Pada akhirnya, orang tuanya tidak akan mengatakan alasan mereka bersikap seperti itu padanya selama ini. Bahkan sekarangpun mereka tidak pernah mengunjunginya walaupun sebentar. Jin Ah dan Luhan pun sama.
Baekhyun merasa sedikit sedih, namun dia sudah mempersiapkan hatinya dengan hal itu.
"Aku ingin kembali ke Swiss." Ujurnya terbata-bata pada Kyung Soo ketika akhirnya perempuan itu dapat merawatnya, menggantikan Chanyeol karena lelaki itu harus mengurus hal lain tentang rumah sakit yang tak bisa di alihkan ke orang lain.
"Apakah kamu sudah membicarakan hal ini dengan Chanyeol?"
"Tak ada yang harus aku bicarakan dengannya soal ini."
Kyung Soo meraih tangan Baekhyun, "Baiklah, aku akan melakukan apapun yang kamu inginkan."
*
Chanyeol mengusap wajahnya kasar dan menguatkan hatinya ketika akan masuk ke dalam kamar itu. Setelah berdiskusi dengan beberapa dokter hebat yang dia hubungi dan baca jurnalnya, jawabannya hanya ada ketidak pastian dan dia tidak menyukainya. Dia hanya ingin jawaban pasti yang dapat mempertahankan perempuan itu untuk hidup di dunia ini, dia tidak ingin ada kegagalan. Namun itu seperti mustahil.
Chanyeol membuka pintu kamar itu dan terkejut ketika mendapati kamar itu kosong. Dia bergegas masuk dan mengitari ruangan itu dengan pandangannya.
"Baekhyun?"
Dia memeriksa kamar mandi yang ada disana dan tak menemukan siapapun.
Ruangan itu kosong.
Rasa takut langsung menyelimuti dirinya. Dia panik namun saat itu juga dia dapat menjernihkan pikirannya agar tak berpikir yang tidak-tidak.
Baekhyun tak mungkin bisa pergi sendiri karena tubuhnya sudah lumpuh sebagian, jadi pasti ada orang yang membantunya.
Do Kyung Soo.
Nama itu langsung terlintas di benaknya dan dia langsung ke luar dari ruangan itu menuju stasiun perawat.
"Dokter Do, kalian melihatnya?" tanya Chanyeol ketika dia sudah berada di depan stasiun perawat. "Pasien di ruang Lily nomer 16, ada dimana?"
Para suster saling pandang, lalu salah satu dari mereka menjawab, "Kami tidak melihat Dokter Do, dan pasien Byun masih di kamarnya."
"Dia tidak ada di kamarnya!" Seru Chanyeol marah, mengagetkan para suster yang ada disana. "Bagaimana kalian bekerjanya!? Bahkan pasien yang tak bisa bergerak sendiripun kalian tidak tahu dimana keberadaannya sekarang!?"
"Dokter Park, mohon tenanglah, kami akan segera mencarinya."
"Memang itu yang harus kalian lakukan! Cari dia secepatnya!"
Para suster langsung melakukan perintah Chanyeol dengan cepat.
Tak lama kemudian salah satu suster baru saja tiba di stasiun perawat, dia mematap teman-temannya yang terlihat sibuk, "Ada apa?" Tanyanya.
"Dokter Park mencari pasien di kamar Lily 16, kami tidak tahu kalau pasien Byun tidak ada di tempatnya, dan sekarang dia menyuruh kami untuk mencarinya."
"Pasien Byun?"
"Ya." Jawab temannya itu.
"Ah, kalau pasien Byun sekarang sedang ada di taman rumah sakit bersama Dokter Do."
Chanyeol yang tak sengaja mendengar itu, langsung menghampiri sang suster.
"Taman sebelah mana?"
*
Rumah sakitnya memiliki beberapa taman yang berbeda-beda di setiap arah. Taman tempat Baekhyun berada cukup jauh dari letak kamar perempuan itu, namun terpencil dari tempat pintu masuk rumah sakit maupun jalan besar yang menjadi akses masuknya. Itu adalah tempat yang bagus untuk Baekhyun berada jika dia ingin istirahat sebehtar di luar rumah sakit.
Chanyeol menemukannya.
Baekhyun sedang duduk di salah satu kursi taman - dia tidak menemukan Kyung Soo di sekitarnya - sedang memejamkan matanya seperti sedang tidur dengan tubuh yang sedikit membungkuk ke depan.
Chanyeol tersenyum tipis melihatnya. Seluruh perasaan yang dia rasakan sebelumnya langsung meluap begitu saja ketika melihat wajah tidur perempuan itu.
Chanyeol belutut di hadapannya lalu menyentuh pipi tirus perempuan itu.
Berat badannya banyak berkurang sejak pertama mereka bertemu setelah tiga tahun.
Tangannya perlahan turun dan menggenggam tangan Baekhyun yang berada di pangkuannya.
Dia tidak akan siap.
Tidak akan pernah siap jika perempuan itu menghilang selemanya dari dunia ini.
Karena Baekhyun - baginya - seberapa lama perempuan itu menghilang dari pandangannya, dia selalu tahu bahwa perempuan itu masih ada di sekitarnya, meskipun dia tidak pernah memberitahu kepergiannya. Masih ada di bawah langit yang sama. Masih ada di atas bumi yang sama. Masih ada di kehidupan yang sama.
Namun ketika dia tahu bahwa perempuan itu akan meninggalkannya sekarang, dia tidak dapat menerimananya. Karena perempuan itu tidak akan ada di kehidupan yang sama dengannya, meskipun mereka tetap di bawah langit dan di atas bumi yang sama.
Kenapa disaat akhirnya dia memberitahukan kepergiannya adalah disaat dia akan pergi dari kehidupan dunia ini?
Chanyeol memajukan tubuhnya ke depan - mendekatkan wajahnya dengan wajah perempuan itu.
Dengan perlahan dan ragu-ragu dia menyentuh bibir perempuan itu dengan bibirnya.
Secara lembut dan ringan.
Dia masih ingat dengan jelas.
Hal seperti ini pernah terjadi sebelumnya.
Namun sekarang adalah kebalikannya.
Dengan perlahan dia memperdalam ciumannya dan mengulum bibir perempuan itu dengan lembut.
Dulu adalah sebuah kecupan ringan dimana itu adalah sebuah tindakan anak remaja yang masih polos dan malu-malu.
Namun sekarang berbeda.
Mereka adalah dua orang dewasa yang mengerti dengan maksud tindakan tersebut.
Chanyeol membuka matanya perlahan dan bertemu pandangan dengan Baekhyun yang kini telah terbangun dari tidur sesaatnya. Chanyeol melepas pagutannya lalu menempelkan dahinya dengan dahi perempuan itu. Tangannya dia angkat dan menyentuh pipi tirus Baekhyun yang kini memejamkan matanya merasakan sentuhan darinya.
Chanyeol kecup sudut mata perempuan itu, lalu mengecup ujung hidungnya dan terakhir adalah dahinya. Baekhyun kembali membuka matanya dan mereka saling pandang.
Dulu, kecupan kecil yang perempuan itu berikannya padanya adalah awal semua tindakannya selama ini.
Namun sekarang - kecupan yang dia berikan sekarang ini adalah sebuah penerimaan atas apa yang di rasakannya saat itu.
Atas perasaannya selama ini.
"Saranghae."
KAMU SEDANG MEMBACA
Italian Whites
FanfictionBaekhyun tidak masalah dengan semua yang terjadi di sekitarnya. Hanya satu yang dia pedulikan. Dan itu adalah lelaki yang membenci dirinya.