Karna Kalila memaksa walaupun Raskal sudah mengajukan banyak alasan agar mereka tidak jadi ke Mall, akhirnya Raskal juga yang mengalah. Ia hanya bisa menuruti permintaan Kalila bila perempuan itu sudah mengembungkan pipinya.
"Tuh kan basah."
Kalila tertawa kecil melihat Raskal menggerutu karna tangannya terkena beberapa tetes air hujan. Tadi ia memang sudah diperingatkan supaya turun duluan karna Raskal ingin memarkir mobil. Gedung khusus parkir mobil juga sudah penuh membuat Raskal harus parkir di parkiran outdoor. Kalila memang tidak mau turun terlebih dahulu dan menunggu Raskal memarkir mobil. Ia takut kejadian seperti kemarin terjadi, apalagi ini Mall, tempat umum yang sangat ramai.
Karna tidak ada payung di mobil Bundanya, Raskal melepas jaket bomber yang ia kenakan dan melindungi kepala Kalila dengan jaket itu. Walaupun Kalila juga akhirnya kena sedikit tetesan hujan, tapi sikap Raskal sangat manis baginya.
"Nggak pa-pa Kal. Cuma sedikit."
"Aku bilang juga apa, kamu turun duluan. Biar aku aja yang basah. Kalau kayak gini kan sama-sama dingin," ocehnya membuat Kalila terkekeh.
"Raskal," panggil Kalila saat Raskal masih saja sibuk menghapus tetesan air hujan dari lengannya, Raskal hanya berdehem tanpa menatapnya, "sayang."
Kali ini Raskal mengalihkan pandangannya menatap Kalila. Walaupun samar, Kalila dapat melihat rona merah di pipi Raskal yang membuatnya tertawa kecil. "Kamu lucu deh!" ujar Kalila dengan kekehan di belakang kalimatnya.
Raskal berdecak sebal dan kembali melanjutkan aktivitasnya tadi. Namun Kalila lebih dulu menggapai rambut Raskal yang setengah basah dan menyisir rambut itu dengan jari tangannya. Kalila harus berjinjit untuk melakukan hal itu. Raskal diam, mematung. Bahkan setelah Kalila menjauhkan kembali tangannya dari rambutnya.
"Maaf ya, gara-gara aku, kamu jadi basah gini."
Kalila tersenyum geli. "Kenapa jadi kamu yang minta maaf sih?" tanya Kalila membuat Raskal menghela nafasnya pelan.
"Ayo masuk."
Mereka berdua memasuki gedung besar itu beriringan. Tidak ada tujuan, mereka hanya berjalan-jalan mengelilingi Mall. Hingga akhirnya langkah kaki Kalila terhenti, matanya menatap kedai es krim yang berada tak jauh dari sana. Raskal tau apa yang Kalila lihat pura-pura tidak melihatnya. Hari ini cuacanya dingin, apalagi mereka habis hujan-hujanan. Pengaruh air conditioner di dalam Mall juga membuat cuaca semakin jadi. Dan Kalila sekarang ingin memakan es krim? Bisa-bisa perempuannya terkena flu.
Raskal menunjuk ke arah toko lain sembari menarik lengan Kalila menjauh dari kedai es krim itu. "La, kita–"
Kalila menahan tangannya, membuat Raskal mau tak mau menatap wajah perempuan itu. "Kal, mau," ucapnya sembari menatap ke arah kedai es krim itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
eccedentesiast
Подростковая литература[ some part are locked, follow to unlock ] ❛❛Eccedentesiast (n.) a person who hides their pain behind a smile.❜❜ Kebahagiaan. Satu hal yang selama ini Kalila dambakan. Namun Kalila sadar, kehidupannya telah hancur dan ia tak yakin bisa kembali bahag...