34;

719 90 5
                                    

"mau ngomongin apa?" tanya yuta to the point tanpa menatap wajah doyeon yang berusaha menahan sakitnya

"lo apa kabar?" tanya doyeon yang suaranya hampir habis

sejujurnya, ia sudah lelah sekali hari ini. menjalani proses pengobatan ini dan itu. tapi, ia tidak mungkin menyia nyiakan waktu

yuta, cowo yang sudah hampir 3 tahun tidak ia temui datang secara tiba tiba setelah lebih dari 3 hari doyoen mencoba menghubunginya

"langsung aja, gaperlu basa basi." kata yuta sambil melirik arloji di pergelangan tangan

"gue gak punya waktu banyak. kalo kelamaan, cewe gue bakal ngamuk," ucap yuta berusaha terlihat tidak acuh meski sebenarnya itu susah

air mata yang dari tadi doyeon sembunyikan pada akhirnya keluar membasahi pipinya yang kurus

doyeon menangis bukan karena kenyataan bahwa ada orang lain yang mengisi hati yuta saat ini.

ia merasa tenang setelah mengetahui bahwa ternyata selama ini yuta bisa bahagia tanpanya

menurut doyeon, kebahagiaan nyata dari mencintai adalah melihat seseorang yang kita cintai bahagia

memang, kata sebagian orang itu adalah rangkaian kata termunafik yang pernah ada

"gue sayang sama lo yuta."

"udah?"

doyeon menggeleng. "kenapa lo benci sama gue?"

yuta terdiam. benci? setitik pun gada rasa benci itu

"salah gue apa?" doyeon berusaha menjangkau tangan yuta

ia ingin sekali menyentuhnya sebelum mungkin untuk kali terakhir sebelum ia benar benar meninggalkan semua rasa sakit yang diberikan dunia

sayangnya, yuta berdiri terlalu jauh dari ranjang tempat doyeon berada

"gue boleh minta sesuatu?"

"apa?"

doyeon menarik napas dalam. "gue minta besok lo dateng nemenin gue seharian. gue mau keliling rumah sakit, udah lama gak keluar, sumpek juga."

"sorry, gue gabisa." jawab yuta secepat kilat

doyeon menarik napasnya lagi, rasanya sesak sekali

"ini yang terakhir, gue janji gak akan minta ketemu lo lagi." bibir pucat doyoen tetap tersenyum meski fisik bahkan jiwanya merasakan sakit

"gue pikir pikir dulu"

----

beberapa menit berlalu, mereka berdua akhirnya sampai dirumah lucas. cowo itu tergesa gesa dan langsung keluar dari mobil sambil berlari kecil masuk kedalam rumah

mau tak mau, yuqi harus mengikuti langkah cepat lucas. yuqi menyunggingkan senyum tipis setelah dirinya masuk kedalam kamar lucas

tiba tiba saja teringat dengan nama xuxi. cewe itu langsung terkikik pelan

lucas terkejut karena yuqi tiba tiba saja mengeluarkan suara aneh. ia buru buru menyalakan lampu kamar, kemudian menoleh kepada yuqi dengan alis dinaikkan

serendipity, lucasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang