Pagi yang cerah di bulan April.
Burung-burung bernyanyi dengan riang menyambut sinar matahari yang nyaman pagi itu.
Hingga membuatnya terpaksa sadar dari mimpinya - sebenarnya dia tak mendengarkan apapun, itu hanyalah sebuah alasan yang membuatnya terbangung pagi itu. Bagimana bisa ada sebuah burung yang bernyanyi di lantai paling atas gedung ini?
Dia menggeliatkan tubuhnya perlahan ketika wajahnya terkena sinar matahari pagi, kemudian meringkuk seperti bayi sebelum akhirnya bangkit dengan suara rengekan pelan dari posisinya. Tangannya mengusap matanya lembut kemudian dia mendudukan dirinya di atas tempat tidur.
Dengan kondisi setengah sadar, dia memutar kepalanya, mencari seseorang yang seharusnya ada berada di sampingnya, namun kini tempat itu malah kosong.
"Jika sudah bangun, cepatlah keluar dari mansionku."
Byun Baekhyun langsung menolehkan kepalanya ke arah sumber suara dan tersenyum lebar. Dia meloncat dari posisinya kemudian berlari secepat kilat menghampir lelaki yang sedang bersandar di palang pintu kamar itu.
"Chanyeol-ie!"
Dia tertawa riang ketika berhasil memeluk lelaki itu. Kepalanya dia gesekkan manja pada dada bidang lelaki itu kemudian mengendahkan kepalanya menatap orang itu dengan mata yang penuh binar.
"Ayo kita pergi piknik."
Chanyeol mengerutkan dahi, kemudian dia mendorong perempuan itu cukup kasar dan berlalu pergi meninggalkan tempat itu.
"Sinar matahari musim semi sekarang terasa sangat nyaman. Aku bahkan sampe tertidur ketika akan mengambil gambar langit kemarin."
Baekhyun langsung mengikuti lelaki itu dari belakang.
"Bagaimana?"
Lelaki itu menghentikan langkahnya dan Baekhyun tersenyun senang melihatnya. Dia langsung menghentikan langkahnya tepat sebelum dirinya menabrak tubuh lelaki itu lalu menarik kedua sudut bibirnya membentuk senyuman riangnya.
Chanyeol mengalihkan pandanganya, menatap perempuan itu dengan datar kemudian berbalik lagi.
"Pakailah pakaianmu, apakah kamu tidak malu berjalan dengan telanjang bulat mengitari rumah ini?"
Baekhyun memcebikan bibirnya mendengar perkataan sinis lelaki itu yang langsung pergi setelah mengatakannya. Dia menghentakkan kakinya kesal kemudian pergi menuju kamar sebelumnya dan membuka lemarinya.
"Nee, Chanyeol-kun, dimana semua baju yang aku tinggalkan disini!?"
Park Chanyeol memutar bola matanya mendengar teriakan yang berasal dari Baekhyun. Dia tidak mengacuhkan pertanyaan perempuan itu dan membuka lemari pendinginnya dan mengeluarkan satu kotak susu.
"Kamu buang lagi ya!? Bukankah aku sudah bilang, aku menyimpannya disini karena kamu suka merobek baju yang aku pakai! Makanya, hentikan hobimu yang suka merobek baju itu."
"Berisik!" Chanyeol mendesis marah mendengarnya kemudian menenggak susunya langsung dari kotak kartonnya.
Baekhyun yang baru saja keluar dari lantai atas, mendengar desisan itu dan dia tertawa.
"Salahmu sendiri."
Dia mengambil alih secara paksa kotak susu itu, membuat Chanyeol hampir tersedak karena terkejut.
"Ya!"
"Hehehe." Baekhyun terkekeh, kemudian mengambil satu kecupan dari Chanyeol ketika laki-laki itu sedang mengusap bibirnya yang terkena tumpahan susu karena perempuan itu mengambilnya paksa.
"Ya!"
Baekhyun tersenyum lebar menatap Chanyeol dengan kedua mata yang berbinar-binar, membuat lelaki itu salah tingkah dan mengalihkan pandanganya seperti sedang kesal.
"Payah!"
"Hah!?"
Baekhyun tertawa karena Chanyeol berseru tidak terima dengan apa yang dikatakannya.
Chanyeol menggeram marah melihat perempuan itu tertawa karenanya. Dia mengalihkan pandangannya dan melihat yang seharusnya tidak ia lihat. Dia langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain dengan kaku dan itu tertangkap oleh pandangan Baekhyun.
"Eyyy, mesum, Chanyeol-ie mesum. Chanyeol-ie natapin terus dadaku."
Chanyeol menghela napasnya mendengar perkataan itu sedangkan Baekhyun terus menggodanya tiada henti.
"Aku tahu kamu sangat mesum dan tak bisa mengontrol birahimu padaku, tapi kamu sangat keterlaluan. Akukan sudah melakukannya kemarin, masa hari ini lagi?"
Chanyeol pergi dari dapur setelah meletakkan kotak susunya di atas meja menuju kamarnya dan mengabaikan Baekhyun yang langsung mengikutinya.
"Tapi kalau Chanyeol yang minta, aku kasih kok."
"Apakah kamu seperti ini juga pada lelaki lain? Murahan."
"Kenapa? Chanyeol cemburu? Tapi tenang saja, aku tidak melakukan yang aneh-aneh kok, hanya ke Chanyeol saja." Baekhyun tertawa diakhir kalimatnya.
Kemudian dia teringat sesuatu.
"A, Chanyeol dulu saja ke kamar, aku akan segera kembali nanti."
Chanyeol mengangkat alisnya mendengar itu, sementara Baekhyun bergegas ke dapur dan membuka salah satu laci yang ada di sana. Dia mengambil botol bening yang berisi tablet dan meminumnya satu secepat kilat kemudian membuka lemari pendingin dan mengambil dua buah strawberry untuk dimakannya.
Dia meletakkan kembali botol bening itu ke tempatnya semula dan dia memakan strawberrynya.
Chanyeol penasaran, dia melihat apa yang di lakukan perempuan itu dan mengerutkan dahinya.
"Obat apa yang kamu minum?"
Baekhyun tersedak oleh air mineral yang diminumnya setelah memakan buah strawberry dan menatap Chanyeol dengan terkejut.
Kemudian dia tersenyum lebar dan menjawabnya dengan santai, "Obat pencegah kehamilan, bukankah kamu menyuruhku untuk meminumnya?" Chanyeol menyipitkan matanya, "Sebenarnya aku tidak ingin meminumnya, tapi karena kamu adalah orang yang selalu di elu-elukan oleh banyak orang, mau bagaimana lagi."
"Baguslah. Aku kira ini akan menjadi sebuah drama dimana kamu ternyata punya penyakit ganas dan hidup tak lama lagi, jadi kamu melakukan itu sebagai permintaan terakhir."
Baekhyun tertawa, "Imajinasi yang sangat bagus, namun sayangnya tidak."
Chanyeol menganggukkan kepalanya kemudian berlalu pergi.
Meninggalkan Baekhyun yang tersenyum dengan sendu padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Italian Whites
FanfictionBaekhyun tidak masalah dengan semua yang terjadi di sekitarnya. Hanya satu yang dia pedulikan. Dan itu adalah lelaki yang membenci dirinya.