10;

940 115 11
                                    

keadaan di dalam uks menjadi hening setelah soyeon keluar meninggalkan yuqi dan lucas berdua di sana.

itu adalah permintaan lucas, ia ingin membicarakan sesuatu dengan yuqi

"mata lo masih perih?" tanya lucas memecah keheningan

sejujurnya, mata yuqi sudah bisa dibuka sejak tadi. ia bahkan sempat mengintip beberapa kali. namun, yuqi merasa lebih baik memejamkan mata

dirinya tak sanggup memandang lucas. malunya sudah tak terbendung lagi

"masih, dikit" jawab yuqi singkat

lucas kemudian mengangguk. melangkah menuju ranjang dan duduk disamping yuqi dengan jarak yang cukup jauh.

"gue mau minta maaf"

hampir yuqi membuka matanya mendengar penuturan lucas

minta maaf?

"lo gak mau maafin gue?" tanya lucas karena tak kunjung mendapat respons dari yuqi

"eh?" yuqi langsung menggeleng

"gak kok, bukan gitu"

bahkan alasan yuqi untuk memaafkan lucas terlalu banyak, hanya saja rasanya aneh lucas tiba tiba berubah.

"gue heran aja kenapa lo minta maaf. gue jadi mikir lo ini lagi kesambet atau enggak"

lucas mengeryit. aneh sekali pemikiran yuqi. gak mungkin orang kesambet bisa ngomong jelas

andai yuqi membuka mata, tentu sekarang dia bisa melihat bagaimana lucas berusaha menahan tawanya.

"gue gak lagi kesambet. gue cuma mau minta maaf. kita gak perlu musuhan kayak anak kecil"

dalam hati, yuqi menggerutu. yang mulai peperangan kan lucas sendiri. kemarin kemarin juga lucas yang seperti anak kecil, dan membuatnya kesal. sekarang malah lucas yang meminta maaf

membingungkan

"jadi?" tanya lucas masih menunggu jawaban yuqi

"jadi apa?" yuqi balas bertanya.

"lo mau maafin gue nggak?"

pertanyaan simple yang membuat yuqi terdiam cukup lama, hingga ia akhirnya mengutarakan isi otaknya

"setengah maafin setengah enggak"

jawab yuqi lantas membuat alis lucas naik

"lo masih dendam sama gue?"

"entahlah. gue masih belum yakin. emang kenapa sih lo minta maaf?"

yuqi benar benar gemas dan penasaran

"gak tau juga."

"lah, si cumi"

"gue bukan cumi ya."

"ya kan gue nggak pernah bilang lo cumi."

"tadi lo bilang gue cumi."

"tadi gue cuma bilang lah si cumi, bukan lucas si cumi."

lucas hendak membalas lagi, tetapi ia tahan. jika dia membalas ocehan yuqi maka mereka akan seperti hari hari sebelumnya, bertengkar dan saling meneriaki satu sama lain.

"oke, gue salah."

"kodrat itu mah, cowo emang diciptakan untuk disalahkan"

jika bukan demi misinya, lucas sudah sejak tadi menyumpal bibir cerewet dara. dilihatnya cewe yang masih memejamkan mata itu

"qi,"

"apa?" sahut yuqi, kini lebih jutek

"gue denger dari doyoen, lo suka siomay?"

serendipity, lucasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang