21;

836 100 14
                                    

sudah pulang sekolah, tetapi yuqi masih belum melihat batang hidung lucas. yuqi merasa ada yang aneh

hari ini yuqi pulang menggunakan taksi, karena mama sedang arisan. karena bosan, ia iseng mengirimin yoona pesan singkat. ia menanyakan alasan lucas hari ini tidak datang sekolah

baru beberapa detik, yuqi sudah tak sabar menunggu balasan dari yoona sehingga terusnmemandangi layar ponselnya tanpa mengerjap

ia mengangkat wajah, memandang jalanan luar. sebentar lagi ia akan sampai rumah. cewe itu kembali menatap layar ponsel, membuka menu kemudian kembali ke layar utama. begitupun seterusnya

yuqi hampir memekik saat nama yoona tertera di layar ponselnya. yoona tidak membalas pesannya, tetapi menelponnya

"halo kak," sahut yuqi mengangkat telepon

"halo yuqi. kok kamu nanyain lucas? kenapa? kangen?"

"ih engga lah kak!" yuqi tau betul bahwa saat ini dia benar benar berbohong

yoona tertawa jail di seberang sana, membuat wajah yuqi merona

"lucas tadi emang gak sekolah. dia lagi sakit,"

"sakit?" tanyanya memastikan

yuqi teringat kemarin sore, saat akan pergi menjenguk doyoen bersama lucas, sebelum itu mereka membeli es krim terlebih dahulu

"gara gara gue dong." bisik yuqi lirih

"kenapa qi?"

"gak kok kak,"

"dar, udah dulu ya mau lanjut kerja dulu nih."

"iya kak, semangat!"

tangan yuqi yang memegang ponsel kini berada diatas pahanya. ia melirik sopir taksi didepan, lalu tanpa ragu menyebutkan alamat rumah lucas dan meminta diantarkan kesana. padahal, ia akan sampai rumah beberapa puluh meter lagi

----

yuqi menekan bel rumah lucas. ia menunggu sejenak, lalu menekannya lagi karena pintu tak kunjung terbuka

tak lama, akhirnya pintu dibukakan oleh seorang wanita setengah baya yang sepertinya adalah bibi yang berkerja dirumah lucas

"temennya xuxi?"

bukannya mengiakan, rasanya yuqi mau ketawa dengan panggilan itu.

"ah maksud bibi, lucas."

yuqi tersenyum canggung dan mengangguk

"ayo masuk dulu," bibi memberi jalan, kemudian yuqi melangkah masuk

"mau minum apa?"

"eh, gausah repot repot deh bi," yuqi menolak tawaran bibi tadi karena tak sabar ingin bertemu lucas

matanya melirik ke salah satu pintu yang ada di lantai dua, pintu kamar lucas

"yaudah, bentar ya bibi panggil ibu dulu."

"iya bi,"

bibi kemudian pergi, menghilang dibalik tembok. ini adalah kedua kalinya yuqi datang kerumah lucas. matanya menyapu seluruh tembok bercat putih tulang itu

ada banyak foto tertempel disana. yang paling menarik bagi yuqi adalah foto seorang wanita dan bayi laki laki

yuqi lagsung mengenali orang di foto itu adalah lucas dan mamanya. wajah wanita itu tak banyak berubah, jadi yuqi bisa dengan cepat meyakini bahwa itu adalah mamanya lucas

yuqi tidak bisa berhenti tersenyum melihat bayi laki laki yang sedang memasukan sendok ke dalam mulutnya. lucu sekali, sangat menggemaskan. pipinya seperti balon, mata besar, dan tubuh gempal

serendipity, lucasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang