Semakin hari, aku merasa lebih baik berada di SD Filial 011 Muara Wahau. Jarak yang dekat antara sekolah dan rumah tidak lagi membuat hatiku resah ketika hujan turun. Kini aku bisa ke sekolah kapanpun aku mau. Tak ada yang membatasi, bahkan sebuah hujan yang deras sekalipun. Kini anak-anak afdeling 11 sudah menjadi tauladan bagi para murid-murid dari afdeling lain. Saat hujan tiba, tidak ada sekalipun anak afdeling 11 yang membolos.
Walaupun begitu, SD Filial 011 Muara Wahau tidak bisa dikatakan lebih baik dari SD Long Jenew. Di sekolah ini tersedia 4 WC yang kapasitasnya lebih baik dari WC yang ada di SD Long Jenew, tapi mirisnya dari ke-4 WC tersebut tak ada sekalipun yang terisi air. Sehingga kami harus mencari lebung saat akan buang air. Beberapa kasus tentang pup di celana pun sentar terdengar, dan kasus itu biasanya terjadi di kelas 1 dan 2. Selain itu, listrik di SD Filial 011 Muara Wahau hanya dihidupkan ketika akan senam saja, yakni pada hari sabtu.
Saat hari Jumat dan Sabtu, kami seperti memiliki jadwal sendiri. Hari jumat adalah harinya para siswa putra, kami bisa bermain sepakbola sepuasnya. Sedangkan hari sabtu adalah harinya seluruh murid, kami semua bisa menonton TV bersama di rumah Pak Kus (penjaga sekolah). Bahkan, jika tidak ada guru yang menegur, kami bisa menonton TV atau bermain bola hingga bel pulang berbunyi.
Setiap hari saat setelah pulang sekolah, aku tidak langsung pulang ke rumah. Kusisihkan waktuku untuk bernostalgia bersama para pununggu angkutan di halte. Biasanya aku bermain gambar bersama Agung, Ikhsan, Denis, Andi, dan lainnya. Mereka adalah para penunggu angkutan seperti diriku saat aku masih bersekolah di SD Long Jenew. Tapi mereka lebih beruntung, sebab Jarak tempuh mereka tak sejauh ketika aku bersekolah di SD Long Jenew. Tapi tetap saja, ketika hujan turun, jalan akan licin dan truk angkutan mereka akan susah berjalan, hanya 30% peluang mereka bisa tiba di sekolah.
Fakta ini adalah bukti bahwa negara kita (tahun 2009) memang masih minim fasilitas dan insfraktruktur terutama di daerah pelosok. Pembangunan di negara kita tidak merata, pemerintah hanya memfokuskan pembangunan di pusat daerah saja tanpa memperhatikan daerah pelosok. Hal ini kurang mendukung aktivitas anak-anak sekolah di daerah pelosok seperti kami.
Hal ini perlu pembenahan. Fasilitas pendidikan di Indonesia perlu ditingkatkan hingga ke pelosok negeri. Kami yang tinggal di daerah pelosok butuh fasilitas pendidikan yang sepadan dengan yang ada di kota. Semua anak bangsa memiliki hak mendapatkan pendidikan yang layak seperti yag tercantum dalam UUD 1945. Meskipun kami hanya orang-orang biasa, tapi kami juga mempunyai cita-cita untuk mengharumkan nama bangsa. Maka, jangan abaikan keberadaan anak-anak pelosok.
Sungguh jangan abaikan kami. Aku harap pemerintah mempunyai langkah-langkah konkret untuk mengatasi masalah pendidikan di pelosok. Langkah-langkah tersebut bisa berwujud perhatian yang lebih dari pemerintah dan masyarakat, maupun pengawasan yang lebih intensif terhadap pendidikan di daerah pelosok. Wujud perhatian yang bisa diberikan oleh pemerintah kepada sekolah-sekolah di daerah terpencil adalah meningkatkan sarana dan prasarana yang masih minim.
Jika tak ada pembenahan, kami akan terus tertinggal. Kemajuan mutu pendidikan di suatu daerah pelosok akan terhambat. Mutu pendidikan di daerah pelosok tidak akan pernah sama dengan mutu pendidikan di daerah perkotaan selama masalah-masalah pendidikan di daerah pelosok belum dapat teratasi.
Saat aku kelas 4 SD, SD Filial 011 Muara Wahau bertransformasi menjadi sekolah negeri. Namanya berubah menjadi SDN 015 Muara Wahau. Beberapa guru juga dipindahkan ke SDN 011 Muara Wahau karena masih terikat dengan sekolah yang bersangkutan.
Walaupun begitu, keadaan sekolah tak kunjung membaik. Apalagi perihal tentang WC, masih saja belum terisi air. Hal itu membuat kami kesusasahan saat merasa mules. Akhirnya lebung di tengah kebun sawit menjadi solusi akhir, lalu siswa yang pup di celana seakan menjadi kambing hitam.
#Terimakasih
Bab selanjutnya akan segera dipublish
KAMU SEDANG MEMBACA
SERIBU CERITA DI PULAU SERIBU SUNGAI
General FictionTidak ada yang disedihkan. Tak ada yang dimasalahkan pula. Kami anggap ini adalah hukum alam. Siapa yang mau ilmu, dialah yang harus berusaha. Karena bukanlah ilmu yang memberi kita fasilitas, tapi kitalah yang dituntut untuk bekerja keras. Sekeras...