Di salah satu wilayah PT Dewata yang jaraknya hanya 100 meter dari Afdelingku, aku telah melihat tiga bangunan yang hampir berdiri gagah. Rencananya, bengunan itu akan dijadikan sekolah agar anak-anak Dewata tidak lagi harus bersekolah jauh ke Long Jenew. Olah karena itu, mungkin bulan ini akan menjadi bulan terakhir bagi anak-anak Dewata bisa memijakkan kaki di SD Long Jenew. Minggu ini kami sedang melaksanakan Ujian Kenaikan Kelas. Dipastikan, ketika aku kelas 2, aku sudah tidak bersekolah di SD Long Jenew.
Biasanya saat UKK sedang berlangsung, kami tidak menggunakan truk sebagai angkutan menuju SD Long Jenew. Kami menggunakan mobil estrada yang lebih cepat dan tidak mudah terjebak lumpur saat hujan. Sebab saat UKK berlangsung, kami tidak boleh alfa. Jika terkena alfa, kami tak bisa naik kelas. Bahkan hanya sehari saja tak mengikuti UKK, habislah riwayat kami. Jadi tak boleh absen, sekalipun hujan datang.
Seperti halnya apa yang kami alami. Saat kami sedang melaksanakan UKK, wilayah PT Dewata baru saja diguyur hujan. Secara langsung jalan tanah menjadi becek. Saat itu juga kebiasaan kami datang. Saat jalanan becek, kami selalu menggunakan sepatu boat untuk datang ke sekolah. Dengan sepatu boat kami akan lebih mudah berjalan, dan sepatu sekolah kami juga tidak mudah rusak.
Kami harus tetap berangkat sekolah. Sekalipun cuaca sedang mendung. Aku fikir saat hujan tiba nanti, kami akan mengerjakan soal ujian dengan keadaan basah kuyup, tapi semoga saja tidak.
Kami menaiki mobil estrada dengan keadaan berhimpit-himpitan. Jalanan saat itu benar-benar becek dan licin. Beberapa kali mobil estrada kami tergelincir. Hatiku was-was, jalanan licin seperti ini adalah salah satu faktor kecelakaan yang sering terjadi dunia persawitan. Bahkan kudengar, ada mobil estrada yang terbalik karena jalanan licin. Kami benar-benar mempetaruhkan nyawa demi mengerjakan beberapa lembar soal UKK agar kami bisa naik kelas.
Di salah satu jalanan, kami menemukan lintasan licin yang terjal. Kami melihat sebuah mobil estrada hitam sedang berjalan di atas lintasan licin itu. Mobil estrada tersebut tergelincir ke kanan kiri bahkan tak kuasa menaiki panjatan yang begitu licin. Bersyukurlah pengemudi yang membawa mobil estrada kami masih waras. Ia memutuskan untuk putar balik dan mencari jalur lain. Kami lega. Tak lama kemudian, aku merasakan gerimis kecil turun menyentuh kulit ariku. Aku menjadi tak lega lagi. Hatiku gundah. Aku takut musibah kecil akan menimpa kami lagi. Aku takut tak bisa tiba di kelas.
Sesuatu yang aku takuti terjadi juga. Ternyata gerimis tak bertahan lama. Ia justru bertransformasi menjadi hujan. Musibah kecil yang aku takuti.
Hujan turun deras membasahi bumi dan seisinya termasuk membasahi kami. Kami seperti sedang berperang dengan hujan. Rintikannya seperti anak panah yang mengena tajam di badan kami. Rasanya sedikit pedas di wajah. Tapi kami tak menghiraukan apa yang telah dilakukan hujan. Kami masih begitu menikmati perjalanan. Kami masih terus bernyanyi-nyanyi di sepanjang perjalanan dengan keadaan basah kuyup, ditengah-tengah jutaan runtuhan hujan yang menyerang.
Waktu sudah menunjukan pukul 08.10 Itu berarti kegiatan UKK hari ini sudah dimulai. Sedangkan kami masih berada di perjalanan, sibuk bertarung melawan hujan. Kami harus segera tiba di sekolah untuk mengerjakan soal UKK. Kami harus melawan ujian awal ini.
Akhirnya kami tiba di SD Long Jenew. Kami langsung turun dari bak mobil estrada dan tanpa basa basi langsung menerobos hujan menuju kelas. Ketika aku, Liana, dan Ovi tiba di kelas 1C, suasananya begitu hening. Teman-teman sedang fokus merenungi soal UKK yang ada di hadapannya. Sedangkan kami masih berdiri kedinginan di depan kelas dalam keadaan basah kuyup.
Tampaknya kegiatan UKK sudah dimulai sejak 30 menit yang lalu. Aku, Liana, dan Ovi harus segera menggarap sial UKK PAI dengan sisa waktu yang ada, dengan kondisi basah kuyup sekalipun. Walaupun begitu, aku tetap percaya diri. Aku pasti bisa menyelesaikan semua soal. Sebab Aku telah belajar jauh jauh hari sebelum kegiatan UKK dilaksanakan.
Aku fikir, kami anak-anak dewata telah melakukan ujian yang semestinya. Selain harus mengerjakan Ujian Kenaikan kelas, kami juga harus dihadapkan dengan ujian menuju sekolah. Inilah ujian yang sebenarnya sebagai bocah yang hidup di tanah perantauan.
#terimakasih
KAMU SEDANG MEMBACA
SERIBU CERITA DI PULAU SERIBU SUNGAI
General FictionTidak ada yang disedihkan. Tak ada yang dimasalahkan pula. Kami anggap ini adalah hukum alam. Siapa yang mau ilmu, dialah yang harus berusaha. Karena bukanlah ilmu yang memberi kita fasilitas, tapi kitalah yang dituntut untuk bekerja keras. Sekeras...