25;

800 109 7
                                    

yuqi masih berdiri di sebelah yuta sambil memandangi ikan ikan yang sibuk berenang. cepat cepat yuqi menghapus air matanya, menarik napas panjang, lalu mengeluarkannya. dia kembali menoleh kepada yuta

"kali ini lo gak bohong kan?"

"lo pinginnya gue bohong?" yuta melirik yuqi dengan alis dinaikkan

"jujur lah," sahut yuqi berusaha terlihat sesantai mungkin dan yuta hanya mengangguk

"gue gak bohong. gue juga dulu punya perasaan sama doyoen. sempet musuhan juga sama lucas." jawab yuta sambil terkekeh

"tapi, gue udah move on,"

suara derap langkah yang semakin lama semakin dekat membuat yuqi menolehkan kepalanya. lucas sedang berlari kecil ke arahnya

dari kejauhan, yuqi dapat melihat senyum cowo itu. ia tidak merasa bahagia seperti biasanya, tapi sekarang yuqi merasakan sakit saat melihat senyuman lucas

"ternyata disini, capek gue nyari." tepat di sebelah yuqi, lucas berhenti mengatur deru napasnya yang tidak teratur

"lo kelamaan bikin minumnya. jadi gue ajak dia keluar," bukan yuqi yang menyahut lucas, malainkan yuta

"lo harusnya bilang gue dulu." lucas menatap yuta sebal

"kayak upacara aja lo, pake lapor laporan dulu."

"ya kan gue khawatir."

yuta mengangguk angguk. menggaruki kepalanya yang ditumbuhi rambut gondrongnya

"terserah lo deh tong," yuta menyentuh pundak yuqi

"gue pulang dulu ya?"

yuqi melemparkan senyum. "iya, hati hati."

"kalo lo yang bilang, gue pasti hati hati." ucap yuta melangkah. ia menepuk pundak lucas dua kali, lalu benar benar pergi meninggalkan lucas dan yuqi berdua saja

hening cukup lama setelah yuta pulang, karena tidak ada yang berinisiatif membuka suara. yuqi hanya memandang ikan ikan di dalam kolam, karena jika ia mamandang lucas sekarang, ia yakin akan menangis

"masuk dulu yuk? udah gue bikinin minum." lucas tidak mengalihkan pandangan dari wajah yuqi

"anterin gue pulang."

"eh? masih banyak yang mau gue tunjukin ke lo,"

"besok ajalah. takut nyokap nyariin gue,"

lucas mendesah tak rela. yuqi memberanikan diri untuk menarik wajahnya ke samping dan menatap lucas

"sorry,"

"mata lo kenapa? kok merah?"

wajah yuqi seketika panik. ia takut ketauan kalau tadi ia sempat menangis. berbohong adalah satu satunya jalan untuk menyelamatkan diri

yuqi tidak mungkin memberi tau lucas apa yang sebenarnya terjadi

"oh ini, tadi gue kelilipan." yuqi langsung mengucek matanya

"sini gue tipuin," lucas menarik bahu yuqi agar berdiri berhadapan dengannya

"eh, gak perlu, udah enakan kok."

"enakan gimana? itu merah banget,"

"tapi udah enakan."

"merem." lucas menurunkan tangan yuqi yang masih menggosok gosok sekitar matanya

mata yuqi membulat saat wajah lucas mendekat ke arahnya. ia segera menutup mata. bukan karena perintah lucas, melainkan itu semua refleks

lucas membuka kecil mata yuqi dengan jari, lalu meniup lembut mata yuqi

serendipity, lucasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang