BAGIAN 35

177 5 0
                                    

-Setiap masalah punya jalan keluarnya, pintar-pintar orang tersebut bagaimana menyelesaikannya-

_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _

-Triangle-

Setelah kejadian di acara makan malam itu Faeyza sudah tidak pernah lagi bertemu Wiya. Bukan karna dia menuruti perkataan Ayya dan Felisha tapi entah kenapa Faeyza seakan sulit menemukan keberadaan Wiya di sekolah. Gadis itu benar-benar menghilang dari jangkauannya.

Faeyza sudah berusaha mencari Wiya di kelasnya, di perpustakaan atau di aula tapi tetap saja dia tidak bisa menemukan keberadaan Wiya. Faeyza juga tidak pernah berhenti untuk menghubungi gadis itu tapi tidak ada jawaban. Semua chat yang Faeyza kirimkan tidak pernah di baca meski Wiya online. Tak jarang juga saat di telfon nomornya tidak aktif.

Dan hari ini Faeyza sudah memutuskan untuk datang kerumah Wiya, kebetulan weekend Faeyza tidak ada kegiatan. Mungkin dia bisa menemui Wiya di rumahnya.

Faeyza sudah mengetuk pintu rumah Wiya beberapa kali tapi belum ada yang membukanya. Faeyza masih berusaha menghubungi nomor Wiya tapi lagi-lagi suara operator yang menyambutnya.

Sekali lagi Faeyza mengetuk pintu rumah itu dan tak lama kemudian barulah terdengar suara kunci yang diputar dari dalam. Faeyza tersenyum mendapati seorang gadis kecil yang tengah berdiri di hadapannya. Menatapnya dengan bingung.

"Akak cari siapa?" Tanya gadis kecil itu mendongak karna tubuh Faeyza yang tinggi tidak seimbang dengan dirinya yang hanya sebatas pinggang.

Faeyza menurunkan tubuhnya agar sejajar dengan gadis itu. "Emh, kakak kamu ada?" Tanyanya ragu. Pasalnya dia tidak tahu apakah gadis kecil di hadapannya itu adalah adik Wiya.

"Akak mau masuk atau di teras?" Ujar gadis kecil itu mengabaikan pertanyaan Faeyza.

Faeyza tersenyum kikuk kemudian melirik kursi yang ada di teras rumah Wiya. "Di teras saja." Ujarnya kemudian berdiri lalu berjalan ke arah kursi tersebut di ikuti gadis kecil itu.

Faeyza duduk disisi pinggir kanan, dan sisi kirinya duduk gadis kecil itu yang tengah tersenyum lalu mulai bicara.

"Tadi akak nyariin akak Wiya yah?" Tanyanya mengingatkan pertanyaan Faeyza beberapa menit lalu. Dengan kaku Faeyza mengangguk.

"Tapi akak gak ada di rumah." Ujarnya membuat Faeyza mengerutkan kening.

"Kakak kamu kemana?" Tanya Faeyza menatap gemas ke arah gadis kecil di sampingnya itu. Sekilas wajahnya memang mirip dengan Wiya dengan mata yang cukup sipit.

"Akak jangan cariin akak Wiya. Akak Wiya lagi sibuk." Ujar gadis kecil itu lagi membuat Faeyza semakin bingung.

"Akak Wiya lagi belajar, jadi jangan ganggu." Lanjutnya dengan mimik wajah memperingatkan.

Faeyza meringis, kemudian menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, merasa tidak mengerti dengan arah ucapan gadis kecil itu. Memangnya Wiya belajar apa? Dimana? Kenapa susah sekali menghubungi gadis itu?Akhirnya Faeyza hanya mengangguk tanda mengerti dengan peringatan gadis kecil itu.

"Akak pacarnya akak Wiya yah? Tapi waktu itu akak Wiya bilang sama Hida kalo akak gak punya pacar." Tanya gadis kecil itu yang ternyata bernama Hida.

Faeyza tersenyum. "Jadi nama kamu Hida?" Tanya Faeyza. "Kamu adiknya Wiya?" Lanjutnya.

Hida mengangguk. "Iya nama aku Hida, umur aku enam tahun. Kata ibu kalo nanti aku besar bisa cantik kayak Akak Wiya." Ujar Hida membuat Faeyza tertawa kecil.

Tangan Faeyza terulur mengacak rambut Hida yang panjang itu dengan gemas, membuat sang pemiliknya geram.

"Jangan di acak rambut Hida, kan gak ada ibu yang bisa sisirin." Ujarnya menjauhnya tangan Faeyza. Pria itu malah tertawa lebih keras.

DUA PILIHAN (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang