18;

764 112 16
                                    

"weh, lo mau kemana?"

yuqi meneriaki soyeon yang sudah keluar dari mobil dan berlari menuju toko bunga tempat guanlin berada

khawatir dengan sahabatnya, yuqi mengikuti jejak soyeon. kini hanya tinggal lucas seorang diri di dalam mobil. ia masih belum mengerti apa yang sedang terjadi sebenarnya

cowo itu mematikan mesin mobil, kemudian ikut keluar. rasanya ia tak bisa hanya menonton dari dalam

pemandangan mengejutkan menyambut lucas di depan pintu masuk toko bunga. soyoen menampar pipi guanlin dengan air mata yang mengalir di wajahnya

sementara itu, yuqi berdiri tak jauh dari mereka. lucas kemudian menghampiri yuqi, memandangi cewe itu. ada yang aneh dari yuqi, tangannya bergetar.

"soyeon, kok lo bisa di sini?" tanya guanlin terlihat panik lalu menangkup pipi soyeon

"kenapa lo jahat?" tanya soyeon dengan suara serak

"l-lo udah tau?" guanlin bertanya gugup. cowo itu menunduk memandangi setangkai mawar, yang baru dibelinya jatuh ke lantai

mawar itu terjatuh saat soyeon tiba tiba datang. tangan guanlin perlahan turun, tak lagi menangkup pipinya

"sorry,"

soyeon tersekat, tangisan membuat suaranya tak bisa keluar. meskipun ia sering menerima tawaran cowo lain yang mengajaknya jalan, dalam hati soyeon ia tetap menyayangi guanlin dengan tulus.

ini benar benar di luar dugaan soyeon.

kakinya mundur perlahan. ia berharap ini semua hanya mimpi. guanlin tidak boleh suka yuqi. yuqi adalah sahabatnya sendiri

soyeon berbalik, matanya bertemu dengan pupil mata yuqi. ingin sekali rasanya soyeon memeluk yuqi, tetapi tak bisa karena ada rasa sakit yang menahan. ia kemudian barlari keluar

lucas memandangi guanlin dan bunga yang terjatuh. otaknya terasa pusing. ingin lucas berteriak dan bertanya sebenarnya apa yang terjadi?

"yuqi, gue minta maaf." guanlin maju mendekat

yuqi berdecih. mengusap air matanya kasar

"minta maaf? setelah yang lo lakuin ini semua, lo pikir persahabatan gue sama soyeon bakalan baik baik aja?"

"makanya gue minta maaf,"

"enak banget lo ngomong."

"lo masih bisa cari temen yang lain, qi."

plak!

yuqi menampar guanlin dengan penuh emosi. apa dia pikir mencari sahabat sebaik soyeon segampang minta telolet di pinggir jalan?

"yuqi, gue minta maaf. please jangan benci sama gue."

guanlin meraih pergelangan tangan yuqi. yuqi berusaha menarik tangannya.

"gue suka sama lo udah lama. gue berjuang dan lo gak bisa benci sama gue cuma gara gara hal sepele kaya gini."

yuqi memberontak, berusaha melepaskan genggaman tangan guanlin. sayangnya jari guanlin terlalu kuat untuk yuqi lawan

"lepasin gue."

"gak, sebelum lo maafin gue dan nggak benci sama gue lagi. biarin aja kita di sini sampe malem. sampe pagi juga gapapa."

lucas yang daritadi hanya memperhatikan drama didepannya terlihat geram dengan guanlin.

"lepasin tangan cewe gue sekarang atau lo mau berurusan sama gue?"

guanlin terkejut. sejak tadi dia mengabaikan lucas. guanlin tersadar bahwa lucas ada di sana sejak tadi. dan, tadi lucas bilang apa?

cewe gue? sejak kapan mereka jadian? guanlin tersenyum miring.

serendipity, lucasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang