18

1.8K 238 8
                                    

Baekhyun membuka matanya kemudian langsung bangun dari tempat tidurnya saat itu juga. Dia bangkit dan pergi menuju kamar mandi yang ada di kamarnya itu. Dia menyalakan air keran di wastafel dan menjumput airnya untuk mencuci mukanya. Untuk sesaat dia diam lalu menatap semin yang ada di hadapannya.

Sangat buruk.

Kata itu langsung terlintas di benaknya saat melihat wajahnya. Dekil, kusam, dan menyedihkan. Terlebih lagi rambutnya yang lepek dan basah.

Baekhyun menghela napasnya lalu melepas seluruh pakaiannya dan pergi menuju bagian bawah shower. Dia menyalakan shower itu lalu air perlahan mulai muncul dari atas dab membasahi tubuhnya hingga ke bawah.

Chanyeol terbangun dari tidurnya yang berada di lantai ketika mendengar suara air yang jatuh. Dia menegakkan kepalanya yang bersandar pada ranjang lalu menatap tempat itu.

Perempuan itu.

Dia berdecak kesal saat mendapati Baekhyun tidak ada di tempat seharusnya dan malah di kamar mandi. Dia langsung berdiri dan berjalan menghampiri kamar mandi itu.

Baekhyun memalingkan wajahnya yang sedang menenggak menikmati air shower yang jatuh ke wajahnya ketika mendengar suara pintu kamar mandinya di buka dan dia mendapati lelaki itu sedang berjalan menghampirinya. Tangan langsung di tarik ketika lelaki itu sudah dekatnya, namun dia langsung menariknya kembali dan menatap lelaki itu dengan bingung.

"Apa yang sedang kamu lakukan disini?" tanyanya.

"Seharusnya itu yang jadi pertanyaanku." Timpal Chanyeol, "Apa yang sedang kamu lakukan disini?" Tanyanya dengan dingin.

"Aku sedang mandi, tentu saja." Jawab Baekhyun santai. Dia berusaha melepaskan tangannya dari cengkraman lelaki itu, lalu menyerah ketika cengkrama itu semakin menguat. "Lepaskan tanganku."

"Tidak." Jawab Chanyeol tegas. Dia melangkah menuju keran dan mematikan air shower itu lalu menyeret perempuan itu keluar.

Dia menarik kemudian mendorong perempuan itu ke atas tempat tidur setelahnya dia kembali ke kamar mandi dan mengambil beberapa handuk. Dia lemparkan handuk itu pada perempuan itu dan berkata, "Keringkan tubuhmu, lalu pakai pakaianmu dan keluar dari sini. Aku akan tunggu di bawah."

Baekhyun mengambil handuk itu, dahinya berkerut sekilas ketika mendengar itu lalu menatap Chanyeol yang kini berlalu keluar dari kamarnya.

Apa yang telah terjadi?

*

Baekhyun mengikuti perkataan lelaki itu, dia turun dari kamarnya setelah memakai pakaiannya. Sebuah kemeja putih kebesaran membalut tubuhnya hingga menutupi hot pants yang di pakainya, membuat dia seperti tenggelam dalam baju itu dan tak memakai apapun untuk bawahannya.

Chanyeol mengerutkan dahi sekilas melihat gaya berpakaian perempuan itu yang tak berubah. Dia meletakkan gelas berisi air mineral yang ada di tangannya ke atas meja pantry.

"Duduklah." Titahnya.

Baekhyun menatap sebuah mangkuk berisi bubur di hadapannya dan sebuah gelas yang sebelumnya di pegang oleh lelaki itu.

"Makan."

"Aku tidak lapar dan tidak ada niatan untuk makan."

"Kamu harus minum obat."

"Akan kulakukan nanti." Baekhyun menatap lelaki itu, "Sebaiknya kamu pergi sekarang. Bukankah itu sangat memuakkan?-" tanyanya "Berada di dalam satu ruangan bersamaku."

"Ya. Sangat memuakkan. Maka dari itu, jangan muncul di hadapanku seperti ini lagi dan membuatku kasihan padamu. Pergilah. Pergilah sejauh mungkin, jangan membuatku merasa kasihan padamu. Jangan membuatku harus peduli padamu."

"Ya. Kalau gitu cepat pergi sekarang."

Chanyeol langsung pergi keluar dari mansion itu dan meninggalkan Baekhyun yang kini mengambil mangkuk bubur itu.

Setelah ini dia harus mengembalikan mangkuk serta gelas itu padanya.

Dia harus bertemu kembali dengan lelaki itu hanya karena untuk mengembalikan mangkuk dan gelasnya.

Baekhyun mengambil sendoknya lalu menyuapkan bubur di hadapannya ke dalam mulutnya. Untuk sesaat dia dapat menerima bubur itu, namun ketika dia akan menelannya, dia merasa mual dan bergegas lari ke bak cuci piring untuk mengeluarkan isi perutnya yang kosong.

Baekhyun membasuh mulut serya mukanya ketika mual itu berhenti. Dia diam kemudian menjatuhkan dirinya ke lantai.

Sepertinya dia semakin parah.

Dia harus menghubungi Kyung Soo.

*

Chanyeol akhirnya dapat tidur dengan nyaman. Dia merebahkan dirinya ke atas tempat tidur dan matanya langsung terpejam ketika merasakan kelembutan tempat tidurnya. Dia sangat merindukan kasurnya.

Ini waktunya tidur nyenyak.

Setelah dirinya terpaksa merawat perempuan itu, dia tak bisa tidur dengan nyaman, karena dia harus mengganti kain serta air kompresan untuk perempuan itu selama dua hari, dan tadi malam adalah yang termudah sehingga membuatnya dapat tidur sebentar. Panas perempuan itu sudah menurun, jadi sekarang tidak ada masalah. Dia sudah memberikannya obat, selama perempuan itu meminumnya dengan baik itu tidak akan masalah.

Chanyeol menyamankan kepalanya ke bantal dan menarik selimutnya. Dia sudah siap untuk tidur.

Selamat tidur.

Chanyeol membuka matanya dan mencoba merubah posisi tidurnya ketika rasa kantuknya tiba-tiba menghilang. Dia memejamkan matanya kembali dengan erat dan mencoba menjemput rasa kantuknya, namun tak kunjung datang.

Chanyeol merubah posisinya ke semula dan menatap langit-langit kamarnya.

Dia diam dan terus memandangi langit-langit itu.

Rumah itu sangat kosong. Tak ada sofa, meja makan serta kursinya. Tak ada lemari pakaian dan alat makan. Hanya ada tempat tidur serta beberapa sendok dan sumpit sekali pakaian. Bahkan bajupun disimpan di dalam kopernya atau masih berada plastik laundry. Seakan-akan tempat itu hanya akan di tinggali sementara.

Kalau memang seperti itu, kenapa perempuan iti memilih mansion yang berukuran besar? Perempuan itu bisa memilih apartemen yang lebih kecil dan tinggal disana jika akan tinggal sementara.

Chanyeol berusaha mengembalikan kesadarannya.

Jangan memikirkan perempuan itu lagi Park!

Jangan memikirkan perempuan yang hampir membuatmu kehilangan orang yang kamu cintai selamanya!

Jangan memikirkannya!

Chanyeol memejamkan matanya kembali.

Lalu dia teringat sesuatu.

Dia melihat beberapa botol obat di salah satu laci ketika mencari sendok. Botol obat yang sama seperti waktu itu. Lalu dia bertanya pada dirinya sendiri -

Kenapa dia masih minum obat-obatan itu?

Italian WhitesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang