Luhan menutup pintu yang ada di belakangnya dan menguncinya, kemudian menatap Chanyeol yang berdiri tak jauh darinya. Luhan melangkahkan kakinya menjahui lelaki itu menuju salah satu sofa yang ada disana dan duduk di atasnya. Dia memandang Chanyeol, kemudian menyuruh lelaki itu duduk, "Duduklah, ada yang harus aku katakan padamu."
Chanyeol menuruti perempuan itu dan duduk di sofa yang berhadapan dengan perempuan itu, kemudian bertanya dengan bingung, "Ada apa ini kak?"
"Apakah kamu menyembunyikan Baekhyun?" tanya Luhan langsung.
Chanyeol diam sesaat. Dia terkejut mendengar Luhan bertanya seperti itu, namun dia dapat mengontrol keterkejutannya dengan sangat baik. "Tidak, aku tidak tahu Baekhyun dimana kak, ada apa?"
Raut wajah Luhan berubah jadi sangat dingin. "Aku selalu mengawasi kalian, Park, ingat itu, jika kamu melewati batasmu, aku takkan pernah memaafkanmu."
Chanyeol mengerutkan dahinya, dia berlaga tidak mengerti berbanding terbalik dengan jantungnya yang berdetak sangat cepat. "Apa maksud kakak?"
"Aku tahu kamu bermain belakang dengan Baekhyun." Chanyeol menahan napasnya, rahangnya langung mengerat, rasa amarah menyelubunginya. "Jika Jin Ah sampai tahu soal ini dan tersakiti oleh kalian, aku tidak akan memaafkan kalian berdua."
"Aku sudah memperingatkan Baekhyun soal ini, dan sekarang aku memperingatkanmu."
"Aku mengawasi kalian."
Chanyeol menghela napasnya, "Aku mengerti."
Luhan tersenyum puas mendengar itu, "Dan jika Baekhyun terus mengganggumu, katakan padaku."
"Aku tahu kamu sangat mencintai Jin Ah, Chanyeol. Aku tahu."
"Jadi aku akan mencoba percaya padamu dan memberikanmu kesempatan."
Chanyeol tersenyum berterimakasih pada perempuan itu, "Terimakasih Kak, Kakak sangat membantuku dan mengerti perasaanku."
"Jujur saja aku sudah memperingatinya dengan sangat keras, namun dia tetap seperti itu."
"Ketika kakak mengatakan akan membantuku, aku sangat senang."
"Terimakasih."
"Aku juga ingin segera terlepas dari Baekhyun."
Luhan tersenyum semakin lebar mendengar pengakuan Chanyeol itu. "Aku akan membuat dia menjauh dari kalian. Aku ingin Jin Ah bahagia. Aku ingin kalian bahagia."
"Aku juga, Kak. Aku ingin Jin Ah bahagia bersamaku."
*
Baekhyun membuka matanya dari mimpi buruk itu. Dia bangun dari posisinya dan bersandar pada ranjang rawatnya itu. Untuk beberapa saat dia hanya diam menatap ke depan, lalu dia mengalihkan pandangannya perlahan pada pemandangan kota dibalik kaca besar di sampingnya.
Dia menghembuskan napasnya dengan lelah perlahan, kemudian menekuk kedua kakinya untuk dia peluk dan menopan kepalanya di atas lututnya. Perasaannya sedang sangat tidak nyaman sekarang akibat mimpi buruk itu. Dia sangat takut. Dia gelisah. Dan dia sangat kehilangan.
Dia membutuhkan Chanyeol.
Dia ingin lelaki itu berada di sampingnya.
Dia ingin lelaki itu berada disini sekarang.
Baekhyun menatap jauh pemandangan lampu-lampu yang menyala dengan terangnya di dalam kegelapan.
Dia membutuhkan Chanyeol.
Dia sangat membutuhkannya.
*
Setelah acara makan malam itu selesai dan mengantar kedua orang tuanya ke kediaman keluarg besarnya, Chanyeol bergegas mengemudikan mobilnya kembali menuju mansionnya. Tangannya mencengkram kemudian mobilnya dengan erat dan rahangnya mengeras.
Byun Baekhyun sialan, kenapa Luhan sampai tahu soal hubungan mereka!??
Dan kenapa perempuan itu tak memberitahu dirinya soal ini!?
Chanyeol mencoba menghubungi Baekhyun, namun perempuan itu tak kunjung mengangkat teleponnya. Chanyeol terus mencobanya berula kali, namun tetap tak ada jawaban. Dia menekan pedal gas mobilnya semakin kencang dan bergegas kembali ke mansionnya, berharap perempuan itu tak ada disana sekarang.
Chanyeol menutup pintu mansionnya dengam cara di banting setelah dirinya sampai disana dan masuk kedalamnya. Dia membuka pintu yang ada di sebelah kanannya dengan amarah lalu mendapati ruangan itu masih dalam ke adaan gelap.
Berarti Baekhyun tidak ada disana.
Chanyeol bergegas menuju kamarnya dan menuju lemari pakaiannya. Dia mengeluarkan seluruh pakaian perempuan itu dari lemarinya dan memasukkannya ke tas pakaian perempuan itu yang ada disana. Lalu dia pergi menuju kamar mandinya dan mengambil semua peralatan mandi perempuan itu dan memasukkannya kedalam tas pakaian perempuan itu. Dia menatap seluruh kamarnya, mencari benda-benda perempuan itu dan tak menemukan apapun lagi di kamarnya, diapun keluar dari sana dan turun ke lantai bawah.
Chanyeol menjatuhkan tas itu di lantai begitu saja, kemudian menuju beranda mansionnya dan mengambil satu pot tanaman milik perempuan itu. Dia membawanya masuk ke dalam mansionnya dan membuangnya ke tempat sampah. Dia menatap sekitarnya lagi dan mencoba mengingat-ngingat benda apa saja yang perempuan miliki disini.
Dia mengambil celemek perempuan itu yang berada di dapur. Dia melepas semua sticky notes yang perempuan itu tempelkan di lemari pendinginnya. Lalu dia menatap sekitarnya lagi dan dia ingat satu hal. Dia berjalan menuju sebuah laci penyimpanan di dapurnya dam membukannya. Dia melihat sebuah botok kaca berwarna coklat yang waktu itu Baekhyun keluarkan dari sana. Dia mengambilnya, kemudian dia membuangnya ke dalam tempat sampah.
Kini tak ada satupun benda milik perempuan itu di mansionnya.
Kini dia tidak perlu takut akan perempuan itu.
Chanyeol mengambil kantung sampahnya kemudian berjalan keluar mansionnya setelah mengambil tas pakaian perempuan itu. Dia berjalan menuju tempat pembuangan sampah dan menyimpannya disana.
Dia sekarang sudah terbebas dari perempuan itu.
"Selamat tinggal Byun Baekhyun."
Chanyeol bergegas kembali ke mansionnya. Dia harus istiharat karena dirinya memiliki jadwal pagi.
Chanyeol tersenyum dengan lebar dan langkah kakinya menjadi sangat ringan sekarang.
Inilah akhirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Italian Whites
FanfictionBaekhyun tidak masalah dengan semua yang terjadi di sekitarnya. Hanya satu yang dia pedulikan. Dan itu adalah lelaki yang membenci dirinya.