Setelah sarapan, Kalila kembali berbaring ke arah Raskal, mengusap wajah Raskal lembut. Sedangkan Maura yang sedari tadi memperhatikan mereka berdua tersenyum tipis. Baik Raskal maupun Kalila sendiri, tidak ada dari mereka yang ingin melepaskan. Tangan kanan Raskal yang sedari tadi hanya tergeletak pasrah di samping kepalanya kini terangkat, mengambil tangan Kalila dari wajahnya dan mengecupnya lembut.
Kalila tersenyum geli. Bibirnya yang pucat sudah kembali berwarna merah muda. "Kal, kamu nggak pegel tidur kayak gitu?"
"Nggak."
"Bangun, nanti badan kamu sakit semua."
Raskal akhirnya bangun, bukannya menuju kasur di samping Kalila, Raskal malah tidur di samping perempuan itu. Kalila tertawa kecil saat Raskal ikut berbaring di sampingnya. Tak lupa, ia juga menyelimuti dirinya sendiri dengan selimut yang Kalila pakai tadi.
"Bun, aku laper."
"Makan sana. Bunda masak sayur daging kesukaan kamu."
"Suapin."
"Kayak Anak kecil aja. Makan sendiri!"
"Raskal kan juga sakit Bun."
"Aamiin."
"Eh, jangan dong!" seru Raskal nyolot, "nanti yang jagain Kalila siapa kalau aku sakit?"
"Biar dibawa sama Dokter ganteng di sini."
"Bunda jahat ih!"
"Biarin!" seru Maura tak kalah nyolot, ia bangkit dari duduknya kemudian berjalan ke arah pintu, "Bunda beli susu coklat dulu buat Kalila."
Setelah pintu kembali tertutup, Raskal kembali menatap Kalila yang berada di sampingnya. Tangannya terulur menyingkirkan rambut perempuan itu dan menaruhnya di belakang telinga. Kemudian ibu jari Raskal mengusap pipi Kalila lembut. Matanya menatap luka di ujung bibir Kalila.
"Masih sakit?"
"Masih. Perih kalo aku ngomong."
Raskal menarik wajah Kalila mendekat, mengecup ujung bibirnya yang membuat si-empunya bibir membulatkan matanya sempurna. Perempuan itu memukul dada Raskal pelan lalu menyembunyikan wajahnya di dada laki-laki itu. Malu. Pasti sekarang wajahnya sangat merah. Sedangkan Raskal tertawa puas melihat raut wajah Kalila yang menggemaskan.
"Ih Raskal!"
Raskal masih tertawa sembari menahan tangan mungil Kalila yang sedang memukul dadanya. "Aduh, geli La."
Suara pintu diketuk membuat Raskal langsung turun dari brankar dan berdiri. Pintu terbuka, wajah laki-laki yang tak pernah Raskal lihat menyembul di sana.
"Kalila?" tanyanya ragu.
Merasa namanya dipanggil, Kalila langsung menatap ke arah pintu. Di sana terlihat wajah laki-laki yang sudah lama ini ia tidak lihat.
KAMU SEDANG MEMBACA
eccedentesiast
Teen Fiction[ some part are locked, follow to unlock ] ❛❛Eccedentesiast (n.) a person who hides their pain behind a smile.❜❜ Kebahagiaan. Satu hal yang selama ini Kalila dambakan. Namun Kalila sadar, kehidupannya telah hancur dan ia tak yakin bisa kembali bahag...