Eccedentesiast - 34

3.3K 230 24
                                    

Pukul 9 pagi, Kalila baru membuka matanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pukul 9 pagi, Kalila baru membuka matanya. Masih dengan mata yang setengah terbuka, Kalila berjalan ke arah dapur ketika terdengar suara berisik dari sana. "Kal?" panggil Kalila ragu.

"Kamu udah bangun? Duduk sini! Aku buatin sarapan."

Kalila tertawa kecil saat Raskal menarik salah satu kursi di mini bar. Setelah Kalila duduk, Raskal kembali sibuk dengan aktivitasnya tadi. Dan Kalila sendiri senyum-senyum menatap bagian belakang tubuh Raskal yang bergerak heboh. Ia baru sadar kalau Raskal itu pintar memasak. Setaunya Raskal cuma bisa main Basket dan Bola saja.

"Chicken with barbeque sauce ala Raskal."

Kalila berseru girang sembari menatap piring yang berada di hadapannya. Aromanya harum, membuat perut Kalila yang dari tadi malam belum diisi apa-apa bergemuruh meminta jatah sarapan. Ia memotong ayam itu menjadi potongan kecil lalu memakannya.

"Gimana? Enak kan?"

Kalila mengangguk sembari tersenyum lebar. "Enak!"

"Berarti aku udah jadi suami idaman dong?"

Kalila berdecak lalu kembali memotong ayamnya, mengarahkan potongan kecil itu ke dalam mulut Raskal. Laki-laki itu tersenyum, kagum dengan dirinya sendiri. Tak rugi ia setiap hari membantu Kinan menyiapkan sarapan dan makan malam. Melihat Kalila tersenyum lebar saat menyantap masakan yang dibuatnya, Raskal ikut tersenyum.

"Libur masih dua hari lagi kan ya?"

Kalila mengangguk membenarkan. Karna Kakak kelasnya masih Ujian Nasional. Raskal menjentikkan jarinya. "Kita ke Bogor gimana?"

"Hm?" Kalila menatap Raskal dengan alis yang mengernyit.

"Iya ke Bogor," ulang Raskal.

"Ngapain?"

"Honeymoon?" tanya Raskal dengan nada jahilnya.

Sontak Kalila langsung melayangkan garpu yang ia pegang menghantam pelan kepala Raskal. Dan yang punya kepala pun meringgis sembari mengusap kepalanya yang jadi korban. "Sakit tau Yang!"

"Serius? Padahal aku mukulnya pelan-pelan," Kalila ikut mengusap kepala Raskal dengan wajah paniknya, "maaf ya. Perasaan aku mukulnya pelan loh Kal."

"Nggak pa-pa," ujar Raskal sembari menyingkirkan tangan Kalila dari kepalanya, mengusapnya pelan, "jadi gimana?"

"Gimana apanya?" tanya Kalila balik, membuat Raskal tertawa kecil.

"Ke Bogor."

"Kamu serius?" melihat Raskal mengangguk membuat Kalila kembali melanjutkan sarapannya, "aku kira kamu cuma bercanda."

Raskal menghela nafasnya panjang. "Astaga Kalila. Aku serius."

Kalila terdiam sebentar sembari memikirkannya. "Aku mau! Udah lama kita nggak jalan!" sorak Kalila spontan.

eccedentesiastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang