Akhir-akhir ini aku dan teman-teman terpaksa untuk lebih banyak menghabiskan waktu di sekolah. Ini tidak terlepas dari kegiatan jambore se kecamatan Muara Wahau yang sebentar lagi akan dilakasnakan di pusat kecamatan Muara Wahau. Oleh karena itu kami harus menyiapkan jauh-jauh hari agar bisa bersaing dengan sekolah lain.
Untuk tahun ini adalah yang keempat kalinya SDN 015 Muara Wahau menjadi peserta. Ini juga akan jadi yang pertama untukku. Di edisi-edisi sebelumnya, SDN 015 Muara Wahau selalu mendapat catatan buruk. Dari tiga kali keikutsertaannya, tak ada satupun piala yang bisa dibawa pulang. Padahal banyak sekali piala di berbagai kategori yang diperebutkan dalam kegiatan tersebut. seperti tali temali, mencari jejak, smaphore, navigasi darat, cerdas cermat, dan lainnya.
SDN 015 Muara Wahau memang sedikit tertinggal dari SD lainnya. Biasanya sekolah-sekolah di desa atau kota selalu menerapkan extrakurikuller wajib pramuka. Tapi hal itu tak bisa diterapkan di SDN 015 Muara Wahau yang terikat dengan PT, masalah lain adalah kebaradaan rumah murid-murid yang jauh dari sekolah. Bus angkutan juga tak mau menjemput jika sudah melebihi pukul 14.00 WITA. Untuk hari ini saja teman-temanku diantar oleh orang tuanya. Ada juga yang menginap di rumah Pak Dien.
Di kegiatan jambore tahun ini, SDN 015 Muara Wahau akan membawa satu regu putra dan satu regu putri. Untuk regu putra jumlahnya 11 anak, terdiri dari; 1 anak kelas 4 yaitu Rudi Hartono. 8 anak kelas 5; aku, Agung, Akmal, Eby, Andi, Denis, Ikhsan, dan Ody. Dan 2 anak kelas 6; Aklis dan Cahyo. Lalu untuk pemimpin regu sendiri diserahkan kepada Agung? sedangkan aku diberi mandat untuk menjabat sebagai wakil pemimpin regu.
Dua minggu sebelum kegiatan jambore dilaksanakan, kami dibagi menjadi beberapa sub-unit yang setiap unitnya akan diikutsertakan dalam lomba yang berbeda. Aku, Agung, dan Andi ditugaskan dalam perlombaan tali temali. Ikhsan dan Denis akan ditugaskan dalam perlombaan Navigasi darat. Aklis dan Cahyo di lomba smaphore. Aku dan Akmal di lomba cerdas cermat. Sedangkan lomba-lomba lainnya akan dilakukan bersama-sama, kecuali yang bertugas menunggu tenda.
Aku sendiri mempersiapkan dengan serius tugas yang diemban. Lewat buku panduan penggalang, Aku belajar berbagai macam simpul, membaca pengetahuan tentang pramuka mulai dari sejarah pramuka hingga segala sesuatu yang bersangkutan dengan pramuka.
Setiap setelah pulang sekolah, aku bersama Andi dan Agung berlatih membuat tiang bendera menggunakan empat tongkat bambu. Lalu setelah itu berlatih PBB dalam bentuk regu.
Seminggu sebelum kegiatan jambore dilaksanakan, kami berkumpul untuk berdiskusi tentang apa saja yang dibutuhkan dalam kagiatan tersebut.
Tentang barang yang akan dibawa hingga atribut seragam pramuka.Tak lupa juga Pak Samsul memberikan kata-kata motivasi untuk kami, "Walaupun sekolah kita di pelosok, tapi kita tudak boleh kalah dengan sekolah-sekolah di kota. Kita harus persiapkan dengan matang. Mulai sekarang kita harus buktikan kalau kita bisa. "Setelah itu, kami berdiskusi tentang nama regu yang cocok untuk kami.
"Jadi manurut kalian regu apa yang kalian pilih?" tanya Pak Samsul.
"Banteng," ucap Agung.
"Gorilla," kata Ikhsan.
Pada akhirnya nama regu yang kami pilih adalah Elang. Ini adalah usulan Akmal yang disetujui oleh semua anggota.
KAMU SEDANG MEMBACA
SERIBU CERITA DI PULAU SERIBU SUNGAI
General FictionTidak ada yang disedihkan. Tak ada yang dimasalahkan pula. Kami anggap ini adalah hukum alam. Siapa yang mau ilmu, dialah yang harus berusaha. Karena bukanlah ilmu yang memberi kita fasilitas, tapi kitalah yang dituntut untuk bekerja keras. Sekeras...