-Karna mencintai bukan hanya siap bahagia, tapi harus siap sakit hati-
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _
-Triangle-
Tangan kiri Afifa terkepal kuat, sejak hampir setengah jam yang lalu dirinya duduk di salah satu kursi taman sekolahnya bersama seseorang.
Afifa diam sambil memainkan ponselnya di tangan kanan, hanya membuka galery atau sekedar membaca ulang isi chatnya di WhatsApp untuk mengalihkan pandangannya dari orang yang duduk di hadapannya sekarang yang juga sibuk pada ponselnya.
Jika Afifa sibuk membaca ulang chat WhatsAppnya berbeda lagi dengan orang di hadapannya yang tengah sibuk mengirim chat kepada Faeyza. Orang yang menyuruhnya untuk bertemu dengan Afifa dan juga telah meninggalkan mereka berdua.
Orang itu adalah Felisha. Akhirnya sejak malam dimana pertunangan Faeyza dan Afifa resmi batal, gadis itu pun menemui Afifa.
"Ish..." Felisha mendengus melihat balasan Faeyza yang sama sekali tidak membantu.
Tadi Felisha meminta Faeyza untuk menemaninya bicara dengan Afifa agar tidak merasa canggung. Tapi dengan tanpa berdosanya pria itu meninggalkannya dan enggan kembali.
Bukannya tidak mau bertemu dengan Afifa tapi Faeyza hanya ingin memberi waktu kepada kedua gadis itu untuk bicara empat mata. Akhirnya mau tidak mau Felisha yang harus turun tangan sendiri.
"Ekhem..." Felisha berdeham untuk menarik perhatian Afifa yang masih menatap ponselnya. Sedangkan ponsel miliknya sudah di masukkan ke dalam tas.
"Afifa..." Panggil Felisha dengan suara pelan dan lembut. Benar-benar merasa canggung dan sedikit takut.
Afifa mendongak melirik sekilas Felisha yang duduk di hadapannya. Kemudian kembali menatap layar ponselnya. Entah kenapa rasa kesalnya kepada Felisha karna kejadian malam itu belum hilang.
"Aku mau ngomong, boleh?" Tanyanya meminta izin. Tidak ada jawaban dari Afifa, tapi Felisha mengartikan keterdiaman gadis itu sebagai jawaban iya.
"Sebelumnya kenalin nama aku Felisha." Ucapnya memperkenalkan diri, meskipun sebenarnya Afifa sudah tahu dari Ayya nama gadis itu.
Felisha menelan ludahnya kasar, baru kali ini dia merasa canggung harus berbicara dengan orang lain. Biasanya dia akan sangat cerewet tapi sekarang apa?
"Aku sahabat Faeyza dari London." Ujarnya sekedar basa-basi. Padahal sebenarnya itu tidaklah penting.
"Sebelumnya aku mau minta maaf soal kejadian malam itu, dimana acara pertunangan kamu sama Faeyza harus batal. Aku menyesal dan merasa bersalah." Ujar Felisha menatap Afifa dengan penuh rasa tidak enak hati. Bagaimana pun dia juga seorang wanita. Pasti sekarang Afifa sangat sedih.
"Tapi aku udah jelasin sama Faeyza kok kalo sebenarnya aku gak berniat buat rusak pertunangan kalian. Kamu juga harus dengar penjelasan aku biar gak salah paham." Pinta Felisha melihat Afifa sama sekali tidak melihat kearahnya.
"Afifa..." Panggil Felisha lirih.
"Lo jelasin aja gue bakal dengar." Ucap Afifa akhirnya bersuara. Tapi matanya masih enggan memandang Felisha.
Meski Afifa melihat ke arah lain, bukan kearahnya. Tapi Felisha merasa senang karna akhirnya Afifa bicara padanya.
Akhirnya tanpa membuang-buang waktu lagi Felisha mulai bercerita. Apa yang di sampaikannya kepada Faeyza dan keluarganya, dia sampaikan juga kepada Afifa agar tidak terjadi salah paham.
KAMU SEDANG MEMBACA
DUA PILIHAN (COMPLETED)
Teen FictionJudul awal 'TRIANGLE' . Jika kamu disudutkan antara dua pilihan Cinta dan Sahabat manakah yang akan kamu pilih? Terdengar sederhana memang. Tapi, nyatanya tidak semudah bayangan. Ini pilihan yang sulit? Ini seperti kamu dipaksa menyerahkan barang ke...