yuqi keluar dari kamar dengan baju sekolah seperti hari biasanya. dibawah sana, mama dan papanya sudah menunggu dengan sarapan yang tertata rapi di atas meja makan
perutbya udah berbunyi karena kelaparan. kemarin, ia tidak makan malam karena kehilangan mood.
terakhir ia memakan roti yang diberikan lucas untuknya, tapi hanya sedikit. itu pun karena yuta memaksa yuqi
berbicara mengenai yuta, ternyata cowo itu gak jauh beda dari lucas. wajar saja, mereka berdua itu kan saudara. mereka sama sama menyebalkan di awal dan baik pada akhirnya
perbedaannya, lucas lebih sedikit menjaga image, sedangkan yuta tidak. cowo itu lebih parah dari lucas, tepatnya bisa dikatakan "gak punya malu"
kemarin saja yuta ikut menghabiskan roti bagian lucas. ia ikut makan di hadapan yuqi tanpa rasa sungkan
"ini adik gue yang bayar kan? gak apa apa deh kalo gue yang habisin," begitu katanya, lalu melahap roti keju itu dengan cepat
baru satu detik yuqi meletakkan bokong diatas kursi, suara klakson motor di depan rumah mencuri perhatiannya
"siapa sih, pagi pagi?" gerutu yuqi memandang penuh tanya kepada mamanya yang kini hanya mengangkat bahu
"mungkin tetangga." papa menyahut. yuqi mengangguk angguk kemudian mengangkat gelas susu dan meminumnya
suara klakson motor tadi hanya hilang sejenak dan kembali terdengar bruntal
"kayaknya di depan rumah deh, pa." yuqi berkata kepada papanya
"jelas banget suaranya dari sini." lanjutnya
"coba kamu cek dulu sana, mungkin aja temen kamu." mama menimpali
namun, benar juga siapa tau lucas yang datang menjemput yuqi? hanya menebak, tidak berharap lebih.
yuqi mendorong kursi kebelakang, lalu berdiri dan melangkah keluar rumah. cewe itu menyembulkan kepala di balik pintu melihat keadaan diluar
halaman rumahnya sepi, di luar terdapat seseorang dengan motor besar yang membunyikan klakson terus menerus.
alis yuqi menyatu, ia akhirnya keluar dari rumah dan berjalan pelan menuju gerbang karena penasaran
sekekali yuqi menyipitkan mata saat seseorang dengan motor besar itu menatap ke arahnya. sialnya wajah orang itu tertutup helm. yuqi berhenti melangkah
baju yang digunakan orang bermotor itu sama dengan seragam sekolahnya. orang itu mengangkat helm yang ada di kepalanya, membuat rambut panjangnya terurai
mata yuqi melotot tak percaya
"woi, budeg lo ya? gue klakson dari tadi gak keluar keluar. gerbang lo dikunci onta!"
entah yuqi harus marah entah menangis, ia ingin memeluk sekaligus menyumpal mulut soyoen sekarang juga.
kakinya yang belum memakai sepatu langsung berlari menuju gerbang dan segera menarik gerbang tersebut keluar
tanpa aba aba, dengan cepat yuqi memeluk siyeon erat
"lo kemana aja?" tanya yuqi haru masih memeluk soyeon erat, sedangkan soyoen berusaha melonggarkan pelukan yuqi