30;

727 99 6
                                    

"kita mau kemana? langsung pulang?" tanya lucas saat dirinya dan yuqi sudah berada didalam satu mobil

perihal yuqi yang bilang dia bawa mobil sendiri itu ternyata hanya kebohongan semata

yuqi berpikir sejenak, melirik lucas dan memutuskan

"pulang aja deh," putusnya

lagi pula mau kemana lagi mereka? pergi makan? tidak untuk yang satu itu, yuqi tak ingin ditinggal lagi

"oke bos." sahut lucas menjalankan mobil

"lo jangan lupa bikin puisi gue ya," lanjutnya

"iya iya, gampang tuh. lo yang harusnya gue ingetin, jangan sampai lupa ngerjain tugas matematika gue." kata yuqi kemudian menyalakan radio

"santai, pasti jadi."

"kalo nggak?"

"lo boleh hukum gue,"

yuqi tersenyum kecil "apa apaan tuh,"

"gimana nih hari kalian semua?" suara sok akrab langsung terdengar dari radio yang baru saha dinyalakan yuqi

"baik? harus baik dong yaaaa, ada yang lagi galau gak sih? galau karena duit habis, karena diputusin, atau galau karena doi gak peka peka?"

yuqi yang tadinya sibuk menyimak langsung terbatuk batuk. kenapa dirinya jadi merasa tersindir begini?

"untuk menemani siang teman teman semua, kami akan putar lagunya si cantik maudy ayunda 'tahu diri'. selamat mendengarkan dan menikmati siang."

"maudy ayunda cantik ya?"

yuqi menoleh dan mengangguk

"sama kayak lo,"

yuqi tertawa, lalu memukul lengan lucas. cowo itu ikut tertawa dan berusaha menghindari pukulan yuqi

fokus lucas jadi sedikit teralihkan padahal jalan didepannya tidak sepi

"udah qi, gue lagi nyetir." lucas berusaha menghentikan yuqi

"ya, lo sihhh " yuqi melipat kedua tangan didepan dada

wajahnya merah padam. ia menggigit bibir bawah menahan senyuman yang tak dapat ditahan

selamat tinggal pada kata moveon

biarlah itu hanya menjadi sebuah kata yang bisa yuqi ucapkan, tapi tak dapat yuqi lakukan

"EH!" yuqi memekik

"kenapa?" tanya lucas yang terkejut

"gue lupa, doyoen minta gue ke rumah sakit."

"yaudah, gue puter balik."

"tapi rumah gue udah setengah jalan,"

"terus?"

"gue jadi ngerepotin lo."

lucas terkekeh, lalu meletakkan tangannya di atas kepala yuqi

"kapan sih lo gak ngerepoti gue?" tangannya bergerak pelan mengacak rambut hitam yuqi

serendipity, lucasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang