45. Reuni

95 9 1
                                    

Dua tahun lamanya setelah aku pulang dari tanah rantau, aku kehilangan kontak dengan anak-anak dewata. Sudah berkali-kali kucari-cari akun Facebook milik Agung, Akmal, Andi, Liana, dan lainnya. Tapi tak kutemukan satupun dari mereka. Ah, aku sangat merindukan mereka. Apa kabar kalian?

Tak lama kemudian, sebuah akun FB mengkontak massangerku.

"Hai Ipin, aku sudah pulang kampung. Yuk kita reuni," tulis akun FB bernama Doubleh JR.

"Siapa?" balasku.

"Ini aku. Eby."

"Ya Allah, kamu pulang ke Kaliwiro?"

"Iya."

"Ada acara apa?"

"Ayuk kita reuni di Waduk, nanti aku ceritakan."

Hari itu adalah hari minggu. Sekitar pukul 13.00 WIB aku pergi menuju Waduk untuk menemui Eby. Aku rindu dengannya, walau dulu sifatnya sering menjengkelkan. Tapi Dialah teman pertamaku ketika aku baru tiba di tanah rantau dulu. Sekarang sudah seperti apa dia? Apakah masih menjengkelkan?

"Hai Pin." Seseorang memanggilku ketika aku sedang memarkirkan motor di pinggir tanggul waduk.

"Hai." Aku melihat orang yang memanggilku tadi. Ia berkulit sawo matang dengan celana jeans hitam dipadukan dengan kaos lengan pendek putih. Wajahya tidak terlalu jelas karena ia mengenakan topi merah jambu.

"Apa kabar?" Orang itu membuka topinya dan aku terkejut karena orang itu adalah Eby.

"Ya Allah, EBY! Apa kabar?" tanyaku  tersenyum bahagia lalu mendorong dadanya.

"Hhha, ya begini lah." 

"Ya Allah, dua tahun nggak ketemu, udah begini ya kamu. Rambut pake diwarnain segala. Kaya artis korea aja lu."

"Ini namanya fashion bro."

Aku dan Eby berpindah tempat menuju jembatan yang ada di Waduk Wadaslintang sambil memandangi panorama pemandangan indah di sekitar waduk. Hari itu cuaca cukup cerah, hamparan air waduk terlihat menyejukan di mata.

"Kenapa kamu pulang kampung?" tanyaku sambil menikmati angin spoi-spoi yang menyentuh wajahku.

"Aku terkena kasus di Sekolah. Lalu dikeluarkan dari sekolah."

"Kasus apa?"

"Aku dan gengku merokok di kelas. Lalu guruku memergoki kami. sangat Keren bukan?" Dia tertawa seperti bangga dengan keberaniannya sendiri.

Aku tertawa mendengar jawaban Eby. "Iya itu sangat keren. Itu berita yang sangat konyol. Sejauh yang kutahu, Hanya kamu dan gengmu yang berani merokok di kelas."

"Tapi ada yang lebih keren lagi."

"Apa?"

"Aku pernah minum miras di belakang sekolah."

Aku tertawa lagi walau sedih melihat Eby yang benar-benar sudah terpengaruh pergaulan bebas stadium empat. "Itu bukan keren lagi, tapi itu adalah hal tergila yang pernah dilakukan oleh siswa SMP."

"Yah hidupku memang sudah gila."

"Aku sedikit kecewa by, Aku kira kamu akan berubah dan membawa kabar baik. Tapi ini malah lebih parah dari yang pernah kudengar tentangmu."

"Aku sudah kecanduan, aku tidak sanggup berhenti." Ia menyeringai. "Aku yang sekarang tidak untuk ditiru."

"Apa rencanamu ke depan?"

"Orang tuaku akan mengirimku ke pondok pesantren."

"Itu ide yang bagus, semoga kamu bisa sembuh dari kegilaanmu."

"Hmmmm, ya semoga aku bisa memenuhi apa yang diinginkan orang tuaku. Dari dulu, aku tidak tahu apa yang menurut mereka baik, sedangkan apa yang menurutku baik selalu dipandang jelek oleh orang tuaku bahkan orang lain."

"Apa yang dilakukan orang tuamu demi kamu adalah baik. Suatu hari kamu akan menyadari bahwa apa yang kamu lakukan untuk kesenangan nafsu semata adalah salah. Kamu harus mulai mendengarkan nasihat orang lain untuk kebaikanmu."

***

Ketika aku SMK, aku mendengar bahwa Eby kembali ke Kalimantan karena ia tidak betah di Pondok pesantren. Lalu ia bekerja sebagai sopir truk yang mengangkuti buah sawit di Dewata.

Aku juga sudah mulai bisa menghubungi teman-teman lamaku dulu melalui WA. Kabarnya kini Agung  meneruskan sekolah SMA jurusan IPA di kampungnya, Liana sekarang menjadi anak Multimedia, Dina dan Pinky sudah bekerja di salon kecantikan, Ody yang menemukan bakatnya, kini ia menekuni profesinya sebagai Youtubur musikus yang sering mengcover lagu-lagu hit, Akmal kini sekolah di SMK Samarinda jurusan TKR, dan sayangnya Andi yang dulu digadang-gadang sebagai pemain sepakbola profesional, kini malah bekerja sebagai petani sawit meneruskan jejak orang tuanya. Hanya Ikhsan dan Denis yang sampai saat ini belum terdeteksi kabarnya.

Sekarang sejak masuk SMK, Aku mulai menekuni hobby menulisku. Beberapa cerpen karyaku telah aku lombakan, tapi tak ada satupun yang meraih juara. Tapi aku tak merasa mau mundur begitu saja dengan bakat literasiku ini. Aku terus belajar menulis dan menuangkan imajinasiku ke dalam cerpen-cerpenku.

Dari cerpen, aku merambah ke level yang lebih sulit. Selama satu tahun aku menulis novel fiksi yang terinspirasi dari perjalanan hidupku selama di tanah rantau dan juga terinspirasi dari novel favoritku, Laskar Pelangi. Novel ini kuberi judul 'Seribu Cerita Di Pulau Seribu Sungai' sesuai dengan dasar setting cerita. Dari Novel ini, kuharap pembaca bisa termotivasi untuk terus semangat dalam menjalankan hidupnya.

Setelah lulus SMK, aku mengirimkan naskah novelku ke salah satu penerbit terkenal di Indonesia. Dua bulan kemudian, aku sangat bahagia karena novelku diterima dan akan segera diterbitkan.

Di luar dugaan, novel pertamaku yang baru terbit ternyata langsung menjadi Bestseller. Aku sangat bahagia. Ini adalah pencapaian terbaik dalam hidupku.

10 tahun setelah meninggalkan tanah kalimanatan, aku mendapat sebuah undangan pernikahan dari tukang pos. Tertulis di undangan tersebut bahwa mempelai wanita bernama Pinky Fitrianingsih. Aku terkejut, karena ini adalah nama lengkap temanku yaitu Pinky. Ya Allah, udah mau nikah aja tuh bongsor. Padahal baru kemarin lihat pinky nari-nari kpop bareng Liana. Eh udah mau nikah aja. Eh udah 10 tahun yang lalu tidak terasa.

Aku sudah mengonfirmasi keaslian undangan ini dengan mengontak WA Pinky. Dan Pinky dengan bangga mengiyakan acara resepsi pernikahannya yang akan dilaksanakan minggu depan di kota Bantul. Aku sangat antusias untuk ini.

Selain terkejut, aku juga sangat senang karena pastinya Agung, Andi, Eby dan lainnya pasti diundang di acara ini. Selain kondangan, ini bisa sebagai ajang reuni setelah 10 tahun tidak pernah bertemu lagi dengan teman-teman SD. Aku penasaran, sudah seperti apa wujud asli mereka. Apa Liana masih mempesona? Apakah Agung masih tampan? Dan apakah Dina masih gendut? Aku sudah tidak sabar bertemu mereka.

SERIBU CERITA DI PULAU SERIBU SUNGAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang