02. Perjalanan Neraka

381 30 8
                                    

Saat fajar mulai tiba, aku terlebih dulu tiba di Kota Pahlawan. Tepatnya di Pelabuhan Tanjuk Perak. Pelabuhan yang terletak di Krembangan ini begitu menarik di mataku. Banyak sekali patung-patung berjejer di pinggiran jalan. Salah satu yang paling menarik adalah sebuah patung kapal raksasa yang terletak di pinggir gerbang selamat datang.

Tapi ada sesuatu yang membuatku heran. Banyak sekali penjual-penjual yang berkeliling di Pelabuhan itu. Padahal masih subuh. Mereka menjual keranjang, korek, boneka, dan lainnya. Mereka tampak bersemangat menawarkan barang-barang bawaannya. Beberapa dari mereka terlihat ngotot agar barangnya bisa terjual, sampai harus terus mengikuti seseorang, walaupun orang tersebut enggan untuk membeli barangnya. Aku hanya terheran-heran, pemandangan seperti itu belum pernah aku jumpai.

Menjelang pukul 08.00 WIB, Pelabuhan Tanjung Perak semakin ramai dan sesak. Banyak sekali orang-orang berlesehan di lantai ruang tunggu. Mereka sama seperti orang tuaku, para buruh rantau yang sedang menunggu kapal tumpangannya.

Walaupun sangat ramai, aku sangat menikmati Pelabuhan Tanjung Perak. Sebab pemandangan di balik dinding kaca nampak begitu indah. Terlihat hamparan laut biru terlukis di depan mataku. Aku begitu takjub, karena  aku tidak pernah melihat laut sebelumnya. Tapi di Surabaya, aku melihatnya secara jelas. Indah sekali.

Aku berlari bersama adikku menuju dinding kaca. Menyaksikan kapal-kapal besar berlalu lalang di lautan biru.

"Tuh gede temen yo kapale," ucap adikku sambil mengacungkan kapal berwarn biru bergambar dolphin. Mulutnya dikulum-kulum menggemaskan, rasanya ingin kucubit-cubit bibir itu sampai ia menangis.

"Nko yo kita semua bakal naik kapal yang lebih besar dari itu nal," ujarku.

"Temenan pa Pin?" Adikku tampak tak percaya. Wajah polosnya membuatku iba. Oh adikku yang polos.

"Yo masa' bohong."

"Asyik," ia menyeringai. Gigi hitamnya bisa dihitung; satu, dua, tiga, tampaknya lebih dari sepuluh.

Kami menunggu hingga senja hampir tiba. Banyak orang yang mengatakan 'Menunggu itu lelah', tapi di Pelabuhan Tanjung Perak, kata-kata itu tidak berlaku. Aku begitu menikmati tempat itu. Mulai dari pemandangan lautan, keramik yang begitu mengkilap, ruangan berAC, gedung berlantai, dan masih banyak lagi.

"Deleng kae, kapale gede banget!" Seru adikku mengucungkan kapal yang paling besar sedang mengdekati dermaga.

"Wiiiih."

"Ipin, Enal, ayo! Kae kapale udah datang." Ibuku memegang erat tanganku dan adikku. Lalu menarik kami menuju dermaga.

Sedangkan ayahku, ia membawa barang bawaannya.

"Kae kapale bu?" Aku bertanya sambil takjub dengan kapal besar yang ada di hadapanku. Kapal itu adalah kapal paling besar yang baru saja kulihat di balik dinding kaca. Seumur hidupku baru kali ini aku melihat benda sebesar dan semegah itu. Rasanya seperti berada di serial-serial ultraman yang sering menayangkan benda-benda raksasa.

"Iya."

Aku sangat antusias, tapi ibuku tampak tidak tenang. Mungkin ia takut dengan lautan. Tangannya semakin erat menggenggam pergelangan tanganku.

Kami menaiki kapal melalui tangga khusus untuk penumpang. Ibuku tampak sangat berhati-hati. Ia berjalan di belakang adikku dan aku. Tangannya memegangi pundak kami. Mungkin ia begitu takut, sebab di bawah tangga adalah laut yang kedalamannya mungkin lebih dari 50 meter.

"Hati-hati," ucap Ibuku.

Ayahku berjalan di belakang ibuku. Ia membawa barang bawaannya. Wajahnya datar, tidak secemas ibuku. Ia menggiring kami masuk ke dalam ruang kapal, lalu menempatkan kami dan barang bawaannya di salah satu tempat tidur yang berukuran 1x3 meter. Tempat tidur itu banyak sekali, berbaris di ruangan kapal yang begitu luas seperti lahan pengungsian dalam ruangan yang luas. Masing-masing tempat tidur ditempati oleh satu sampai dua keluarga. Sedangkan jumlah tempat tidur di tempat tersebut lebih dari 200. Belum lagi yang ada di lantai dua dan tiga. Bisa kalian bayangkan, betapa banyaknya manusia di dalam ruang tersebut.

SERIBU CERITA DI PULAU SERIBU SUNGAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang