29

2K 248 19
                                    

Kyung Soo kembali sangat terlambat ke halaman belakangnya. Dia di cegat oleh ibunya dulu jadi dia tak bisa mengelak. Mau segimanapun keras kepalanya, dia tak bisa menghindari ibunya kecuali ibunya itu menyerah dengan kekerasan kepalanya. Kyung Soo bergegas menghampiri Baekhyun dengan jantung yang berdegub cepat takut perempuan itu kenapa-kenapa.

"Baekhyun, maaf lama." Ujarnya ketika sampai disana. Dia langsung memasangkan selimut yang dibawanya pada Baekhyun lalu. "Ibu menahanku saat akan kembali kesini tadi, maaf."

Baekhyun menggeleng, "Bukan masalah." Ujarnya.

Kyung Soo tersenyum tipis lalu mengusap lengan atas Baekhyun yang di tutupi selimutnya. "Aku sudah membawa obatnya." Kyung Soo mengeluarkan bungkusan kecil yang berisi beberapa tablet dan kapsul obat berbagai jenis di dalamnya.

Baekhyun mengambil bungkusan itu dan tersenyum tipis, "Terimakasih."

"Aku akan mengambil airnya, tunggu sebentar."

Kyung Soo bergegas menuju meja makan tempat saudara-saudaranya makan malam sebelumnya. Dia mengambil satu botol air mineral yang masih tersegel di atas meja lalu kembali pada Baekhyun dam berjongkok di hadapannya.

"Minumlah."

Baekhyun mengangguk, dia mengeluarkan seluruh obatnya dan memasukannya ke dalam mulut sekaligus. Kyung Soo langsung memberikan botol air mineral yang dia buka pada Baekhyun dan perempuan itu langsung meminum isinya sangat banyak.

Kyung Soo mengambil botol itu kembali lalu meletakkannya di bawah, dekat kakinya. Dia menatap Baekhyun yang kini juga menatapnya. "Masih dingin?" Tanyanya.

"Bukan kamu yang kedinginan?" Baekhyun tertawa kecil, "Kemarilah, selimutnya masih bisa menampungmu."

Kyung Soo menggelengkan kepalanya, "Meskipun aku merasa dingin, aku masih bisa menahannya." Lalu dia tertawa, "Kamu lupa? Aku tak sepertimu yang kedinginan sedikit, langsung tepar begitu saja."

Baekhyun ikut tertawa mengingat musim dingin yang dia habiskan waktunya dengan Kyung Soo waktu dulu. Padahal saat itu dia sudah menggunakan baju enam lapis dan itu semua berbahan tebal, tapi dia tetap saja jatuh sakit tak lama kemudian. Berbanding terbalik dengan Kyung Soo yang hanya memggunakan tiga lapis, namun dia baik-baik saja. Terkadang Baekhyun sangat iri dengan orang-orang yang seperti Kyung Soo itu.

Mereka saling bertatapan kembali dan tersenyum satu sama lain. Kyung Soo mengalihkan pandangannya menatap tubuh Baekhyun yang tertutupi oleh beberapa selimut lalu memberikan pijatan kecil pada kaki yang ada di hadapannya itu.

*

Chanyeol menatap semua yang di lakukan Kyung Soo pada Baekhyun dengan datar. Dia tahu bahwa perempuan itu sedang tidak baik-baik saja saat dia menghampiri waktu itu. Bola mata perempuan itu sedikit menguning di warna putihnya dan wajahnya cukup pucat meskipun agak samar. Tangannya sangat dingin ketika mereka tak sengaja bersentuhan ketika dia memberikan kotak itu padanya. Namun dia tak habis pikir, kenapa Kyung Soo membiarkan Baekhyun untuk tetap di luar jika perempuan itu sedang sakit?

Chanyeol menatap mereka lagi dan terdiam saat melihat perempuan itu sedang tertawa dengan Kyung Soo. Perempuan itu menarik rambutnya yang jatuh kedepan ke belakang telinganya lalu menarik bibirnya membentuk sebuah senyuman. Chanyeol tak dapat melihatnya dengan jelas, tapi dia tahu senyuman apa yang perempuan itu tunjukkan pada Kyung Soo.

Senyuman yang dulu sempat membuat jantungnya berdegub cepat.

Senyuman yang sangat lembut dan membuat orang yang melihatnya merasa sangat senang.

Senyuman yang entah kapan terakhir kali dia melihatnya.

Itu sudah sangat lama.

Sangat, sangat, sangat lama.

Dan sekarang dia baru pertama kali melihat senyuman itu lagi.

Dan senyuman itu masih sama dengan senyuman yang dia ingat dulu.

Chanyeol memalingkan wajahnya kemudian berlalu pergi dari balkom itu.

Dia harus menemui Jin Ah.

*

Baekhyun dan Kyung Soo berhenti tertawa saat merasakan seseorang berjalan ke arah mereka. Mereka melihat siapa yang datang lalu bertatapan. Kyung Soo berdiri dari posisinya dan menyingkir ke samping, berdiri di dekat Baekhyun.

"Berikan benda itu!" Ujar Luhan ketika dia sudah berdiri di hadapan Baekhyun. Wajahnya sangat merah dan matanya menyorotkan rasa marah yang sangat besar.

"Benda apa?" Tanya Baekhyun.

"Benda yang Chanyeol berikan padamu! Berikan padaku sekarang juga!"

Baekhyun melirik Kyung Soo lalu menatap Luhan kembali. Dia mengambil kotak merah yang di berikan Chanyeol lalu menyerahkannya pada Luhan.

Luhan mengambil kotak itu dengan kasar lalu membukanya. "Benar dugaanku! Bukankan ini cincin milik keluarga Park!? Kenapa Chanyeol memberikannya padamu!?"

"Bibi yang memberikannya. Chanyeol hanya mengantarkan itu padaku."

"Jangan berbohong!"

"Jika Kakak tidak percaya, silahkan bertanya pada Bibi Park." Ujar Baekhyun dengan lantang.

"Kalau begitu kenapa Bibi memberikannya padamu? Kenapa bukan Jin Ah!?"

Baekhyun nenghela napasnya, "Kenapa tidak Kakak tanyakan pada Bibi?"

Luhan mengeraskan rahangnya.

"Kakak," Panggil Baekhyun, "Kenapa kakak selalu saja mempermasalahkan segala sesuatu yang bersangkutan denganku? Apakah Kakak sangat membenciku sampai selalu saja marah padaku? Aku seperti tidak pernah berbicara dengan normal setiap sama Kakak. Jika tidak marah, pasti mengancam atau memperingatiku."

Luhan tak menjawab pertanyaan Baekhyun, dia malah mengambil cincin yang ada di dalam kotak itu kemudian memandang kebun yang ada di bawah mereka.

Baekhyun melebarkam matanya dan langsung berdiri dengan tiba-tiba ketika Luhan melemparkan cincin itu ke bawah.

"Kakak!" Baekhyun berseru marah ketika Luhan melemparkan cincinya, dia menatap tak percaya dengan apa yang di lakukan oleh Kakanya itu.

Kyung Soo langsung membantu Baekhyun yang oleng ketika berdiri dengan tiba-tiba. Dia mencengkram lengan atas Baekhyun dengan kuat dan membantu perempuan itu agar tetap berdiri.

"Kenapa kakak membuangnya!?"

"Itu adalah hal terbaik." Luhan menatap Baekhyun dengan tajam dan dingin. "Jika itu milik keluarga Park namun bukan untuk Jin Ah, ini adalah yang terbaik. Kamu tidak tahu betapa Jin Ah merasa sakit saat tahu kamu memiliki cincin keluarga Park!? Dia yang akan menjadi bagian keluarga Park, tapi kenapa kamu yang memiliki cincin itu!?"

"Baekhyun! Sampai kapan kamu akan menyakiti adikmu sendiri!? Sampai kapan kamu membuat Jin Ah tak dapat merasakan kebahagiannya!?"

"Ini tinggal beberapa hari lagi menuju hari pernikahan mereka! Kenapa kamu tidak berhenti menyakiti Jin Ah juga!?"

"Aku tak percaya punya adik sepertimu!"

Italian WhitesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang