epilog

1.4K 121 25
                                    

yuqi mendorong pintu kafe dan mendapati soyeon sudah duduk di salah satu kursi disana

soyeon melambaikan tangannya dengan heboh. ia menghampiri soyeon, baru saja yuqi menjatuhkan bokongnya, soyeon sudah berbicara kepadanya

"yuqi, yuqi, yuqi, tolongin gue, please.."

"kenapa lo? cacingan?"

"temenin gue ke sekolah,"

"hah? ngapain ke sekolah, udah sore gini pula. pasti udah sepi,"

"tupperware emak gue ketinggalan dikelas qi. temenin ambil yaaaa, please.."

"ada ada aja lo. tupperware doang,"

"doang apanya anjing, bisa berabe gue kalo ilang tuh toples. temenin gue, please.." soyeon menangkup kedua tangannya, memohon

"kan, lo bisa ambil besok,"

"mana bisa! besok gue ada acara keluarga."

yuqi menimbang nimbang sejenak. hampir magrib, sekolah pasti sudah sepi dan gelap.

kesekolah di saat menjelang malam adalah tempat terjadinya cerita cerita misteri di kalangan siswa

"lo takut qi? kan ada pak ucit yang jaga sekolah. kita nggak mungkin berdua doang."

yuqi kembali berpikir sejenak sebelum akhirnya mengangguk

"okedeh, tapi lo harus traktir gue siomay ya!"

"beres! mau berapa piring? gue kasih! kuy ah cus!" soyeon menarik tangan yuqi keluar dari kafe

gaperlu waktu lama, mereka sudah sampai disekolah. sesuai dengan dugaan yuqi, suasana sekolah terlihat sangat suram

mereka berjalan menuju sebuah pos satpam. ada pak ucit disana, sedang mengaduk kopi hitamnya sambil menonton tv

"permisi, pak. mau izin ke dalam sebenar. ada barang yang mau di ambil," ujar soyon

"eh, masuk aja, udah ditunggu dari tadiㅡ eh, maksudnya keburu malem nanti." jawab pak ucit yang tiba tiba kikuk

yuqi mengeryit melihat gelagat aneh pak ucit, tapi ia tetap tersenyum

"makasih pak." ujarnya, kemudian menyusul langkah soyeon

suasana sekolah saat siang dan menjelang malam benar benar berbeda.

kalau saat siang sekolah tampak ramai dan menyenangkan, sebaliknya sekarang bangunan besar ini tampak suram dan mengerikan

meski lampu taman dan beberapa lampu diluar kelas sudah dinyalakan, tetap saja tidak bisa meghilangkan kesan suram tersebut

"eh, yeon mau kemana lo? kelas kita kan bukan ke arah sini." kata yuqi menyadari bahwa mereka tidak berjalan menuju kelas

"gue mau pipis dulu. temenin dulu ya,"

"deket kelas kita kan ada toilet juga yeon,"

"gak seru. bangusan toilet deket parkiran. gede,"

"serem banget sih lo."

mereka berdua sudah hampir sampai ke toilet yang di tuju ketika yuqi melihat sesuatu

"eh, yeon. apaan tuh? kok ada lilin lilin?"

"mana gue tempe! ngaben kali." jawab soyeon tenang

"ngaco lo! gausah sok misterius anjir, bikin merinding aja." pekik yuqi pelan takut dengan perkataan soyeon barusan

soyeon hanya diam dan terus berjalan menuju arah lilin itu

"gue mau liat ngabennya."

"tolol lo! siapa tau tuh lilin penting punya orang. serem anjir, buruan gih lo ah."

serendipity, lucasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang