Eccedentesiast - 13

4.3K 373 0
                                    

"La!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"La!"

Raskal menahan lengan Kalila yang ingin berlari menjauh darinya. Sedangkan Kalila meronta, memaksa Raskal melepaskan lengannya.

"Kal, lepas," mohon Kalila masih berusaha menarik lengannya dari cekalan Raskal. Air mata kembali mengalir di pipinya saat mengingat perlakuan penggemar Raskal kepadanya.

"Kamu kenapa? Kenapa malam itu kamu nggak ada di sana?"

Kalila menatap sekelilingnya. Sebenarnya parkiran sepi, tapi ia masih saja takut bila ada salah satu dari mereka yang melihatnya. Ia juga tidak bisa melepaskan diri dari Raskal, Raskal menahannya dengan sangat keras.

"Kal, aku takut," ucap Kalila akhirnya.

Raskal juga mengedarkan pandangannya. Apa yang Kalila takutkan? Namun laki-laki itu membawa Kalila ke gudang dekat parkiran, mereka berdua masuk ke dalam sana. Setelah mengunci pintu, Raskal melepaskan lengan Kalila.

"Tell me, what happen La?"

Kalila diam, menunduk. Takut menatap mata Raskal. Air mata masih mengalir di pipinya. Ia ingin sekali memeluk Raskal, menceritakan semua yang sudah ia alami. Namun tidak bisa, bibirnya seperti dipaksa tertutup.

"Kemana kamu malam itu?" Raskal menaruh kedua tangannya di bahu Kalila, menjadikan bahu itu menjadi tumpuannya, ia berusaha menatap mata Kalila yang menunduk, "liat aku."

"Liat aku, La," ulang Raskal.

Dengan lambat, Kalila mengangkat pandangannya, menatap mata Raskal. Terlihat jelas di mata Raskal bahwa ia sangat merindukan perempuannya. Khawatir juga tak luput dari pandangannya ketika Kalila menatapnya takut.

"Kemana kamu malam itu?" ulangnya.

Melihat Kalila diam saja, membuat Raskal semakin geram. Ia takut perempuannya menyembunyikan sesuatu yang membuat Kalila tersakiti. "Jawab aku," desak Raskal tak tahan lagi. Kalila tidak boleh seperti ini bila berada di dekatnya. Apa yang sebenarnya terjadi pada Kalila?

Kalila menggeleng pelan, matanya tak lepas dari Raskal. "Aku nggak bisa. Mereka nyerang aku."

Raskal mengernyit, siapa yang Kalila maksud mereka? "Mereka siapa?"

"I can't. Kita sampai sini ya?" tanya Kalila sembari menatap Raskal sendu, matanya berkaca-kaca semenjak Raskal menarik tangannya masuk ke dalam gudang ini.

Raskal langsung menggelengkan kepalanya keras, tidak percaya dengan apa yang Kalila katakan. "Nggak," tolak Raskal tidak setuju.

Kalila mengusap air mata yang mengalir semakin deras di pipinya. Keduanya terdiam. Raskal yang menunggu Kalila merespon kalimatnya tadi dan Kalila yang berusaha mengeluarkan apa yang ia rasakan selama ini. Kehadiran Raskal membuat hidupnya menjadi lebih berwarna dari sebelumnya. Entahlah, namun itu yang ia rasakan saat Raskal mulai memasuki kehidupannya sedikit demi sedikit.

eccedentesiastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang