36;

683 92 4
                                    

hanya butuh sedikit waktu hingga berita menyedihkan itu sampai di telinga yuqi

ia langsung berpegangan di pundak soyeon setelah membaca SMS dari yoona di ponselnya

"yeon," panggil yuqi. ia masih tidak percaya dengan apa yang baru dibacanya

"ya?"

yuqi diam sejenak menumbuhkan rasa penasaran soyeon

"doyeon meninggal,"

ada rasa tak rela di dalam hati yuqi untuk mengucapkan kalimat itu. ia telah kehilangan seorang sahabat, meski yuqi mengenal cewe itu hanya sebentar

"innalillahi, serius lo?"

"lucas," bisik yuqi seperti baru saja mengingat sesuatu yang ia lupakan sejak tadi

wajah cowo itu tiba tiba memenuhi pikirannya. seseorang yang lucas sayangi telah pergi. bagaimana keadaan lucas sekarang? dia pasti sedih

"yeon, gue harus pergi." ucap yuqi gelagapan

"lo mau kemana?"

yuqi tidak menjawab. ia segera mengambil ponselnya didalam saku, mencari kontak dengan nama lucas, lalu menekan tombol call

tanpa pikir panjang, yuqi berdiri menerobos kerumunan siswa di kantin. soyeon yang melihat yuqi yang tiba tiba pergi, meneriaki nama yuqi. namun, yuqi tetap berlari tanpa menoleh

----

kisah ini benar benar telah memasuki episode yang lain. tidak ada satupun suara yang terdengar kecuali tangisan

tangis itu berasal dari semua usia, menandakan bahwa semua orang sangat menyayangi doyeon

lucas, dengan mata sembab ikut membantu proses penakaman doyeon

yuqi memperhatikan satu per satu orang yang ada di sana. pandangannya berakhir pada yuta

dari semua orang di sana, hanya yuta yang tidak menangis. cowo itu hanya berdiri dengan tatapan kosong

semakin lama semakin sepi hingga tersisa lucas, yuta, yuqi, dan soyeon

yuqi melangkah mendekat ke arah makam doyeon, kemudian duduk di sebelah lucas. ia mengambil segenggam bunga lalu menaburkannya di sana

"semua orang sedih lo tiba tiba pergi," ucap yuqi seakan akan berbicara langsung dengan doyeon

"qi," panggil lucas dan yuqi pun menoleh

"hmmm?"

"gue belum sempat bilang semuanya ke doyeon."

yuqi mengangguk memandang wajah frustasi lucas. meskipun yuqi tak bisa berbohong, dia benar benar cemburu

"gue yakin tadi doyeon pasti denger lo ngomong. dia pasti tau kalo lo sayang sama dia. udah, jangan kebanyakan nangis. doyeon pasti gamau liat lo kayak gini,"

soyeon hanya memperhatikan dua orang yang berbeda, ia menoleh ke arah yuta yang masih berdiri disampingnya

ia memperhatikan cowo itu. satu tetes pun tidak ada air mata yang keluar dari mata yuta. yuqi yang tidak terlalu mengenal doyeon saja, sempat menangis

soyeon hanya bisa menggeleng tidak habis pikir

mungkin emang nggak punya hati, batinnya

----

ga abis pikir kenapa ini cerita makin lama makin gajelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ga abis pikir kenapa ini cerita makin lama makin gajelas

serendipity, lucasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang