"Kau lihat saja nanti, Indonesia akan juara tahun ini." Raut wajah Andi terlihat begitu percaya diri.
"Semua berharap demikian, tapi kita juga nggak boleh ngremehin Malaysia." Tanggap Agung.
"Ah, Malaysia sudah kita hancurkan lima kosong di GBK, di Bukit Jalil nanti Indonesia akan lebih membabi buta. Cristian Gonzales akan memasukan tiga gol, Aku pastikan itu." Andi terlihat sangat optimis.
"Ya, boleh percaya diri, tapi jangan over." Namun Agung tetap dengan pendiriannya.
"Andi ada benarnya. Karena berdasarkan ramalanku, Indonesia bakal menang tiga kosong atas Malaysia." Ikhsan ikut nyrimbung.
"Ramalan atas dasar apa?" Tanya Agung.
"Tadi malam aku main PES lawan komputer, aku pake Indonesia dan komputer pake Malaysia. Dan skor akhir tiga kosong. Aku menang."
"Dasar tukang membual." Desis Agung.
Aku terus menyimak perdebatan para pecinta sepakbola tersebut. Mereka sama-sama berharap Indonesia bisa menjuara Piala AFF 2010, namun tingkat fanatiknya sedikit berbeda. Andi terlihat begitu yakin dan optimis Indonesia akan juara, sedangkan Agung terlihat berhati-hati dengan kekuatan lawan dan belum sepenuhnya yakin Indoneseia akan melakoni partai final dengan mudah.
Sebelumnya, Indonesia dan Malaysia sudah terlebih dahulu bertemu di fase grup. Dan saat itu Indonesia menang 5-0 atas Malaysia. Hal itu menambah kepercayaan diri pada Andi bahwa Indonesia akan mengangkat trofi piala AFF 2010. Namun, setelah timnas Malaysia kalah dari Indonesia, Malaysia mempunyai peningkatan grafik yang baik. Mereka mampu melaju ke semi final hingga akan bertemu Indonesia di partai final. Peningkatan grafik malaysia yang sangat baik membuat Agung sedikitnya mengurangi rasa percaya dirinya tentang timnas Indonesia yang diyakinkan akan menganfkat trofi piala AFF 2010.
***
Prediksi Andi dan ramalan Ikhsan ternyata sangat meleset. Aku bahkan seluruh masyarakat Indonesia sangat kecewa karena timnas Indonesia kalah telak atas Malaysia 3-0 di partai final Piala AFF 2010 leg pertama yang berlangsung di Bukit Jalil. Aku bahkan tidak bisa pecaya dengan apa yang aku saksikan di layar televisi. Timnas Indonesia tidak bermain dengan kemampuan sesungguhnya. Mereka seperti bermain tanpa nyawa. Mereka tampak terpengaruh dengan gaya permainan lawan dan Euforia sporter Malaysia yang sangat luar biasa. Bahkan pertahanan timnas Indonesia yang sebelumnya begitu kokoh terlihat hancur terporak poranda oleh serangan timnas Malaysia.kekalahan Indonesia atas Malaysia tidak hanya disebabkan oleh permainan timnas Malaysia yang apik. Ada beberapa faktor yang mengaganggu fokus para pemain Indonesia. Terlihat begitu jelas bahwa kiper timnas Indonesia Markus Horisson dilaser oleh sporter Malaysia. Hal itu sangat mengganggu penglihatannya. Hingga tejadi insiden protes oleh para pemain Indonesia Dan pertandingan pun diberhentikan sejenak. Hal itu membuat fokus pemain Indonesia terganggu dan merupakan awal dari kekalahan timnas Indonesia.
"Aku bilang jangan terlalu percaya diri, Malaysia itu nggak bisa diremehkan." Ucap Agung kepada aku, Andi, dan Ikhsan saat setelah tiba di kelas.
"Ini gara-gara kau Gung, kau terlalu pesimis, kau tak percaya pada timnas. Akhinya Indonesia kalah." Balas Andi.
"Bukan karena aku tak percaya pada timnas Indonesia. Malaysia memang bermain bagus tapi Indonesia terlalu meremehkan Malaysia. Akibatnya Indonesia tumbang dari Malaysia."
"Ah sialan, para sporter Malaysia penyebab dari Indonesia kalah. Kalau sporter Malaysia nggak pake laser, Indonesia pasti menang." Ucap Ikhsan.
"Masih ada leg kedua, Indonesia masih punya harapan juara. Optimis aja." Ucapku.
"Berat." Kata Agung.
"Sudah dibilang, kita harus optimis di partai final leg kedua nanti." Andi terlihat masih percaya diri.
"Bagaimana kalau kita nonton bareng aja di rumahnya Pak Dien?" Ajakku. Pak Dien adalah wali kelas kami yang juga penggemar berat sepakbola.
"Boleh juga." Jawab Andi.
Malam hari saat akan akan disiarkan final Piala AFF 2010, aku, Andi, Agung, Ikhsan, dan Eby pergi ke rumah Pak Dien. Kami sudah izin kepada orang tua kami dan berencana akan menginap di rumah Pak Dien. Kami kompak mengenakan baju timnas Indonesia. Andi terlihat paling antusias. Ia membawa terompet buatannya yang ia buat dari janur kelapa. Ia sering meniupkan terompet tersebut bahkan sebelum pertandingan dimulai. Agung dan Eby sampai memarahinya karena Andi sangat berisik dengan terompetnya.
Mamasuki pertandingan, Jantungku sangat berdebar kencang. Aku takut Indonesia akan tumbang untuk kedua kalinya. Bagaimanapun, Indonesia harus menang dengan selisih 4 gol dari Malaysia. Memang sangat berat, tapi ekspektasi sporter Indonesia sudah sangat tinggi. Timnas Indonesia harus bermain maksimal agar bisa mengangkat trophy juara.
Kami sangat tegang menyaksikan pertandingan tersebut. Timnas Indonesia memang terlihat lebih mendominasi pertandingan, penguasaan bolanya sangat baik. Tapi serangan balik dari Malaysia juga sangat berbahaya.
Hingga pada menit ke 54 Indonesia harus kebobolan terlebih dahula lewat serangan balik cepat oleh striker Malaysia, Safee. Hatiku semakin gelisah, raut wajah kami berubah menjadi pucat asam. Terompet Andi mendadak bisu dan mata Agung mulai memerah.
Perjuangan timnas Indonesia semakin berat untuk mengangkat trophy piala AFF. Mereka harus mencetak 5 gol jika ingin juara. Namun harapan masih tetap ada. Pada menit 73 Muhammad Nasuha berhasil mencetak gol untuk menayamakan skor. Gemuruh para sporter Indonesia pun kembali bangkit. Kini Andi mulai meniupkan terompetnya lagi dan kami bisa tersenyum kembali.
Hingga memasuki menit 80, Timnas Indonesia tak kunjung menambah gol. Walaupun pemain Indonesia sangat mendominasi pertandingan, tapi Malaysia memasang stratrgi parkir bus. Hal itu membuat pemain Indonesia sulit menembus pertahanan lawan.
Pada menit 87 Muhammad Ridwan membalikan keadaan menjadi 2-1. Sporter Indonesia kembali bergemuruh. Kini Indonesia unggul dari Malaysia.
Kendati unggul 2-1 dari Malaysia, tapi timnas Indonesia tak kunjung menambah pundi-pundi gol hingga pertandingan berakhir. Alhasil, Indonesia gagal juara kerena kalah agregat gol dari Malaysia. Kami dengan begitu sakitnya melihat para pemain Malaysia bersuka ria dengan keberhasilannya menjadi juara piala AFF 2010.
Kami tidak bisa menyembunyikan rasa kecewa dan sedih. Kegagalan timnas Indonasia sangat menampar perasaan kami. Bahkan aku dan Agung tak bisa menahan air mata lagi. Kami berdua menangis melihat kegagalan Timnas Indonesia. Andi yang tadi sangat antusias akhirnya merusak dan membanting-banting terompetnya sebagai bentuk rasa kekecewaannya. Eby terdiam membisu menyaksikan trophy piala AFF 2010 diangkat oleh para pemain Malaysia. Sedangkan Ikhsan tidak mau terlarut-larut dalam kesedihan, ia memilih bermain game untuk menghibur diri.
#Terimakasih
Bab selanjutnya akan segera dipublish
KAMU SEDANG MEMBACA
SERIBU CERITA DI PULAU SERIBU SUNGAI
General FictionTidak ada yang disedihkan. Tak ada yang dimasalahkan pula. Kami anggap ini adalah hukum alam. Siapa yang mau ilmu, dialah yang harus berusaha. Karena bukanlah ilmu yang memberi kita fasilitas, tapi kitalah yang dituntut untuk bekerja keras. Sekeras...