sampai detik ini, yuqi masih merasakan rasa asing itu di hatinya. sudah dua hari ia tidak bertemu lucas
yuqi juga engga tau lucas masih dirumah sakit atau sudah pulang. sebenarnya yuqi berniat menemui lucas, tapi perkataan lucas dua hari yang lalu itu masih menyisakan rasa sakit di hatinya sehingga keinginan itu terhapus begitu saja
"jangan ngelamun terus, ntar kesambet setan tau rasa,"
yuqi menatap guanlin di hadapannya. yuqi sudah pasrah, membiarkan guanlin setiap saat mengikuti ke mana pun ia pergi
"lebih baik gue kesambet setan daripada lo ikutin terus."
guanlin yang kini duduk berhadapan dengan yuqi meletakkan kedua tangannya di atas meja, memperhatikan wajah kusut yuqi dengan seksama
"sampe kapan lo terus bersikap jutek ke gue?"
yuqi beralih dari novel fiksi di tangannya
"selamanya." jawab yuqi dingin
"berarti gue ngintilin lo selamanya,"
beberapa pasang mata melihat ke arah yuqi dan guanlin. perpustakaan yang semulanya hening jadi berisik karena guanlin yang tidak henti hentinya berbicara
sampai penjaga perpustakaan memarahi mereka, barulah guanlin berhenti mengoceh
"gara gara lo sih!" dara menghela napas
guanlin makin menghancurkan moodnya. ia beranjak dari kursi, kemudian meletakkan buku yang dibacanya di rak tempat buku cerita fiksi
lima menit lagi bel pulang akan berdering. yuqi harus kembali ke kelas untuk mengambil tasnya. jam pelajaran terakhir di kelas tadi tidak ada guru, jadi yuqi pergi ke perpustakaan untuk menghilangkan rasa bosan
dan sialnya, yuqi malah bertemu dengan guanlin di perpustakaan
"pulang sama gue ya?" tawar guanlin berusaha berjalan di sebelah yuqi
"gak."
"yah, sekali aja."
yuqi mempercepat langkah kakinya tanpa memedulikan guanlin terus berusaha mengajaknya pulang bareng
"qi, ayolah sekali aja. ya?"
yuqi berhenti dan tentu saja guanlin juga ikut berhenti
"mau pulang sama gue?" tanya guanlin lagi
"berhenti ngikutin gue atau muka lo gue cakar?" tatapan yuqi yang tajam membuat guanlin merinding. senyum bahagia di wajah guanlin memudar perlahan
"cakar aja deh,"
"gue serius." tandas yuqi
guanlin menelan ludah
"oke oke, gue gak ngikutin lo lagi."
yuqi mendelik, kemudian kembali melanjutkan langkah. ia berjalan cepat menuju kelasnya yang terletak di lantai dua gedung sekolah
tepat saat yuqi sampai di kelas, bel pulang berbunyi. ia cepat cepat mengambil tas
"qi," dara mengangkat wajah
jisung datang menghampirinya
"tadi pak johnny ke kelas. ada tugas bahasa inggris halaman 105."
"loh? katanya pak johnny gak masuk? yah dapat alpa dong gue?"
"gak, pak johnny masuk cuma ngasih tau itu aja kok."
"ooohhh," yuqi mengangguk tanda mengerti
"thanks ya, udah ngasih tau."
"sama sama," jawabnya tersenyum kikuk