hampir tiga hari lucas tidak masuk sekolah. yuqi menjadi tidak focus dalam segala hal.
yuqi sering melamun, hampir saja ia jatuh di tangga tapi untung saja ada yuta yang tak sengaja berpapasan menahan tubuhnya
hampir setiap hari ia menanyakan kabar lucas dengan mengirim pesan singkat, tetapi tidak ada satupun yang dibalas lucas
"lo tau lucas kemana?" tanya yuqi kepada yuta
yuta hanya mengangkat bahu. cowo itu membukakan minuman kaleng milik yuqi, lalu menaruhnya di hadapan yuqi
"thanks,"
"dari yang gue liat, lo kayaknya sayang banget sama lucas. lo dipelet pake apa sih?"
"entah, gue juga gatau." sahut yuqi malas sambil mengangkat bahu
lalu, tiba tiba saja ia teringat dengan kertas rahasia milik doyeon.
"yut," panggilnya
"apa?" jawab yuta yang baru saja meneguk soft drink ditangannya
yuqi menggeleng. sekarang bukan saat yang tepat untuk dia membicarakan hal itu. apalagi di saat kondisi kantin tidak begitu mendukung
"gue mau ngomong sesuatu sama lo,"
"silahkan."
"tapi, nggak di sini."
"terus?"
"di tempat lain aja. dan, jangan sekarang."
"mau ngomongin apa?"
"tentang doyeon,"
"gue tau tempat yang cocok buat itu."
"dimana?"
"nanti malem gue jemput lo jam 7.30," yuta mendorong kursinya kebelakang
"gue mau bolos dulu," lanjutnya kemudian pergi dengan langkah angkuh
----
"gila lo, abis naksir lucas, sekarang lo mau jalan sama kakaknya? gak ngerti lagi gue." kata soyeon kepada yuqi melalui telepon
"bukan mau jalan. gue mau ngomongin sesuatu sama dia tentang doyeon."
"tetep aja, itu namanya lo mah pergi nge-date sama yuta,"
yuqi mendecak kesal.
"bawel lo ah, sampe sekarang hati gue masih buat lucas."
"iuuw bucin,"
yuqi membuka bungkus snack yang dibelinya sepulang sekolah tadi, kemudian memakannya
"kira kira lucas lagi ngapain ya? dia nggak ada kabar sama sekali," ucap yuqi dengan nada sedih
"lo udah coba kerumahnya?"
"hmmm, belum sih."
"yaudah, besok lo kerumah dia aja. lo cari sampe ke pojok pojok kamarnya. kalo perlu, lo periksa lemarinya, kali aja dia sembunyi disana."
"tapi dia gak bales chat dan gak jawab telepon gue sama sekali, gue gak enak dong mau nyari dia sampe ke rumahnya."
"loh? bukannya sebagai sahabat yang baik emang harus gitu?"
"justru karena itu, karena posisi gue cuma sahabat dia makanya gue jadi engga enak buat mencampuri urusan dia terlalu jauh,"
"oh, gue ngerti, jadi lo pingin posisi yang lebih ya?" tanya soyeon jail, kemudian tertawa terbahak bahak
"iya! gue pingin posisi lebih. puas lo?" sahut yuqi kesal
sesaat kemudian terdengar suara mama memanggil yuqi
"eh yeon, kayaknya yuta udah dateng, gue matiin ya, teleponnya. bye kurbel,"
"sialan lo."
yuqi segera melompat dari kasur setelah mematikan sambungan telepon
ia meraih tas selempang yang tergantung di kursi kamar lalu memakainya. yuqi melihat sekilas wajahnya di cermin, kemudian mengoleskan liptint tipis tipis di bibir
tangannya kini sibuk merapikan rambut, menyisir rambut panjangnya menggunakan jari. sekarang dia sudah siap.
yuqi kemudian keluar kamar dan segera menemui yuta
"gapapa kan naik motor?" yuta memberikan helm kepada yuqi
"gapapa kali, santai aja." jawab yuqi, kemudian memakai helm dan naik keatas motor yuta
"kita mau ke mana?"
"ke mana pun jalannya motor ini ajalah,"
yuqi tertawa renyah, tetap saja kan yang mengarahkan motor itu adalah yuta
"yaudah deh, terserah motornya aja." ucapnya masih sambil tertawa
----
yuta omg
bye lucas!