BAGIAN 6

294 10 0
                                    

-Aku tahu kamu berbeda, itupulah yang membuatku yakin untuk semakin jatuh pada dirimu-

_ _ _ _ _ _ _ _ _ _

-Triangle-

Seminggu berlalu sejak keduanya di satukan dalam kelas yang sama tak kunjung membuat perseteruannya berakhir. Keduanya masih saja enggan saling menyapa meski beberapa kali tak sengaja berpapasan.

"Selamat pagi Faeyza makin hari makin cakep aja, jadi pengen di halalin." Gisel yang saat itu berdiri di ambang pintu menyambut kedatangan Faeyza dengan tingkahnya yang kecentilan membuat sebagian siswi di kelas itu mendengus kesal ke arahnya. Sementara Faeyza tidak perlu di tanya tentu saja pria itu akan diam saja seperti biasa tidak menggubris segala macam godaan apalagi dari Gisel.

"Kenyang deh tuh Faeyza tiap hari sarapan gombalan recehnya Gisel." Melan yang saat itu duduk di bangkunya ikut menoleh ke arah Faeyza yang terlihat begitu tampan dengan seragamnya yang tidak di masukkan kedalam celana serta tas ransel yang hanya menggantung di bahu sebelah kanannya.

"Eh liat deh Fa, si Faeyza kalo di perhatiin cakep juga ya. Tapi tetep sih gak kalah cakep dari oppa-oppa korea ya gak?" Melan menoleh ke arah Afifa yang saat itu sibuk dengan ponselnya tanpa peduli dengan ocehan Melan.

Tapi karna Melan terus mengganggunya dan juga karna penasaran dengan berat hati akhirnya Afifa ikut menoleh ke belakang tempat Faeyza duduk dan tak sengaja kembali bertemu pandang untuk beberapa saat sebelum Afifa memilih membuang muka. "Cakep dari mananya, sok kegantengan gitu." Protes Afifa kepada dirinya sendiri, kemudian kembali sibuk dengan ponselnya.

"Faeyza, entar jam istirahat kita ke kantin bareng yuk. Gue traktir deh." Karna sebelumnya merasa di abaikan akhirnya Gisel kembali mencoba mendekati Faeyza tapi kini dengan cara menyogok.

"Iyuhhh, dasar kecentilan dia kira Faeyza mempan apa di sogok makanan kantin." Melan kembali mendengus melihat tingkah Gisel yang semakin menjadi-jadi. Di luar tingkah Gisel yang terlihat mengenegkan itu Faeyza sama sekali tidak menggubris.

Baginya Gisel adalah deretan orang kesekian yang selalu mencari perhatian di depannya sejak mengetahui kenyataan Pak Andres sang pemilik sekolah adalah ayahnya. Ya, bisa di bilang sebagian siswi berlomba-lomba mendekati Faeyza selain karna ketampanannya, juga karna ketajirannya sebagai anak pemilik sekolah elit seperti SMA ANGKASA.

Tapi entah kenapa sekali lagi Afifa tidak tahan untuk menoleh ke belakang dan pemandangan yang pertama kali di lihatnya adalah Faeyza tersenyum, tersenyum ke arahnya? Karna merasakan ada yang aneh membuatnya risih sendiri, Afifa pamit ke Melan untuk membeli minun di kantin. Afifa terus saja berjalan tanpa memperdulikan panggilan dari Melan dan tak sadar sepasang mata terus memperhatikannya sedari tadi.

Tak lama kepergian Afifa ke kantin Faeyza ikut keluar. "Gue izin ke toilet ya, Zak." Pamit Faeyza kepada Zaki selaku ketua kelas, dan buru-buru keluar sebelum guru masuk. Faeyza akan membolos hari ini, dia tidak mau bertemu dengan orang-orang yang selalu mengganggunya terlebih Gisel. Baru beberapa langkah keluar dari kelas bel masuk berbunyi.

🔼🔼🔼

Di kelas lain tepatnya kelas dua belas IPA 4 sedang kosong tidak ada tanda-tanda guru akan masuk mengajar. Hal itu di manfaatkan sebagian siswa siswi itu keluar seperti ke kantin atau ke perpustakaan seperti yang di lakukan Wiya yang kini sudah berjalan di koridor menuju perpustakaan.

DUA PILIHAN (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang