32;

719 89 2
                                    

lucas terbahak setelah membaca puisi yang dibuat yuqi.

kemudian melipat kertas yang bertuliskan puisi tersebut dan memasukkannya kedalam saku celana. yuqi yang duduk disebelah lucas menutup wajah malu

"kayaknya lo pake hati banget bikin puisinya qi," lucas memiringkan badan agar lebih leluasa menatap yuqu disebelahnya

"ini isi hati lo beneran ya? siapa sih cowo yang gak peka itu? sini biar gue yang teriak didepan muka dia, bilang kalo lo udah lama suka sama dia,"

"apaan sih? udah ah." yuqi menyodorkan tangan kepada lucas

"mana tugas matematika gue?"

"kasih tau dulu siapa cowo yang lo suka," lucas menyandarkan punggung, kemudian melipat tangan

yuqi menatap lucas sebal. "ngeselin dah lo, sini tugasnya." yuqi memelas sambil melirik tas hitam lucas

"gamau," sahut lucas tenang

"mau lo apa sih?" tanya yuqi kesal

"gue mau tau siapa cowo yang lo suka itu," kata lucas

lucas sendiri sebenarnya tidak tau kenapa ia jadi begitu penasaran tentang siapa cowo yang yuqi suka

"tugas gue sini,"

"gak."

"terserah deh, gue ngambek aja kalo gitu." kata yuqi kemudian memasang wajah jutek

"dih, ada gitu ngambek bilang bilang?" tanya lucas tersenyum geli, kemudian tangan usilnya mencubit pipi yuqi

"busettt, pagi pagi udah diapelin ke kelas aja lo qi." kata soyeon tiba tiba nyembul dibalik pintu kelas

yuqi berdecak, "berisik lo."

karena bangku soyeon di dudukin lucas, ia lebih milih ke kelas sebelah

"oke gue bakal ngasih tau siapa cowo yang gue suka, tapi gak sekarang juga. kasih dulu tugasnya. janji deh gue ceritaiin semuanya,"

"bener?" tanya lucas meyakinkan

"iya, bener." jawab yuqi, kemudian meraih dan membuka tas hitam lucas

"bukunya warna apa?" tanya yuqi sambil membuka tas tersebut

"yang warna cokelat gambar kucing." jawab lucas

yuqi kemudian mengeluarkan buku tersebut lalu tertawa renyah, seorang lucas yang ada di otaknya sedikit berbeda dengan lucas yang di dunia nyata

"sok imut banget buku lo," kata yuqi sambil memeriksa isi buku tersebut

"itu sengaja, biar engga ketauan kalo gue yang bikin tugas lo. jadi kemarin gue beli buku yang kayak gitu,"

yuqi mengangkat wajah, tak lagi melihat lihat isi buku

"serius? ihhh, makasih cas. baik banget sih xuxi-ku tayang,"

mendengar itu, lucas buru buru menyentil jidat yuqi

"jangan manggil gue dengan nama itu."

"xuxiiii," panggil yuqi sambil memandang lucas dengan mengedip ngedipkan matanya

"gue ambil lagi nih bukunya." ancam lucas

yuqi buru buru bersikap normal dan memasukkan buku coklat tersebut kedalam tasnya

"bagus," katanya ambil menepuk nepuk puncak kepala yuqi

"yaudah, gue balik ke kelas dulu ya? bentar lagi guru dateng." sambungnya sambil melirik arlojinya

serendipity, lucasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang