Kedatangan Kalila kembali ke sekolah setelah menyebarnya berita itu, membuat seluruh guru dan hampir seluruh murid menyemangati Kalila. Kalila yang awalnya bingung dirinya di kerumuni hanya bisa tersenyum lebar sembari mengangguk. Matanya sedari tadi menatap Raskal yang berada di ujung koridor sembari tersenyum geli. Setelah keluar dari rumah sakit kemarin, Raskal memaksa Kalila untuk tinggal bersamanya, takut Kalila kenapa-napa. Kalila yang tadinya tidak mau, karna ditatap sendu oleh Bunda Raskal akhirnya mengangguk pasrah.Di luar dugaan ketika Kalila baru saja menginjakkan kakinya di gerbang sekolah, seperti gula yang jatuh ke lantai, ia langsung dikerumuni membuat Raskal yang tadinya berada di samping Kalila langsung tersingkirkan.
"Kalila! Gue minta maaf selama ini gue benci banget sama lo!"
"Iya Ren, santai."
"Baiknya nggak luntur-luntur deh!"
Reni memeluk erat Kalila membuat perempuan itu kembali menatap Raskal. Sedangkan ada dua orang yang tidak jauh dari Kalila sedang menatapnya tidak suka.
"Plan kedua," ucapnya sembari menjauh dari Kalila yang sedang di kerumuni.
"Kayaknya Queen sekolah ini udah balik."
Raskal hanya bisa tersenyum ke arah Edo, laki-laki itu menepuk bahu Raskal. "Hati-hati, saingan lo makin banyak."
"Saingan?"
"You know that."
"Kal!"
Raskal kembali mengalihkan pandangannya dari wajah Edo yang sedang tersenyum manis ke Kalila yang sedang memeluk banyak coklat dan beberapa tangkai bunga. Kalila memberikan semua dari apa yang ia peluk pada Raskal, membuat laki-laki itu kesusahan menerima banyaknya coklat dan bunga itu.
"Ayo kita ke mobil kamu," Kalila membuka bungkus coklat putih yang ia pegang lalu memakannya, "kita taruh di mobil kamu dulu ya?"
Raskal mengangguk, ia masih susah memeluk semua coklat dan bunga itu, menahan agar tidak ada satupun yang jatuh. Kalila menatap Edo yang berada di samping Raskal. Laki-laki itu tersenyum kikuk sedangkan Kalila mengigit bibir dalamnya. Hingga akhirnya senyum kembali terukir di bibir Kalila.
"Edo! Long time no see, huh?"
"Yeah, long time no see," ucap Edo sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "and i miss you."
Entah apa yang dipikirkan Edo, kata-kata itu keluar begitu saja. Setelah menyusun kata-kata yang ingin ia ucapkan pada Kalila, hanya kalimat itu yang dapat keluar. Dan Kalila kembali mengigit bibir dalamnya, memutus kontak mata dengan Edo. Sedangkan Raskal mengernyit samar mendengar apa yang Edo ucapkan. Apa yang terjadi pada mereka berdua?
Sadar dengan perubahan air wajah Kalila, Raskal menyenggol lengan Edo dan mengatakan ia akan ke parkiran lewat tatapan matanya. Kalila berbalik tanpa sedikit pun melirik Edo yang masih setia menatapnya. Namun maupun Edo atau Kalila, keduanya masih mengingat saat terjebak dalam lingkaran itu. Lingkaran yang membuat dada keduanya sesak.
KAMU SEDANG MEMBACA
eccedentesiast
Teen Fiction[ some part are locked, follow to unlock ] ❛❛Eccedentesiast (n.) a person who hides their pain behind a smile.❜❜ Kebahagiaan. Satu hal yang selama ini Kalila dambakan. Namun Kalila sadar, kehidupannya telah hancur dan ia tak yakin bisa kembali bahag...