-Sulit sekali bersikap tidak peduli padamu. Setiap kali ingin menjauh yang terjadi adalah aku semakin dekat-
_ _ _ _ _ _ _ _ _
-Triangle-
Bel istirahat kembali menggema seantero SMA ANGKASA, sudah bukan rahasia lagi letak kejaan anak sekolah selain libur, atau kelas kosong yaitu bel istirahat. Selain untuk mengisi perut di kantin, jam istirahat juga bisa di gunakan untuk tidur, mengerjakan tugas yang belum selesai, ngapelin gebetan atau seperti yang sedang di lakukan salah seorang siswi kelas dua belas yang sedang asyik membaca buku di perpustakaan.
Sudah sejak seminggu yang lalu siswi itu selalu menghabiskan waktu istirahatnya di perpustakaan, selain untuk membaca kadang dia juga tidur jika sudah terlalu lelah.
"Serius banget bacanya, sampai gak kedip-kedip." Sapa seseorang langsung mengambil duduk di samping siswi itu. "Baca buku apa sih Wiya?" Tanyanya kemudian membuat siswi yang ternyata adalah Wiya itu berbalik.
"Iya kak Nit, ini lagi rangkumin bacaan kemarin." Wiya yang tadi sempat berbalik menatap Nita kini kembali fokus pada buku di depannya. Nita juga tidak memperpanjang bahasan mereka. Dia berlalu kembali ke tempat duduknya.
Perpustakaan mulai sepi hanya tersisa beberapa siswa siswi yang sedang mengerjakan tugas. Wiya sendiri sudah sampai di halaman terakhir. Setelah selesai dia beranjak untuk menyimpan kembali buku sastra tulisan Kahlil Gibran yang berhasil dia rampungkan selama kurang lebih tiga hari ini di rak buku tepat di belakang tempatnya duduk.
Saat ingin berbalik Wiya kembali teringat dengan ruang rahasia di dalam perpustakaan beberapa waktu lalu dia masuki. Dan tanpa menunggu lama lagi dia berjalan semakin masuk dan sampailah di depan pintu ruang rahasia itu.
"Kok gak terkunci." Gumannya mendapati pintu ruangan itu kembali terbuka.
Wiya berjalan pelan ke arah pintu ruangan itu yang ternyata tidak terkunci dan lebih anehnya lagi setelah Wiya sampai di ambang pintu dia melihat cahaya di dalam, seperti nyala lampu. Dan tanpa ragu, Wiya berhasil masuk setelah membuka lebar-lebar pintunya. Pintunya tidak di tutup, itu bisa mengantisipasi Wiya untuk berlari keluar jika ada sesuatu yang aneh di dalam sana.
Matanya mulai menjelajahi ruangan, isinya masih sama penuh dengan buku-buku. Tapi ada yang berbeda, letaknya tidak lagi berserakan sembarang di lantai tapi sudah tersusun rapi di atas meja panjang yang sudah pasti cukup untuk menampung puluhan buku. Di tambah lagi ruangan itu sedikit bersih dan terang.
Wiya masih mengedarkan pandangannya ke segala penjuru ruangan harusnya dia menemukan seseorang disini, tapi nyata dia tidak menemukan siapapun. Wiya berhenti berjalan ketika mendengar suara.
"Ekhem."
Suara dehaman itu berhasil membuat raut wajah Wiya menjadi takut. Posisinya sekarang dia berdiri di depan jendela di sudut ruangan dan cukup jauh dari pintu keluar. Jika suara itu nyatanya adalah setan hal yang pertama kali akan terjadi kepada Wiya pasti pingsan karna memilih lompat dari jendela di depannya sama saja dengan cari mati karna gedung perpustakaan sekolahnya berada di lantai dua. Meski tidak terlalu tinggi tapi di belakang gedung itu di tumbuhi semak berduri yang cukup lebat. Kalo jatuh dari sana mungkin tidak langsung mati tapi badan penuh dengan luka goresan sudah pasti terjadi.
Hembusan nafas Wiya menjadi tidak teratur, antara gugup bercampur takut untuk membalikkan badannya. Pikirannya tidak karuan yang terlintas pertama kali adalah suara itu pasti suara setan. Kalo rampok sudah sangat mustahil karna sekolahnya hampir tidak pernah di sentuh dengan yang namanya perampok atau semacamnya. Dan kalau pun suara siswa atau siswi yang mungkin saja ada disana rasanya lebih tidak mungkin lagi. Tidak mungkin menakuti Wiya sampai segitunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DUA PILIHAN (COMPLETED)
Teen FictionJudul awal 'TRIANGLE' . Jika kamu disudutkan antara dua pilihan Cinta dan Sahabat manakah yang akan kamu pilih? Terdengar sederhana memang. Tapi, nyatanya tidak semudah bayangan. Ini pilihan yang sulit? Ini seperti kamu dipaksa menyerahkan barang ke...