BAGIAN 11

233 7 0
                                    

-Jika ini mimpi izinkan aku untuk tidur lebih lama lagi. Aku masih ingin menatapnya kalo perlu aku ingin bersamanya-

_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _

-Triangle-

Senin pagi sebelum upacara bendera setiap siswa siswi SMA ANGKASA yang bertugas sebagai piket akan mengontrol kegiatan upacara agar berjalan lancar dan tepat waktu. Seperti yang di lakukan oleh Sabir yang saat ini mendapat giliran piket bersama Raiyan dan dua siswi lain dari kelasnya.

Dia sudah stand by di parkiran pagi-pagi sekali menanti kedatangan siswa siswi SMA ANGKASA jika ada yang datang ketika upacara sudah berjalan alias terlambat maka siapapun itu akan segera di seret ke halaman kecil di samping parkiran untuk selanjutnya di beri hukuman. Ya, begitulah peraturan di sekolah itu. Tapi hukuman yang wajar seperti membersihkan toilet, menyapu halaman, dan menyiram bunga di taman sekolahnya.

Masih tersisa sekitar dua puluh menit sebelum upacara di mulai dan dia masih siaga sebelum sebuah mobil Honda Jazz RT CVT warna merah yang dia ketahui betul siapa pemiliknya. Seorang pria keluar dari dalam mobil itu setelah memarkirkannya rapi. Tampaklah Faeyza dengan seragam sekolahnya yang tak pernah dia masukkan ke dalam celana, lengkap juga dengan ransel khas sekolah bertender di bahu sebelah kanannya.

Tapi bukan itu yang menjadi fokus Sabir melainkan seorang gadis yang juga turun dari kursi penumpang mobil Faeyza. Sabir sempat ragu dengan penglihatannya tapi setelah Faeyza dan gadis itu mulai berjalan melewatinya mata Sabir seketika membulat sempurna, dia menyingkir agar tidak terlihat oleh keduanya. Dan tunggu, mereka saling menggandeng, lebih tepatnya gadis itu menggandeng lengan Faeyza begitu akrab.

"Ayya." Serunya seraya memperhatikan kedua insan yang nampak mesra itu masuk kedalam lingkungan sekolah. Sabir masih tidak beranjak, pikirannya mengacu pada pertemuan pertamanya dengan Ayya kemarin dimana gadis itu menolak keras saat di tarik oleh Faeyza sedangkan baru saja yang di lihatnya adalah keduanya kembali akur dan sekarang justru tampil mesra. Dan satu lagi yang mengganjal adalah gadis itu mengenakan seragam sekolah sepertinya dan Faeyza.

"Bir."

Tepukan di bahu kiri Sabir menyadarkannya dari lamunan. Dan tidak sadar arlojinya sudah menunjukkan pukul 06:50 menit, itu artinya sepuluh menit lagi upacara bendera akan segera di mulai.

"Lo kenapa bengong, liatin siapa sih?" Tanya Raiyan celingak celinguk menjelajahi ke seluruh penjuru parkiran tapi tak menemukan satu petunjuk pun.

"Eh Yan, gimana aman?" Tanya Sabir mengalihkan pertanyaan Raiyan. Raiyan nampak kebingungan tapi sedetik kemudian langsung mengacungkan jempolnya di udara tanda semua baik-baik saja.

🔼🔼🔼

Kini Faeyza berjalan sendiri di koridor menuju kelasnya setelah berpisah dengan Ayya di ruang kepala sekolah yang akan mengurus kepindahannya di SMA ANGKASA. Dari kejauhan Faeyza dapat melihat sosok gadis yang ingin di temuinya pertama kali pagi itu sudah duduk manis di kursi panjang depan kelasnya dan begitu sibuk memainkan ponselnya.

Entah apa yang mempengaruhi pikiran Faeyza sejak kemarin saat mamanya menyebutkan nama gadis itu. Rasanya dia hanya ingin segera bertemu, mengucapkan terima kasih dan mungkin berteman? Entahlah itu bisa di pertimbangkan.

Flashback on

"Siapa yang bawa Faeyza balik, Ma?" Tanya Faeyza kepada mamanya setelah menyerahkan beberapa bulir obat di tangannya. Faeyza lalu memasukkan semua obat itu sekaligus ke dalam mulutnya lalu meneguk air dalam gelas dan barulah mamanya angkat bicara.

DUA PILIHAN (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang