BAGIAN 30

187 4 0
                                    

-Ada yang lebih menyakitkan dari sekedar berharap, yaitu cinta yang bertepuk sebelah tangan-

_ _ _ _ _ _ _ _ _ _

-Triangle-

Hari beranjak siang, jam istirahat SMA Angkasa baru saja berlangsung. Tapi berbeda dari biasanya, kantin kali ini tidak begitu di padati banyak orang. Banyak bangku kosong yang bisa di pilih siswa siswi untuk makan, tidak lagi harus berebut siapa cepat dia dapat.

Di sudut kantin pun yang biasa menjadi tempat makan ketiga sahabat Sabir, Raiyan dan Anfa nampak sepi. Tidak ada Raiyan dan Anfa, hanya Sabir yang di temani Ayya.

Ya, mereka sedang makan berdua. Hanya kebetulan karna tak sengaja bertemu.

Ayya yang saat itu baru saja memesan makanan, tak sengaja melihat Sabir yang duduk sendiri sambil menyantap semangkuk bakso.

Dengan senang hati Ayya menghampirinya hingga berakhir seperti sekarang.

"Jadi Kak Raiyan sebenarnya suka sama Kak Afifa?" Tanya Ayya tak percaya.

Entah dari mana awalnya mereka bisa sampai ke tahap bahasan seperti sekarang. Sabir hanya mengangguk mengiyakan.

"Kalo Sabir sendiri suka sama siapa?" Tanya Ayya tiba-tiba membuat Sabir yang baru saja meneguk jusnya menjadi tersedak.

Bukannya merasa bersalah Ayya justru terkekeh sambil menepuk bahu Sabir.

"Ya ampun lo kok kagetnya gitu amat sih, Sabir." Ujar Ayya masih sambil terkekeh.

"Lo pertanyaannya gitu." Balas Sabir sambil menyeka mulutnya dengan tisu.

Ayya mengangkat bahu kemudian kembali melanjutkan makannya. Sebenatnya dia sangat penasaran dengan kisah asmara Sabir. Selama kenal Ayya tidak pernah mendengar rumor jika Sabir punya pacar. Tapi bukan berarti Sabir tidak menyukai seseorang kan?

Sambil terus menghabiskan makanannya, Ayya yang sedari tadi diam menjadi teringat sesuatu. Sudah lama dia penasaran akan hal ini tapi belum sempat bertanya kepada Sabir.

"Bir..." Panggil Ayya sambil menyingkirkan mangkuknya yang sudah kosong.

Sabir sendiri yang masih makan mendongak. "Kenapa?" Tanyanya setelah berhasil bertatapan dengan Ayya.

Ayya bertopang dagu, memasang tampang seperti ingin mengintimidasi.

"Apa lo punya masalah sama Faeyza?" Tanya Ayya sambil masih bertopang dagu, alisnya terangkat menunggu respon Sabir.

Sabir sendiri merasa tersentak dengan pertanyaan Ayya, apakah gadis itu tahu perseteruan mereka?

"Gini ya, gue itu kenal banget sama Faeyza. Dia selain cuek dan dingin, dia juga orang yang masa bodoan. Dia gak bakal ikut campur sama urusan gue kecuali dia merasa itu hal yang salah." Ujar Ayya.

"Tapi belakangan ada yang beda dari dia. Dia jadi lebih sering ikut campur sama apa yang gue lakuin terlebih hal yang menyangkut lo." Jelasnya membuat Sabir mengerutkan kening tidak paham.

"Gue?" Tanya Sabir menunjuk dirinya sendiri.

"Lo ingat foto kita berdua yang gue posting di Instagram, sebelumnya udah di larang Faeyza, tapi gue tetap keukeuh dan lo tau apa yang dia lakuin? Dia ninggalin gue ke sekolah waktu itu." Ayya kembali menjelaskan membuat Sabir menelan ludahnya kasar.

"Segitunya?" Tanyanya tak habis pikir.

"Yes right. But... Ada hal yang lebih membuat gue yakin kalo di antara kalian ada masalah. Dia nyuruh gue buat jauhin lo kan konyol." Ucapnya sambil tertawa kecil.

DUA PILIHAN (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang