13;

920 167 12
                                    

kini hanya tersisa deru mesin dan akhir lagu 'latata'

yuqi bungkam setelah lucas memasangkan sabuk pengaman untuknya. dari tadi dia bingung sendiri dengan apa yang terjadi pada tubuhnya. rasanya seperti lumpuh total

"qi, lo beneran gapapa kan? ada yang sakit?"

lucas mulai khawatir karena yuqi tak bersuara sedikit pun sejak tadi. dia sangat khawatir mengingat yuqi yang baru saja keluar dari rumah sakit. artinya kesehatannya belum pulih seratus persen

"gapapa elah,"

"serius nih?" tanya lucas meyakinkan

"serius sumpah, gue gapapa" jawab yuqi

tapi jantung gue yang kenapa kenapa, lanjutnya dalam hati.

"ehmm oke. btw tempat makannya di mana? lo bilang kan di daerah sini."

lucas memelankan laju mobil. melihat lihat keramaian di sisi kiri dan kanan jalan. yuqi pun ikut mendongakan kepala.

"hmmm sebentar deh. eh, itu tuh!"

yuqi menunjuk sebuah tempat makan sederhana yang tak jauh dari depan mereka

"ada tempat parkir mobilnya juga kok. jadi gak perlu khawatir lo parkir di jalanan."

"rame banget, qi" komentar lucas melihat keadaan tempat parkir yang padat

"emang gitu, soalnya enak banget siomay nya. nanti deh lo coba sendiri."

lucas mengangguk, kemudian keluar bersama dengan yuqi. tempat parkir dan tempat makannya bersebelahan. mereka berjalan beriringan ke sana

"ayo!" yuqi mengenggam tangan lucas karena cowo itu melamun di depan pintu masuk

yuqi menarik lucas menuju kursi kosong yang tersisa. saat sudah sampai barulah yuqi tersadar kalau ia baru saja menyentuh cowo itu. buru buru melepaskan tangan lucas.

yuqi berusaha bersikap biasa saja meski ada sesuatu di dalam dirinya yang tak biasa. ia kemudian duduk di kursi plastik yang tersedia dan diikuti lucas

seorang mas mas dengan kain lap di tangan menghampiri meja yuqi dan lucas

"weh mbak yuqi udah lama nggak ke sini dah," kata woojin nyamperin meja yang yuqi dan lucas duduki

"mas woojinnn, saya kemarin sakit. jadi gak pernah makan siomay di sini deh. eh tapi mama ada beliin aku siomay kok."

"iya, mbak yuqi. ibu beli siomay nya disini," sahut mas woojin mengingat ingat.

diliriknya lucas yang diam sejak tadi

"ini pacar mbak yuqi? haduuhh, ganteng kali. cocok banget sama mbak."

what?! yuqi melirik lucas, kemudian tawanya dibuat buat sambil mengayunkan telapak tangannya

"bukan lah, dia temen saya."

"temen atau temen?"

"WOOJINNN, CEPAAAAT! BANYAK PELANGGAN. JANGAN NGEGOSIP KAMU!"

teriakan emak emak cempreng dari arah dapur mendominasi. woojin pun jadi gelagapan

"iya, maaakkk!" balas woojin berteriak.

ia kemudian mengeluarkan notes kecil yang sudah lusuh serta mengambil pulpen dari saku celana.

"mbak yuqi pesen apa nih?"

"saya siomay yang kayak biasa. gapake kentang, gapake pare, terus siomaynya dibanyakin. pake sambel banyak banyak."

kemudian, yuqi menoleh kepada lucas

"lo mau siomay yang gimana?" tanya yuqi

"yang biasa aja."

serendipity, lucasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang