Extra Part

2.1K 145 24
                                    

"Lama juga nggak pa-pa, pakai semua waktu yang kamu butuhin."

Perempuan dengan gaun putih itu tersenyum lebar sembari mengangguk sebelum melambaikan tangannya pada laki-laki yang berjalan menjauh darinya. Ia memasuki toko, matanya langsung disambut dengan banyaknya gaun dengan berbagai model dan warna. Jika nanti malam tidak ada acara, ia mungkin tidak menginjakan kakinya di toko ini untuk mencari gaun formal.

Matanya menyapu semua gaun itu dengan senyuman lebarnya. Tangannya bergerak menyusuri semua gaun yang tersusun rapih di sana. Sementara penjaga toko yang sedang menemaninya juga tersenyum lebar mengikuti langkah perempuan itu. Wajahnya sangat memberikan aura positif bagi siapapun yang melihatnya, membuat banyak orang yang iri karna hal itu.

"Saya ambil yang ini ya," ucapnya sembari memberikan gaun berwarna hitam tanpa lengan itu pada Si Penjaga Toko.

Selesai dengan urusan gaun, ia pun melangkahkan kakinya keluar dari toko, menyusuri pusat perbelanjaan yang besar ini sembari sesekali melirik ke dalam toko yang ia lewati. Hingga akhirnya langkahnya terhenti, begitu pula dengan detak jantungnya, seakan detak jantungnya juga ikut berhenti melihat siapa yang muncul di hadapannya ini.

Delapan tahun lamanya, dan ia melihat wajah itu, lagi.

"La?" panggilnya ragu.

Sementara perempuan yang dipanggil 'La' itu berusaha mengatur raut wajahnya senormal mungkin dan berjalan menjauh dari orang itu.

"Kalila!"

Perempuan bergaun putih itu, Kalila menarik nafasnya dalam, lalu menghembuskannya perlahan, berbalik, kembali menatap masa lalunya. Ya, masa lalunya.

Kalila menyunggingkan senyum hangatnya pada orang itu, seakan tidak ada dendam sama sekali di sana. "Raskal," gumamnya pelan.

Raskal mengerjapkan matanya tidak percaya, akhirnya ia bertemu dengan perempuannya, lagi. Setelah delapan tahun lamanya dan mereka kembali dipertemukan di tempat yang tidak bisa ditebak ini. Tatapannya semakin tajam dan senyumnya semakin hangat, bahkan lebih hangat dari terakhir kali ia melihat senyum itu, lagi.

Raskal mendekatkan tubuhnya pada Kalila, hendak mendekap perempuannya, tapi Kalila dengan gesitnya menghindar. "La, aku kangen sama kamu," ujar Raskal dengan senyum lebarnya dan mata yang berkaca-kaca.

"Bunda!"

Teriakan itu berasal dari belakang tubuh Raskal, gadis kecil yang menggunakan gaun biru laut itu berlari ke arah Kalila, membuat Kalila dengan sigap menangkap tubuh itu dan menggendongnya. Gadis kecil itu memeluk Kalila erat sembari menceritakan apa yang sudah ia lakukan selama Kalila memilih gaun di dalam toko tadi. Kalila tersenyum lebar, mengusap lembut pipi gadis kecil itu.

Lalu tatapannya beralih pada Raskal yang mematung di tempatnya. "Kal," panggil Kalila lembut, "kenalin, ini Elysia, malaikat kecil aku."

Raskal mengerjapkan matanya tidak percaya, kedua kakinya seketika langsung terasa seperti jelly. Ini adalah jawaban setelah penantian panjangnya selama 8 tahun?

Lalu derap langkah kaki yang berasal dari belakang tubuh Raskal, membuat laki-laki itu semakin lemas. Siapa lagi sekarang?

Kedua bola mata Raskal membulat sempurna melihat siapa yang datang dan langsung merangkul tubuh mungil Kalila dengan lengannya. Matanya lurus menatap Raskal, tak ada ekspresi di wajahnya, ia hanya menatap bagaimana Raskal terjatuh dengan kedua bola matanya sendiri.

"Lama nggak ketemu, Kal," ujarnya membuat Raskal mengalihkan tatapannya ke arah lain. Bahkan suara beratnya pun masih terdengar sama seperti dulu.

Raskal kembali menatap laki-laki itu tajam. "Lo nusuk gue Do?"

eccedentesiastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang