24. Lomba Cerdas Cermat Pramuka

93 10 3
                                    

Sambil menyaksikan keramaian kegiatan jambore di depan tenda, aku dan Agung melihat jadwal kegiatan Jambore yang terprint di selembar kertas HVS. Tertulis jelas bahwasanya setelah maghrib akan ada lomba cerdas cermat. Aku dan Akmal akan menjadi wakil dari Regu Elang. Sedangkan lainnya akan bersorak-sorak mendukung kami berdua dari area penonton.

"Kamu siap kawan?" Agung menepuk pundakku.

Kubalas dengan senyum percaya diri dan satu jempol untuknya.

Sudah hampir satu jam, kmi berdua duduk di depan tenda. Hingga langit sudah mulai menghitam. Cahaya-cahaya bintang mulai bermunculan. Suara adzan maghrib juga sudah menggema di telinga. Kuajak badanku yang sudah satu jam duduk di depan tenda untuk berdiri. "Yuk ambil air wudhu, ajakku sambil menarik badan Agung.

Kami berdua menuju pancoran air. Banyak orang mengantri untuk mendapat giliran bersuci. Panjangnya antrean seperti kereta manusia yang badannya terputus satu persatu menemukan jalan buntu di pancoran air. Aku melihat sebuah hal positif dari kereta manusia ini.

Setelah berwudhu, kami bergegas menyusul shaf sholat yang berada di tengah lapangan. Sungguh sejuk dipandang. Ribuan orang berbaris menghadap Tuhan. Aku merasa seperti berada di tengah-tengah orang-orang penghuni surga. Indah sekali dirasakan.

Kulangkahkan kaki dengan penuh pasti menuju gerombolan penghuni surga. Lalu aku bergabung dengan mereka dan mulai menyembah Tuhan.

Sebelum lomba cerdas cermat dimulai, aku dan Akmal terlebih dahulu membelajari segala materi tentang Pramuka; pengetahuan umum kepramukaan, teknik kepramukaan atau scouting skill, penunjang kecakapan umum dan khusus, dan materi-materi lainnya. Aku juga berusaha untuk melatih mental diri, kubaca surat An-Nas tiga kali.

"Woew!" Di depan gapura, Andi muncul dan mengagetkan kami.

"Kenapa?" tayaku.

"Heee kau dan kau, santai betul kau berdua. Regu lain sudah berkumpul di aula."

"Serius?"

"Duarius."

Kuseret tas berisi peralatan tulis. Lalu aku dan Akmal begegas menuju aula tempat LCT.

"Ah. Untung saja kami belum terlambat," kataku saat setelah tiba di aula perlombaan LCT.

Kakak Dewan Penegak membagikan dua kertas. Satu kertas berisi belarik-larik soal. Sedangkan kertas satunya lagi difungsikan untuk menulis jawaban dari soal tersebut.

Aku dan akmal mulai mengerjakan soal. Kubaca semua soal sebelum benar-benar kami jawab. Aku rasa Tak begitu sulit. Semua pembahasan yang ditanyakan dalam soal adalah apa yang telah kami pelajari sebelumnya. Seperti, 'Apa sebutan pramuka Di amerika?' Jawabannya pasti boy scout of America. Lalu, 'Lulusan manakah baden powell?' Jawabannya pasti charterhouse school. Kemudian, 'berapakah ukuran tongkat semaphore?' Jawabannya pasti 50-55 cm. Dan, 'pada tanggal berapakah lambang tunas kelapa disahkan?' Jawabannya pasti 31 januari 1972. Dari 20 soal yang kami kerjakan, tak ada masalah berarti. Semua soal bisa kami jawab dengan percaya diri.

Setelah semua regu mengumpulkan garapannya, ada empat regu yang dipilih untuk melaju ke babak grand final. Empat regu tersebut adalah regu yang memiliki nilai paling tinggi diantara regu-regu lain. Keempat regu yang lolos adalah Regu Harimau, Regu Naga, Regu Badak, dan Regu Elang yang tak lain adalag reguku sendiri.

Setelah pengumuman dibacakan, kami disuruhnya beradu pengetahuan dan ketangkasan berfikir. Tak ada waktu untuk istirahat atau belajar terlebih dahulu. Kami langsung dipersilahkan duduk di kursi yang sudah dipersiapkan. Masing-masing kursi sudah ditata sesuai nomer urut. Regu Naga berada dibagian paling kanan didampingi regu badak. Regu Elang berada di paling kiri didampingi Regu Harimau.

SERIBU CERITA DI PULAU SERIBU SUNGAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang