24;

770 103 15
                                    

"sampe," kata lucas sambil mematikan mesin mobilnya

yuqi memandang sekitar dari balik kaca mobil sebelum akhirnya keluar dengan lucas. yuqi memperbaiki letak tas di punggungnya

tempat itu terasa sangat asing bagi yuqi, tetapi satu hal yang yuqi yakin, bangunan rumah dengan halaman luas didepannya ini adalah sebuah yayasan

"ini tempat tinggal doyoen," yuqi menoleh kepada lucas yang kini sudah berdiri disebelahnya

"kuy masuk," lucas menggenggam tangan yuqi, kemudian melangkah menuju bangunan lebar di depan mereka

"sebenarnya gue mau ngajakin lo nonton. tapi kayanya bakal lebih seru ke sini."

kini mereka sudah memasuki area dalam rumah tersebut. bangunan itu mirip seperti sekolah. terdapat koridor panjang yang di ujungnya terhubung dengan pintu masuk utama

sekitar dua meter lagi mereka akan berada di depan pintu, tetapi pintu tersebut lebih dulu terbuka

seorang laki laki berambut acak acakan keluar dari sana. reaksi yuqi biasa aja, hanya terdapat kerutan tipis di dahinya. sementara itu, lucas terlihat terkejut. sedetik kemudian, cowo itu berteriak

"oi, bro!"

"hai adik kecil!" cowo berambut acak acakan tadi berjalan mendekat sambil memasang wajah jenaka setelah melihat genggaman tangan lucas dan yuqi

"lo inget yuta? pacar cewe yang nyiram lo di kantin waktu itu?" tanya lucas kepada yuqi. kini mereka berdua berdiri dihadapan dengan cowo yang bernama yuta itu

"inget,"

"nah, gue udah bilang kan, dia sepupu gue? kalian kenalan dulu ya." kata lucas dan yuta langsung menyodorkan tangan ke hadapan yuqi

"ternyata ini yuqi yang asli, kalo diliat langsung lebih cantik daripada yang di foto. kenalin, gue yuta. nakamoto yuta, keren ya nama gue?" ucap yuta lantang dan percaya diri, lupa kalo penampilannya sekarang tuh lebih mirip gembel

"gue yuqi," keduanya berjabatan tangan sejenak

"dia ini anak kepala sekolah, gue juga gak tau kenapa cewe yang nyiram lo dulu gak sadar kalo pacarnya itu anak kepsek."

"kayanya karena marga gue gak mirip bokap," sahut yuta

"mungkin lebih tepatnya karena lo nyembuyiin identitas dan gak pernah masuk sekolah." lucas tertawa

"nah, bener tuh!" yuta menjetikkan jari

"lo ngapain kesini?" tanya lucas sambil memandang yuta curiga

"gak ngapa ngapain. bosen aja dirumah. gue di omelin mulu, jadilah gue minggat dari rumah ke sini tadi pagi. terus, gue ketiduran dan baru bangun sekarang. lo sendiri?"

"rahasia," jawab lucas cepat, kemudian menyeringai

"lo kayanya tadi mau pulang. sana gih pulang." lanjut lucas dengan nada mengusir

"gak jadi, gue mau ikut kalian aja," sahut yuta enteng, membuat lucas melempar tatapan tak suka kepadanya

"terserah lo deh penyu,"

"penyu?"

"iya, penyusah."

lucas mengajak yuqi masuk, melewati yuta yang berdiri di hadapan mereka. yuta yang tertinggal mengangkat bahu tak acuh, kemudian ikut masuk

----

suara jeritan dan gelak tawa anak anak yang sedang bermain menyambut yuqi, kakinya melangkah takut di belakang lucas.

serendipity, lucasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang