lucas mengendalikan mobilnya kerumah yuqi. apa yang dikatakan soyeon berusan seolah olah menamparnya kuat
ia merasa menjadi makhluk paling egois sedunia. benar kata soyeon tadi, bukan cuma lucas yang terluka karena kepergian doyeon
lucas bahkan tidak tau seberapa dalam sakit yang dirasakan yuta dan yuqi karena kehilangan doyeon
"ah sial!" lucas memukul setir mobilnya, merutuki kebodohannya sendiri
ia menyesal mengapa begitu mudah terpancing emosi malam itu. ia juga merasa sangat bodoh karena tidak bisa membedakan rasa kasihan kepada doyeon atau rasa cemburu melihat yuta dan yuqi bersama
lucas bukan marah karena yuqi mengkhianati doyeon tapi karena yuqi jalan bersama yuta
lucas marah karena merasa takut kalau orang yang disukainya kembali menyukai yuta
ya, akhirnya lucas sadar, kemarahannya selama beberapa hari terakhir justru karena ia takut kehilangan yuqi
lucas membelokkan mobilnya ke arah kiri, belokan terakhir sebelum sampai kerumah yuqi
pikirannya masih sibuk memikirkan kalimat apa yang harus ia ucapkan kepada nanti. ia harus bisa membuat yuqi memaafkannya
ia tidak ingin kehilangan orang yang disayangi karena perbuatan bodoh yang ia lakukan
tapi bagaimana caranya? yuqi pasti sangat sakit hati setelah mendengar kata katanya semalam
lucas menepikan mobilnya. ia sudah berada di depan pagar rumah yuqi sekarang
lucas mencekeram kuat setir mobilnya. ia memantapkan hati untuk mengatakan perasaannya ke yuqi
lucas pun keluar dari mobil dan berjalan menuju pintu rumah
ia mengetuk pintu tersebut. pada ketukan kedua, seorang wanita membukakan pintu. mama yuqi muncul dari balik pintu itu
"eh lucas. masuk nak," ujarnya sambil membuka pintu lebih lebar
"makasih tante, yuqi ada?" lucas masuk dan duduk di sofa setelah dipersilahkan oleh mama yuqi
"ada. gatau tuh kenapa hari ini dia gamau sekolah. tumben banget anak itu males sekolah. katanya sih pusing tapi badannya engga panas,"
lucas mengangguk. dalam hati, ia merasa tidak enak karena kelakuannya juga sudah membuat mama yuqi bingung
"yaudah, tante panggilin yuqi dulu ya. oh iya kamu mau minum apa cas?"
"eh, gausah repot repot tante. tadi lucas habis minum disekolah. masih kembung," jawab lucas bohong
"gitu? yaudah bentar ya, tante panggil yuqi dulu." katanya dan pergi menaiki tangga
lucas kembali dalam pikirannya, memantapkan kata kata yang akan dia ucapkan kepada yuqi nanti
lucas menaruh dua sikunya pada lutut, menautkan kedua lengan, dan menompang dagu dengan kedua tangan itu
kemudian, suara langkah kaki mengalihkan perhatiannya. degup jantungnya semakin keras seiring dengan mendekatnya suara langkah kaki itu
tak lama, mama yuqi muncul di depannya
"yuqi gak mau keluar dari kamarnya cas. dia nggak tidur sih. udah tante suruh ke sini tapi tetep gamau. kalian lagi berantem ya?" tebak mama yuqi
lucas menghela napas. kemudian, ia bangkit dari duduknya
"nggak berantem kok, tante. saya yang salah, wajah kalo yuqi marah sama saya," jawab lucas. mama yuqi mengangguk
"tante gak tau ada masalah apa di antara kalian, tapi sebaiknya harus diselesain. gak baik membiarkan masalah lama lama. nanti coba tante bujuk yuqi lagi biar besok mau sekolah ya. mudah mudahan dia mau, jadi bisa ketemu yuqi di sekolah."
"iya tante, makasih. kalo gitu lucas pamit dulu ya tante,"
mama yuqi mengangguk, dan lucas pun pergi meninggalkan rumah
satu hal yang lucas gak tau, sepasang mata sembab mengintip dari celah tirai disebuah jendela rumah itu
----
butuh energi buat ngelanjutinnyaㅡ
gntng bgt bngst T.T