lelah sekali rasanya setelah upacara di bawah terik matahari, kemudian harus ulangan kimia. banyak yang menggaruk kepala bingung dengan maksud soal yang ada di hadapan mereka
yuqi menoleh pada bangku kosong disebelahnya. sampai hari ini soyeon masih belum masuk sekolah. berita mengenai soyeon putus dengan guanlin sudah tersebar di kelas
"sstt, qi! yuqi." desisan terdengar dari arah kanan yuqi. ternyata jisung yang memanggilnya tadi
ragu ragu, yuqi menoleh
"kenapa?" bisik yuqi
jisung melihat ke arah guru di depan sana, kemudian kembali memandang yuqi
"nomor 7 jawabannya apaan?" tanya jisung dengan suara kecil sembari jari tangannya memberi kode
"gue juga gatau ini," jawab yuqi balas berbisik
"lah tai."
"yuqi, jisung kenapa bisik bisik? kalau udah selesai kumpulin sini."
mendengar suara bu luna, yuqi langsung mengubah posisi duduknya dan berpose seperti pura pura sedang berpikir. tak lama kemudian, bel pun berdering menandakan waktu ulangan sudah selesai
setelah mengumpulkan kertas ulangannya, yuqi langsung bergegas ke kantin. tentunya sendiri karena soyeon masih tidak masuk sekolah
guanlin kali ini memang tidak mengganggunya, lucas juga tidak ada. padahal, biasanya dia selalu menemani sejak soyeon tidak masuk sekolah.
biasanya lucas akan menghampiri yuqi, lalu menemani yuqi makan. aneh sekali, apa mungkin cowo itu makan di kelas?
makanan yuqi yang bersisa langsung ditinggalkan, rasanya ia malas sekali makan. cewe itu keluar dari kantin dan berjalan ke toilet yang ada di dekat kelas lucas
gak ada salahnya ia modus lewat untuk melihat apakah lucas ada dikelas atau tidak. yuqi sempat ragu untuk berjalan karena di dekat kelasnya juga ada toilet
langkah kakinya melambat ketika ia menginjak lantai koridor kelas lucas. pelan pelan ia melirik ke arah jendela kelas, berharap ia bisa melihat lucas di dalam sana. namun, hanya ada segelintir orang di dalam kelas itu, tidak termasuk lucas
kemana lucas? apa dia di toilet?
"nyari gue?"
yuqi tersentak dan mundur dengan cepat. guanlin berdiri di hadapannya
"engga." jawab yuqi cepat, kemudian berbalik
tetapi pergerakan guanlin jauh lebih cepat daripada yuqi. cowo itu sudah terlebih dahulu berdiri didepan yuqi dan menghalangi jalannya
"minggir,"
"lewat aja."
yuqi bergeser ke samping agar bisa kembali ke kelasnya, tetapi guanlin juga ikut bergeser dan menghalangi jalan.
entah keberapa kali iaberdecak, biasanya di saat seperti ini lucas akan datang dan membantu yuqi menghindari cowo ini
"lo makin cantik kalo lagi marah, gak salah gue suka."
"gue mau lewat, lo jangan ngehalangin jalan."
"judes banget sih," kata guanlin sambil memiringkan kepalanya memperhatikan wajah kesal yuqi
"kenapa kalo sama lucas lo jadi lembut gitu ya?"
pertanyaan guanlin membuat yuqi menelan ludah
"k-karena dia cowo gue."
"yakin?" guanlin menaikkan alis
"yakin banget. dan gue mau lo berhenti kayak gini. gak lucu tau gak? gue gak mau jadi hama dalam hubungan gue sama lucas."
"pfftt. lo berharap banget ya jadi pacar lucas? sampe ngaku ngaku gitu. mending sama gue, gak perlu ngaku ngaku. kita jadian sekarang juga bisa."
"ngimpi lo,"
"gue kurang apa sih? ganteng? iya. gue juga gak kalah jago basket dibanding lucas. kebetulan aja dia pinter nyari muka makanya bisa kepilih jadi kapten."
yuqi menghela napas dan memutar bola matanya kesal
"ohhh, gue tau!" guanlin menjentikkan jarinya
"apa karena lucas kaya? lah lo gak perlu khawatir, gue ini juga tajir. lo ga liat barang yang gue pake suprame semua? daㅡ"
"stop!" yuqi memotong ocehan guanlin
"lo emang kaya, jago basket, dan punya segalanya. tapi ada sesuatu dalam diri lucas yang gak lo punya. berhenti bandingin diri lo sama lucas, karena lo sama lucas itu bagaikan bumi dan langit di mata gue."
guanlin tertawa tak percaya. setelah mengucapkan kata kata itu, yuqi langsung pergi dengan wajah merah kesal. ini adalah kali pertamanya guanlin di tolak
soyeon saja yang awalnya jual mahal, hanya butuh sedikit rayuan, cewe itu langsung luluh. yuqi memang beda. cewe itu susah didapatkan, itu semua membuat guanlin semakin bersemangat untuk mendapatkan yuqi
----
hachiim!
sudah puluhan kali lucas bersin hari ini. hidung merah, mata merah dan suhu tubuhnya tinggi. lucas bersembunyi di bawah selimut tebal miliknya
ia merasa kedinginan meski matahari di luar sana sudah mulai naik. AC di kamarnya pun mati
mama masuk ke kamar dengan membawa mangkuk berisi bubur hangat diikuti bibi pekerja rumah di belakang yang membawa teh hangat
"apa mama bilang. xuxi tuh gak boleh makan eskrim, sekarang jadi sakit kan? mama juga yang khawatir. ini kalau papa kamu tau, mama bisa di omelin."
lucas menutup wajahnya dengan selimut tebal. sakit saat ini sebenarnya gak apa, hanya saja jika diomeli omelan mama, dia jadi semakin lemah
bagaimana bisa ia yang hampir menginjak umur 17 tahun dimarahi hanya karena makan es krim? sampai kapan mamanya akan menganggap ia seperti anak anak?
"xuxi, buka selimutnya nanti gak bisa napas loh," mama menarik selimut yang menutup wajah lucas
"mau sampe kapan bandel gini?" ucap mamanya lagi
"ma, lucas gak makan es krim. ini cuma karena cuaca." suara lucas terdengar serak
"cuaca apanya. kamu pikir mama bisa di bohongin? di dalam saku celana kamu ada stuck belanjaan, kamu beli es krim 2 jangan bohong kamu."
mama meletakkan mangkuk bubur di atas nakas, kemudian duduk di pinggir kasur
"bangun, xuxi harus sarapan dulu."
melawan bukanlah pilihan yang tepat. lagi pula ia sudah ketauan makan es krim. kemudian lucas duduk dengan malas
"kenapa harus bubur?" tanya lucas memandang sedih bubur yang dibawa mamanya tadi
bukannya menjawab pertanyaan lucas, mama malah menempelkan sesuatu dikening lucas. itu adalah sejenis kompres plaster untuk anak anak. sebenarnya ada versi untuk orang dewasa
tetapi mama malah lebih memilih dengan gambar tokoh kartun boboiboy
"sambil nunggu dokternya dateng, kamu pake ini dulu. mama gak percaya sama kakak kamu. kalian itu kaya kucing sama tikus, nanti dia ngasih obat yang engga engga lagi."
"ya allah, mama"
----
gue menemukan spesies baru
bye lucas haha! *betjanda