22;

762 94 4
                                    

lo gak punya hak buat ngelarang gue.

yuqi terdiam. lidahnya kelu, ia gak mampu mengeluarkan suara. kata kata lucas itu membuat jantungnya terasa seperti tertikan benda tajam

lucas menatap yuqi sejenak. perasaan bersalah menggerogotinya setelah menyadari perubahan ekspresi yuqi. ia berniat meminta maaf, tapi waktu tidak memungkinkan untuk dia meminta maaf sekarang

saat ini ia harus mencari doyoen terlebih dahulu. lucas berbalik, lalu melangkah pergi meninggalkan yuqi.

detik itu juga yuqi tersadar. dadanya terasa sesak, tapi entah kenapa ia malab berlari mengejar langkah lucas

seakan tak kapok, tepat saat lucas akan masuk ke dalam mobil, yuqi menghentikan cowo itu untuk kesekian kalinya

"please, biarin gue yang nyetir."

"lo masih sakit, lebih aman kalo gue yang anterin."

tanpa mengucap apa pun, lucas menyerahkan kunci mobilnya kepada yuqi. ia segera masuk ke mobil dan duduk di jok sebelah kemudi. sama seperti lucas, yuqi pun langsung masuk mobil

dalam hitungan detik, mobil lucas sudah bergerak

"lucaaas!"

lengkingan suara mama lucas membuat yuqi menginjak rem dibawah sana. lucas membuka kaca mobil, lalu menyembulkan sedikit kepalanya. di sana, di teras rumah, mama lucas terlihat terengah engah karena habis berlari

"ma, lucas pergi dulu," ucap lucas agak keras

"astaga, kamu mau ke mana?" mama bertanya frustasi sambil berjalan cepat ke arah mobil

"rumah sakit."

langkah mama membulat. raut wajahnya berubah seketika

"anak itu lagi?"

"maaf, ma." ucap lucas lirih. ia melirik yuqi di sebelahnya

"jalan, qi."

"tapiㅡ" yuqi tersenat, tatapan tajam lucas membuatnya tak mampu untuk menolak perintah cowo itu.

dalam hati ia meminta maaf kepada mama lucas, kemudian menjalankan mobil seperti yang lucas minta

"kita ke mana?"

"ke rumah sakit dulu."

mobil lucas yang semula berjalan lambat, kini memelesat seperti anak panah. menyelip kendaraan yang berjalan lambat. menerobos lampu merah

beberapa kali yuqi menahan napasnya. dadanya terasa sesak sekali. ia sendiri tak mengerti apa yang terjadi pada dirinya saat ini. matanya melirik lucas sekilas, cowo itu menyandarkan kepala dengan mata memejam

jelas terlihat bahwa lucas tidak sedang baik baik sana, wajahnya memerah, membuat perasaan yuqi semakin kalut. ingin sekali ia bertanya apakah lucas baik baik saja. namun, yuqi tak memiliki keberanian yang cukup untuk itu

beberapa meter lagi mereka akan sampai di rumah sakit. lucas membuka matanya. sekelilingnya terlihat berputar. ia mengerjap berkali kali, berusaha agar penglihatannya kembali normal

"ngebut aja, qi." ucap lucas, diikuti anggukan yuqi dan injakan pada pedal gas

----

yuqi dan lucas berlari beriringan. mereka berdua mempercepat langkah setelah lucas mendapat telepon dari yoona

yoona memberitakan bahwa doyoen telah ditemukan pingsan tak jauh dari kamarnya setelah berusaha kabur

lucas membuka pintu kamar doyoen dengan sisa sisa tenaga. ia kemudian masuk, diikuti yuqi di belakangnya. penglihatan lucas saat ini seperti foto yang diberi efek blur

serendipity, lucasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang