yuta memegang ponsel yang terus menerus berdering sejak tadi. si penelpon masih orang yang sama
untuk kali kesekiannya, dia menekan tombol 'reject'
beberapa detik setelah yuta menolak panggilan itu, ponselnya berdering kembali
nama di layar ponsel itu membuat dadanya kembali sesak. hanya membaca namanya saja yuta tak mampu. lalu, bagaimana jika ia mengangkat telepon itu dan mendengar suaranya?
apa yang akan terjadi jika yuta bertemu dan menatap matanya?
yuta mendongakkan kepalanya, menatap langit biru yang hampir tak berawan
ia telah berjalan sangat jauh, meninggalkan dirinya yang dahulu di belakang. iniliah dia sekarang, anak muda yang suka memberontak dan tak memiliki tujuan hidup
suara langkah kaki mengalihkan perhatian yuta. ia mengeryit siapa yang akan bolos dan pergi ke belakang gedung sekolah selain dirinya
kernyitan itu memudar ketika sosok lelaki berdiri sambil menatap dirinya
"ternyata lo disini," lucas memandang malas yuta. hampir seluruh sekolah ia keliling untuk mencari yuta
yuta turun dari tembok sekolah, tadinya ia berniat bolos
"nyariin gue?" yuta melangkah mendekati lucas
"doyoen nyariin lo,"
kaki yuta berhenti
"gue lagi sibuk." sahut yuta dingin. dia kembali melanjutkan langkah angkuhnya
"dengan lo kayak gini, sama aja nyakitin dia."
yuta tersenyum tipis
"sayangnya gue gak peduli," ucapnya berjalan melewati lucas yang saat ini mengepalkan tangannya
lucas tau yuta memang gak peduli lagi sama doyoen, tapi yuta seharusnya tidak berlebihan seperti ini
setidaknya dia harus menemui doyoen barang sekali aja. bagaimanapun, doyoen pernah menjadi masa lalu mereka.
lucas berbalik, memandangi punggung yuta yang berjalan menjauhinya. ia segera mengejar langkah yuta
"apa lo gak merasa bersalah sedikit pun?"
pertanyaan yang sebenarnya tidak ingin lucas tanyakan, akhirnya keluar juga
lucas tau, pertanyaannya tadi mampu menusuk jantung yuta melebihi ribuan pisau tajam
rasa getir itu kembali, masa lalu itu menyakiti yuta. ia marah, marah pada dirinya sendiri
jika saja yuta bisa mengulang waktu maka semuanya tidak akan serumit ini
yuta tetap berjalan, tidak menoleh kepada lucas yang terus membujuknya untuk menemui doyoen di rumah sakit
langkah lucas melambat, hingga akhirnya lucas menyerah dan berhenti. ia hanya berdiri memandang yuta yang terus menjauh
tangan lucas mengepal kuat, bagaimana jika doyoen tau kalo orang yang paling ingin ditemuinya tidak mau mengulang waktu untuk dirinya?
----
hayoloh yuta:'(