-Karna cinta yang sesungguhnya adalah yang ikhlas merelakan-
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
-Triangle-
Tidak terasa waktu berjalan sangat cepat. Para siswa siswi yang dulunya masih menyandang status sebagai siswa siswi baru perlahan beranjak menjadi senior dan sebentar lagi akan lulus lalu meninggalkan sekolah tempat mereka belajar hampir tiga tahun itu. Dan hari ini adalah hari terakhir pelaksaan ujian nasional serempak di seluruh Indonesia. Salah satunya di SMA Angkasa.Setelah ujian berakhir, sebagian dari mereka bahkan langsung meninggalkan sekolah setelah melewati ujian mata pelajaran terakhir. Mereka tentu tidak akan melewatkan kesempatan untuk merayakan terbebasnya mereka dari jeratan soal-soal ujian selama tiga hari itu.
Tapi, hal berbeda justru di lakukan oleh salah satu siswi teladan di SMA Angkasa yaitu Wiya. Bukannya langsung pulang dan menikmati waktu libur, gadis itu justru sedang sibuk bergulat dengan beberapa tumpukan buku di atas mejanya di saat sebagaian yang lain bahkan sudah enggan melihat benda itu.
Wiya sedang sibuk mencocokkan buku-buku itu dengan catatan kecil di tangannya. Setelah menghitung dengan benar dan merasa tidak ada yang tertinggal Wiya pun langsung mengangkat semua buku yang berjumlah tujuh buah itu di tangannya untuk di bawah ke perpustakaan. Wiya akan mengembalikan buku yang pinjamannya itu.
Buku paket yang rata-rata tebalnya sekitar tiga ratus lembar itu sebenarnya cukup berat untuk di bawah seorang Wiya yang bertubuh pendek dengan fisik yang tidak sekuat wonder woman. Apalagi jika harus di bawah menaiki tangga. Tapi apa boleh buat, dia tidak melihat seseorang yang bisa di mintai tolong, dan kalaupun ada belum tentu Wiya akan melakukannya.
Wiya mengeratkan pegangannya pada buku tersebut saat menginjakkan kaki di anak tangga terakhir, tapi siapa sangka hal tak terduga justru terjadi saat tak sengaja kaki Wiya tersandung membuatnya jatuh tersungkur dan buku-buku bawaannya pun terjatuh.
Seorang siswi kelas sebelas yang berada tidak jauh dari sana menghampiri Wiya dan membantu memungut bukunya. Sedangkan Wiya yang merasakan sakit pada bagian sikunya yang bergesekan dengan lantai masih betah terduduk.
"Kakak gak papa? Bisa bangun?" Tanya siswi kelas sebelas tersebut sambil berjongkok di hadapan Wiya.
Wiya tersenyum sembari mengangguk, kemudian perlahan berdiri di bantu oleh siswi tersebut.
"Ini kak bukunya? Mau di bantu bawakan?" Ujar siswi tersebut sambil menyodorkan buku milik Wiya. Gadis itu segera menggeleng.
"Gak perli dek, makasaih yah." Ujar Wiya sambil meraih buku-bukunya. Setelah siswi tersebut mengangguk, diapun berlalu untuk kembali ke kelasnya.
Tak lama setelahnya Wiya kembali memeriksa buku-buku tersebut takut ada yang lecet. Tapi tiba-tiba kening Wiya berkerut ketika menyadari jumlahnya hanya ada enam sedangkan tadi seingatnya buku itu berjumlah tujuh. Wiya mendongak sudah tidak mendapati siapa-siapa disana kecuali satu orang. Dan orang itu sedang memegangi buku miliknya.
"Afifa..." Lirih Wiya menyadari kehadiran Afifa di hadapannya. Gadis itu tersenyum seraya melangkah menghampiri Afifa.
"Nih..." Afifa menyodorkan buku milik Wiya yang tadi di pungutnya saat tak sengaja melihat buku tersebut tergeletak di lantai ketika dia akan turun ke lantai utama. "Lain kali hati-hati." Ujarnya dengan nada datar.
Wiya menerima bukunya dengan perasaan yang sedikit kecewa pasalnya usai mengatakan hal itu Afifa langsung bergegas pergi sebelum Wiya sempat membalas.
KAMU SEDANG MEMBACA
DUA PILIHAN (COMPLETED)
Teen FictionJudul awal 'TRIANGLE' . Jika kamu disudutkan antara dua pilihan Cinta dan Sahabat manakah yang akan kamu pilih? Terdengar sederhana memang. Tapi, nyatanya tidak semudah bayangan. Ini pilihan yang sulit? Ini seperti kamu dipaksa menyerahkan barang ke...