Sudah hampir dua minggu dia tinggal di rumah keluarganya dan tinggal satu minggu lagi menuju pernikahan Jin Ah serta Chanyeol. Waktu tak terasa berlalu dengan sangat cepat. Setelah dia melakukan dua harapannya, kini hanya tinggal tiga harapan lagi. Dia sangsi apakah dirinya akan sanggup melakukan semua harapan itu di dalam waktu yang singkat ini?
Terlebih lagi harapan terakhirnya.
Mungkin itu bisa di lakukan pada saat-saat terakhir nanti.
Baekhyun memasuki ruang makan keluarganya untuk makan malam bersama dan tak sengaja pandangannya bertemu dengan kedua orang tuanya. Dia langsung merasa canggung dengan mereka. Meskipun sudah beberapa hari di lewati sejak itu, dia masih tak dapat menyampingkan rasa canggung yang muncul itu. Seharusnya dia tak melakukannya. Seharusnya dia tidak melakukan itu dan hanya diam saja. Menyimpan semua pertanyaan dan perkataan waktu itu untuk dirinya sendiri.
Baekhyun menarik kursinya dan duduk di tempat biasanya.
Jin Ah dan Luhan tak lama kemudian muncul lalu mereka menyadari ada suasana aneh di antara kedua orang tuanya dengan Baekhyun. Sebenarnya mereka sudah menyadari sejak beberapa hari yang lalu, namun mereka tak menyangka akan selama ini.
Luhan dan Jin Ah saling bertatapan kemudian berlalu menuju kursinya masing-masing.
Makan malampun di hidangkan. Masih makanan khas rumahan korea dengan beberapa pencuci mulut sederhana, hanya mangkuk nasi Baekhyun yang sedikit berbeda. Seluruh anggota keluarganya memakan nasi sedangkan dirinya dengan bubur yang cukup encer, namun tak ada yang mempedulikan itu.
Awalnya mereka makan malam dengan tenang dan santai - Jinki serta Kibum berbincang beberapa hal tentang masalah pekerjaan sedangkan Jin Ah sibuk dengan ponselnya - sebelum Luhan - yang memakan nasinya dengan perasaan kesal dan terganggu dwngan suasana sebelumnya - berkata dengan tiba-tiba - "Apa yang telah terjadi antara Eomma, Appa, dan Baekhyun?"
Baekhyun tetap memakan makanannya dengan tenang sedangkan kedua orang tuanya saling tatap satu sama lain dan Jin Ah meletakkan ponselnya di atas meja.
"Tidak ada apa-apa, memangnya kenapa, sayang?" Tanya Kibum.
"Kalian sangat canggung tadi." Timpal Jin Ah, "Apakah kak Baekhyun melakukan sesuatu lagi?" Jin Ah menatap Baekhyun dengan sangsi.
Baekhyun mengangkat kepalanya mendengar itu, dahinya berkerut sekilas namun tak mengatakan apapun atau menanggapi perkataan Jin Ah itu.
Baekhyun menatap kedua orang tuanya dan dia tersenyum tipis lalu melanjutkan makan malamnya.
"Bukankah ini seperti biasanya?" Jawab Jinki. "Tak ada yang terjadi dan Baekhyun juga tak melakukan atau membuat masalah lagi."
"Justru itu," Ujar Luhan, dia menatap adik pertamanya dengan tajam. "Aku tidak tahu apa yang telah terjadi antara kalian, tapi jika kamu mengulang kembali apa yang kamu lakukan waktu itu, aku takkan segan-segan lagi padamu, meskipun kamu adikku sendiri." ujarnya pada Baekhyun.
"Kakak terlalu banyak berpikir yang tidak-tidak dan tak berguna." Baekhyun menarik senyuman tipis menanggapi perkataan Luhan. " Aku tahu apa yang aku lakukan dan aku tahu apa akibatnya, tanpa Kakak katakan lagi, aku sudah tahu apa yang akan terjadi jika aku melakukan itu." Jawab Baekhyun.
"Tidak-tidak? Tak berguna?" Luhan mendengus muak mendengar perkataan Baekhyun. "Lalu apa maksudmu waktu itu berada di apartemen Chanyeol!? Kamu tahu sendiri bahwa dia adalah calon suami adikmu, tapi kenapa kamu bisa berada disana!?"
"Aku tidak akan berpikir yang tidak-tidak dan tak berguna jika kamu bisa menjaga sikapmu itu!"
"Tidak tahu malu."
"Setelah apa yang terjadi waktu itu, apakah kamu masih tidak tahu dimana letak kesalahanmu?"
Baekhyun meletakkan peralatan makannya dan menatap seluruh anggota keluarganya.
Dia menatap Jin Ah yang memalingkan wajahnya tak ingin bertatapan dengannya.
Begitu juga dengan ibunya.
Baekhyun tersenyum kecil pada Jinki yang menatapnya dengan pandangan yang sulit dia mengerti.
Lalu dia menatap Luhan yang menatapnya tajam, dan penuh benci.
"Aku memang tidak pernah setuju dengan keputusan Papah yang membawa kembali anak ini ke rumah."
"Seharusnya Papa mengusirnya lagi ke Swiss."
Jinki menatap putri sulungnya dan akan menanggapi perkataan putrinya ketika Baekhyun memotongnya berbicara.
"Meskipun Papa menyuruhku pergi ke Swiss, aku tidak akan melakukan itu." Ujar Baekhyun. "Pekerjaanku masih belum selesai dan aku takkan pergi dari Korea jika itu belum selesai."
"Bibi Park yang memintaku untuk terus mengawasi perkembangannya, jadi aku takkan pergi."
"Jika Kakak ingin aku pergi sekarang juga, silahkan berbicara pada bibi Park secara langsung." Baekhyun menariknya bibirnya membentuk senyuman sopan pada Luhan, kemudian dia menatap Jin Ah. "Jika Jin Ah berbicara pada Bibi, mungkin itu bisa terjadi."
Jin Ah mengeratkan rahangnya mendengar itu. Dia tak mungkin bisa membujuk Bibi Park untuk membiarkan Baekhyun pergi sementara pernikahan dia dengan Chanyeol sebentar lagi dilaksanakan. Meskipun alasannya adalah ketakutannya akan apa yang terjadi tiga tahun yang lalu, itu tak mungkin bisa di iyakan begitu saja oleh Bibi Park.
Bibi Park sangat menyukai kakaknya itu.
Jinki menghela napasnya, "Sudah. Mau bagaimanapun Baekhyun akan tetap disini hingga pernikahan Jin Ah dan Chanyeol." Ujarnya. "Dan soal kenapa Baekhyun bisa berada di apartemen Chanyeol waltu itu, bukankah Chanyeol sudah menjelaskannya padamu, Jin Ah? Apakah kamu masih meragukan penjelasannya?"
Jin Ah menggelengkan kepalanya.
"Jadi sudah tidak yang harus di permasalahkan lagi, kan? Lanjutkan makan malamnya."
"Baik." Ujar Jin Ah dan Luhan.
Baekhyun menghembuskan napasnya pelan kemudian mendorong kursinya. "Terimakasih atas makanannya."
Jinki menatap Baekhyun terkejut mendengar itu, "Sudah selesai lagi? Tapi -" Dia menatap mangkuk nasi Baekhyun dan kembali terkejut melihat bubur yang ada di dalamnya bukan nasi. "Kenapa kamu makan bubur?" Tanya Jinki.
"Saya hanya ingin makan bubur saja." ujar Baekhyun.
"Saya sudah selesai makannya. Saya ijin kembali ke kamar duluan." Baekhyun membungkukkan badannya sekilas lalu pergi kembali ke kamarnya.
Luhan dan Jin Ah kembali makan malam seperti sebelumnya, berbeda dengan Jinki yang kini menatap istrinya dengan penuh kebingungan di matanya.
"Biarkan saja, bukankah dia memang seperti itu?" Ujar Kibum.
Jinki menghela napasnya, sepertinya istrinya tak menyadari apa maksud dari tatapannya.
Ya, mungkin Baekhyun hanya sedang ingin makan bubur saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Italian Whites
FanfictionBaekhyun tidak masalah dengan semua yang terjadi di sekitarnya. Hanya satu yang dia pedulikan. Dan itu adalah lelaki yang membenci dirinya.