Chanyeol langsung melengoskan kepalanya ketika mereka bertemu muka secara tak sengaja saat pintu lift terbuka di lantai loby gedung mansion mereka. Baekhyun langsung masuk kedalam lift dan berdiri di deket pintu, meninggalkan Chanyeol yang berada di belakangnya.
Posisi yang sama dengan sebelumnya.
Chanyeol mencoba mengalihkan perhatiannya dengan memainkan ponselnya, mengecek jadwal untuk besok atau memeriksa aplikasi chatnya, apa bila kekasihnya mengirimkan pesan, namun tak ada satupun pesan - karena baru saja dia membalas pesan kekasihnya itu. Chanyeol memasukkan ponselnya ke dalam saku jas yang dipakainya, kemudian menatap lurus ke arah pintu lift.
Suara dentingan pertanda lift telah sampai di lantai tempat tinggalnya terdengar, Chanyeol menegakkan tubuhnya, dan pintu lift terbuka dengan perlahan. Chanyeol membiarkan perempuan itu berjalan terlebih dahulu dan dia keluar terakhir. Saat mereka berjalan menuju pintu mansionnya masih-masing, saat itulah Chanyeol sadar dengan perban yang sebelumnya ada di tangab perempuan itu kini telah menghilang dari tangan itu. Dahinya berkerut dengan dalam lalu tak mempedulikannya dan masuk ke rumahnya.
Chanyeol melepas sepatunya kemudian pergi menuju kamarnya untuk mandi, berganti baju, kemudian tidur.
Ya, itu adalah rencana awalnya.
*
Setelah mandi dan mengganti pakaiannya dengan baju santai, tadinya dia berniat untuk langsung tidur. Dia sudah naik ke tempat tidurnya dan mengambil posisi berbaring ketika pereutnya berbunyi cukup keras. Chanyeol yang sudah menutup matanyapun langsubg membuka kembali matanya dan mendesah panjang.
Ini tidak bisa dibiarkan, dia harus makan dulu.
Karena itulah Chanyeol kini mengambil jaketnya serta benda-benda pentingnya - dompet dan ponsel - dan bergegas keluar mansionnya setelah menemukan bahwa tidak ada apapun yang dapat dimakan di rumahnya itu. Dia lupa belum mengisi lemari pendinginnya dan dia tidak menyetok makanan siap saji.
Chanyeol membuka pintunya dan saat itu bertepatan dengan Baekhyun yang mau melewati depan pintu mansionnya. Dia mengerutkan dahinya saat melihat perempuan itu menempelkan bungkusan es krim di dahi.
Baekhyun yang terkejut dengan pintu mansion Chanyeol yang terbuka menghentikan langkahnya dan menatap lelaki itu untuk beberapa saat. Mereka bertatapan sebentar, kemudian Baekhyun melengoskan dirinya menuju pintu mansionnya, tak acuh pada lelaki itu.
Chanyeol berdecak sarat akan amarah dan sebal melihat tingkah perempuan itu, dia membuka pintu apartemennya dengan lebar kemudian menyusul perempuan itu.
Baekhyun baru saja akan mengeluarkan kunci rumahnya ketika tangannya tiba-tiba di tarik dengan kasar. Dia memandang punggung Chanyeol dengan terkejut, terlebih lagi lelaki itu menariknya masuk ke rumahnya.
Chanyeol membanting pintu rumahnya setelah membawa Baekhyun masuk kedalam. Dia meraih tangan perempuan itu lagi dan mendorongnya duduk di salah sofa ruang tengahnya.
Baekhyun diam. Tubuhnya menegak. Dia sedang bingung dengan situasi sekarang. Kenapa lelaki itu membawanya masuk ke rumahnya?
Chanyeol yang telah memastikan Baekhyun duduk disana melengos pergi menuju kitchen setnya. Dia membuka sebuah laci atas dan mengeluarkan kotak kesehatannya lalu menghampiri perempuan itu.
Saat itulah Baekhyun sadar kenapa lelaki itu seperti ini.
Dia menurunkan tangannya yang masih memegang bungkusan es krim di dahinya, kemudian menatap lelaki itu yang kini duduk di sampingnya.
Chanyeol memaksa tubuh itu untuk menghadapnya tanpa mengatakan apapun. Dia menyingkirkan bungkusan es krim itu ke atas meja lalu menatap perempuan itu.
Dahi membiru dan punggung tangan melepuh.
Jadi perempuan itu memakai perban kemarin karena tangannya melepuh?
"Shit."
Baekhyun terkeju ketika mendengar lelaki itu mengumpat. Dia menarik tangannya yang masih di pegang oleh lelaki itu dan bergegas pergi dari sana.
"Duduk!" Chanyeol menarik tangan perempuan itu yang sudah berdiri dan akan pergi dari sana. Dia memaksa perempuan itu lagi untuk duduk menghadapnya.
Chanyeol mengeratkan pegangannya pada tangan perempuan itu kemudian membuka kotak kesehatannya.
"Jangan membuatku melakukan ini lagi nanti. Jaga dan rawat tubuhmu sendiri, jangan muncul di hadapanku dengan luka yang tak di obati."
"Aku sudah mengobatinya." Bela Baekhyun atas dirinya sendiri. Dia sudah mengobatinya. Dia sudah datang ke Kyung Soo.
Chanyeol menatap perempuan itu tajam, "Mengobatinya dengan es krim? Bagus, kamu itu sebut mengobati?" Chanyel mengambil salep untuk luka bakar dan lebam ataupun memar.
"Aku mengompresnya dengan es krim, itu sudah cukup." Bela Baekhyun lagi.
Chanyeol tak berkata apapun lagi, dia mengolesi tangan perempuan itu terlebih dahulu lalu dahi perempuan itu yang membiru. Chanyeol mengerutkan dahinya saat melihat lebam itu sangat biru dan ada warna merah di sekitarnya.
Dia ingin tahu apa yang terjadi dengan perempuan itu hingga lebam seperti ini dan kenapa tangannya bisa melepuh?
Namun dia menahan dirinya dan tak mengatakan apapun lagi selain mengobati luka itu.
Chanyeol memasukkan kembali salepnya kemudian bangkit dari sana. Dia berjalan menuju dapurnya kembali sambil membawa kotak itu, menyimpannya ke tempat semula lalu membuka lemari pendinginnya. Dia mengambil ice pack yang di simpannya di bagian freezer, kemudian memberikannya pada perempuan itu.
"Pakai ini, sepertinya kamu demam. Tanganmu sudah cukup membaik, jangan kena air dulu karena itu akan basah nantinya, biarkan itu mengering."
Baekhyun mengambil ice pack itu dengan ragu lalu menatap Chanyeol.
"Pergilah."
Baekhyun langsung berdiri dari sana dan bergegas keluar dari mansion itu.
Dia menanamkan dalam hati ketika keluar dari mansion itu dan menuju mansionnya.
Jangan terluka di hadapan Chanyeol.
Jangan membuat Chanyeol melihat lukamu.
Dia harus segera pindah dari sini.
Karena dia pasti akan terus terluka entah sampai kapan dan Chanyeol jangan sampai mengetahui hal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Italian Whites
FanfictionBaekhyun tidak masalah dengan semua yang terjadi di sekitarnya. Hanya satu yang dia pedulikan. Dan itu adalah lelaki yang membenci dirinya.