35;

732 90 6
                                    

"hai," sapa yuta memandang doyeon yang sedang duduk diatas ranjangnya

ekspresi wajah yuta langsung berubah tidak enak ketika melihat doyeon yang sudah sip dengan blouse putih dengan bawahan rok berwarna peach selutut

selang infus dan oksigen yang biasa menempel ditubuh doyoen, hari ini tidak terpasang

"kenapa?" tanya doyeon karena tatapan yuta yang seperti itu

yuta ingin menanyakan kemana perginya alat alat tersebut, tapi ia mengurungkan niat dan menggeleng

doyeon menujuk kursi roda yang tak jauh dari tempat yuta berdiri

"bisa tolong bawain kesini?"

bukannya mengambil kursi roda, yuta malah melangkah cepat ke ranjang doyeon. cowo itu mengangkat tubuh doyoen dan membawanya menuju kursi roda

"thanks," ucap doyoen

"lo gak ada sandal?" tanya yuta memandang kaki doyeon

"ah, gue lupa beli."

yuta membuka sepatu dan kaus kaki miliknya, lalu jongkok didepan kaki doyeon

"lo ngapain?"

cowo itu tidak menyahut. ia mengangkat pelan kaki doyeon kemudian memasangkan kaus kaki miliknya

"ini bersih kok, baru gue beli kemarin." katanya sambil memasang sepatu

"thanks," ucap doyeon dengan senyum lebar

yuta mengangguk

"terus, lo gak pake sepatu gitu? kita kan mau keluar?"

"nggak apa apa." jawab yuta. ia mengambil selimut diatas ranjang kemudian menyelimuti tubuh doyeon

"masih pagi, diluar dingin." ucap yuta kemudian mendorong kursi roda milik doyeon

/yuta omg boyfriend material

"kita mau kemana?" tanya yuta

"taman rumah sakit aja."

yuta mengangguk. setiap orang di koridor memperhatikan mereka berdua

doyeon tidak ingat kapan terakhir kali ia merasa sebahagia ini. bahagia itu seakan akan membuat wajah orang orang berubah menjadi bunga mawar kesukaannya

ia menarik napas dalam saat kursi roda membawanya keluar gedung rumah sakit, menuju taman yang ada di depan

"kesana yut,"

yuta mengangguk menuruti doyeon, mendorong kursi roda hingga tepat di dekat sekumpulan bunga mawar yang ditanam

"cantik ya?" doyeon memperhatikan bunga bunga yang mekar

"iya, lo masih suka mawar?"

doyeon mengangguk. segalanya tidak ada yang berubah sejak dulu, bahkan perasaannya masih sama

"lo gak sekolah?" tanya doyeon

"nggak."

"maaf garaㅡ" ucapan doyeon langsung dipotong yuta

serendipity, lucasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang