

Siswi yang mengenakan pakaian olahraga itu berjalan sambil menyunggingkan senyum kepada siapa saja yang di lewatinya dan kini sudah berdiri tepat di depan kelas dua belas IPA 4. Tanpa malu ataupun sungkan dia masuk kedalam kelas itu, mengarahkan pandangannya keseluruh penjuru kelas mencari seseorang. Karna tak menemui sosok yang di carinya akhirnya dia memutuskan bertanya pada seorang siswa yang sedang duduk di bangku depan di ujung pintu sambil bersandar di tembok dengan buku menutupi wajahnya. Persis posisi orang yang sedang tertidur.

"Sekolah tuh buat belajar, lo malah tidur." Suara pukulan di atas meja oleh siswi itu membuat seseorang yang sedang tidur seketika terbangun. Siswa itu lantas meraih buku yang menutupi wajahnya lalu meletakkannya di atas meja.

"Ehk kenapa, Fa?" Tanyanya kepada Afifa yang berdiri di depan meja tempatnya duduk.

"Gue cari Wiya, kemana sih dia?" Tanya Afifa to the point.

"Oh Wiya nya lagi keluar tadi." Siswa itu berdiri lalu berjalan menghampiri Afifa yang kini berjalan ke depan pintu. "Kayaknya ke aula." Kini siswa itu sudah berdiri di samping Afifa. Untunglah poster badan Afifa yang bisa di kategorikan tinggi itu bisa mengimbangi siswa di sampingnya sehingga dia tidak perlu mendongak saat berbicara padanya.

"Enggak cuma nyari sih." Afifa bersiap membalikkan badannya berniat menyusul Wiya yang katanya ada di aula. "Lo gak ke kantin?" Tanya Afifa kembali sebelum benar-benar beranjak pergi. Siswa itu cuma menggeleng menandakan kata tidak lalu tersenyum. "Ya udah Yan, duluan yah." Afifa pamit pada Raiyan yang masih saja berdiri di tempatnya sambil terus menatap kepergian Afifa sebelum benar-benar hilang di koridor kelas dua belas.

🔼🔼🔼

Afifa berjalan menyusuri koridor menuju aula sambil terus menyunggingkan senyum kepada siapa saja yang dia temui, yah boleh dikata bahwa Afifa adalah tipe orang yang ramah makanya tak sedikit dari siswa siswi SMA ANGKASA yang mengenalnya karna selain cantik dia juga mudah berteman.

Dari jauh Afifa melihat dua orang siswa yang berjalan mendekatinya dari arah yang berlawanan. Siswa itu adalah Sabir dan Anfa. Afifa tidak terlalu akrab dengan Anfa hanya sekedar tahu kalo Anfa teman satu kelas Wiya satu kelas juga dengan Sabir. Sedangkan Sabir, Afifa mengenalnya dari Wiya yang merupakan teman baik dari sahabatnya itu. Meski tidak terlalu akrab tapi baik Afifa maupun Sabir selalu bertegur sapa jika tak sengaja bertemu di sekolah maupun di tempat lain.

"Hei, Fa. Mau kemana?" Sabir yang sudah sampai di tempat Afifa berdiri mulai menyapanya. Afifa tersenyum ke arah keduanya lalu menunjuk ke arah aula.

"Ke aula nyusul Wiya, kata Raiyan tadi Wiya kesana."

"Oh Wiya dia udah balik sejak tadi, bilangnya ada urusan lain." Kata Sabir.

DUA PILIHAN (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang