lucas mengalihkan pandangan dari jalanan ke arah yuqi
yuqi terlihat masih sebal karena lucas memaksanya duduk di depan. lucas hendak mengajak cewe itu berbicara, tetapi ekspresi yuqi membuatnya mengurungkan niat.
merasa terlalu sunyi, lucas memutar lagu latata milik gidle. yuqi langsung menoleh mendengar lagu paling disukainya itu
"lo suka lagu ini kan?" tanya lucas dan kembali fokus ke depan.
yuqi tersenyum.
"iya! kok lo tau?"
"tau lah." lucas tertawa. untunglah tebakannya benar. padahal tadi dia asal sebut aja
"ih kok lo tau sih?" tanya yuqi memandangi lucas heran karena bingung dari mana lucas bisa tau lagu yang dia sukai
"gue bisa baca pikiran orang" jawab lucas asal
lalu, dia melihat ada perempatan di depan
"belok mana nih?"
"belok kiri" sahut yuqi
"lo beneran bisa baca pikiran orang?" tanya yuqi takjub
"coba deh lo baca pikiran gue"
lucas menelan ludah. bagaimana ini? tadi hanya kebetulan saja tebakannya benar. dia berdehem beberapa kali, mengubah posisi duduk
yuqi masih menatapnya, menunggu lucas menebak apa yang ia pikirkan
"emmm.."
ponsel di tangan yuqi berdering. lucas menghela napas. seseorang menyelamatkannya, dalam hati dia berterima kasih kepada orang yang menelpon yuqi
"angkat aja dulu" suruh lucas
yuqi mengangguk, mengusap layar ponselnya, kemudian ia dekatkan ke telinga. lucas melirik sekilas, mengecilkan volume lagu yang terputar
"halo?" yuqi menyapa
ia tak tau siapa yang menelpon. hanya nomor tak dikenal yang tertera di ponselnya tadi. tidak ada balasan, hanya suara krasak krusuk tidak jelas yang yuqi dengar
"halooo." yuqi mengeraskan suara. masih saja orang yang menelponnya tak menyahut
"kalo gak ngomong, gue matiin ya?"
"eh jangan."
akhirnya, yuqi mendengar suara seseorang. yuqi yakin orang yang menelponnya adalah seorang cewe
"ini siapa?"
"gue mina,"
"hah? mina yang mana?"
cukup lama tidak ada jawaban. yuqi hampir saja mematikan telepon. mungkin salah sambung. namun, sebelum ia menjauhkan ponsel dari telinga, suara kembali terdengar
"gue yang nyiram lo pake kuah mi ayam di kantin."
mata yuqi membulat. berani beraninya cewe itu menelponnya. mau apa lagi dia sekarang?
"ngapain lo nelpon gue?" tanya yuqi sinis.
"gue mau minta maaf."
yuqi terdiam.
"lo mau maafin gue kan? sorry, gue nyesel banget. gue sadar orangnya gegabah tadi, sorry banget ya. gue juga mau minta tolong, bilangin ke cowo lo kalo gue udah minta maaf."
yuqi semakin tak mengerti dengan ucapan cewe itu. ia menoleh kepada lucas yang sedang memandanginya.
dan sekarang, yuqi teringat 'cowok lo' yang dimaksud mina itu adalah lucas